Ch. 26

3.1K 213 9
                                    

"TIIIDAAAK.." teriakan Moly dan Vani membuat Zyko berlari masuk kembali ke ruang makan. "Ada apa?" tanya Zyko khawatir.

Baag... Bugg.. Baaag..

"Aduh, apa yang kalian lakukan? Berhenti Moly" kata Adam yang melihat Vani dan Moly memukuli Zyko. "Vaniku, apa yang kau lakukan?" tanya Revin sembari mengangkat tubuh Vani. "Lepas Revinku. Dia akan berbuat hal yang aneh-aneh terhadap Fayla" kata Vani. "Apa? Moly hentikan" kata Adam sembari mengangkat tubuh Moly juga.

"Uhuk.. Uhuk.. Memangnya apa yang akan kulakukan pada Fayla?" tanya Zyko sembari mengatur nafasnya yang baru lepas dari cekikan Moly.

"Kau akan berbuat 'itu' pada Fayla" kata Vani. " 'itu'? Oh, hahahahahaha..." tawa Zyko tidak tertahankan setelah mendengar penjelasan Vani. "Apa yang kau tertawakan hah?" tanya Moly marah. "Turunkan mereka Revin, Adam" kata Zyko. Revin dan Adam pun menurunkan Vani dan Moly. "Aku tidak akan melakukan hal seperti itu pada Fayla" kata Zyko sembari berdiri dengan senyum yang terukir di wajahnya. "Kenapa? Apa karna kau memiliki LILIAN" kata Vani dengan penekanan nadanya. "Tidak, bukan itu alasannya" kata Zyko datar. Senyum yang tadi terdapat di wajahnya luntur seketika. "Lalu?" tanya Moly. "Belum waktunya kalian tahu" kata Zyko sembari pergi ke dalam kamarnya.

"Belum saatnya kita tahu? Hah, alasan macam apa itu" kata Vani marah. "Sudahlah Vaniku, mungkin dia sedang ada masalah" kata Revin. "Ah, aku pusing. Lebih baik aku tidur sekarang" kata Vani sembari pergi ke lantai 2. "Vaniku tunggu, kita bareng ya" kata Revin sembari jalan di samping Vani.

Akhirnya mereka berdua sudah masuk kamar, hanya tinggal Moly dan Adam saja yang ada di ruang makan. "Apa kau belum lelah? Dari tadi kamu mendapat luka yang dalam terus" kata Adam khawatir. "Lelah sih pasti, cuman ini sudah tugasku juga. Jadi harus di kerjakan" kata Moly sembari menggerakan air untuk mencuci piring.

"Beres, Hoam.. Aku duluan ya" kata Moly sembari pergi ke lantai atas. "Bareng" kata Adam manja. "Sejak kapan kau seperti Revin?" tanya Moly. "Sejak aku mendapatkan hatimu" kata Adam. "Gombal, ble.." kata Moly seraya menjulurkan lidah dan lari masuk ke kamar. "Hey.." kata Adam.

Adam pun berlari dan masuk ke dalam kamarnya.

_Paginya_

"Ungh.." lenguh Fayla. "Apa ini?" tanya Fayla bingung. Dia melihat sesuatu.

Tangan? -batin Fayla bingung

Fayla memperhatikan tangan siapa itu, dan menoleh ke sampingnya. "ZYKO!" teriak Fayla. Dia melihat Zyko sedang tertidur dengan posisi duduk dan tangannya berada di atas perut Fayla. "Fayla, kau sudah sadar?" tanya Zyko yang baru bangun.

Tok..

"Tentu aku sudah sadar. Dan apa yang kau lakukan tadi?" tanya Fayla setelah mendaratkan jitakannya pada kepala Zyko. "Aduh.. Sakit tahu. Tapi syukurlah kau sudah sadar, aku? Aku hanya menunggumu sampai sadar" kata Zyko dengan wajah polosnya. Wajah Fayla sudah merah padam karna malu. "Fayla apa kau sakit lagi? Wajahmu merah sekali" kata Zyko sembari mendekatkan wajahnya ke wajah Fayla. "Tidak, aku tidak apa-apa" kata Fayla sembari berlari ke kamar mandi dengan membawa pakaian.

Tidak sampai 5 menit Fayla sudah keluar dengan pakaian yang dia bawa. "Kenapa melihatku seperti itu?" tanya Fayla ketus. "Tidak apa-apa" kata Zyko. Fayla hanya menanggapinya dengan dengusan saja.

Trungg...

Fayla mendengar dengungan di telinganya. Tanda ada telepati yang berusaha menghubunginya.

"Fayla" kata seseorang yang menghubungi Fayla. "Ada apa Ratu?" tanya Fayla. "Ada tugas untukmu dan Zyko" kata Ratu. "Tugas apa Ratu?" tanya Fayla sembari melirik Zyko yang sendari tadi memandanginya dengan senyum yang terlihat jelas. "Kalian harus menghancurkan markas dari ketua penyerangan waktu itu" kata Ratu. Seketika senyum Fayla mengembang. "Dimana markas mereka berada?" tanya Fayla antusias. "Ada di perbatasan selatan. Dekat gunung Netryl" kata Ratu. "Berarti aku harus menghancurkan sebagian hutan" kata Fayla lirih. Senyum yang tadi ada di wajahnya luntur. Dia tidak suka ada yang menghancurkan alam. Tapi sekarang, dia yang disuruh untuk menghancurkan alam. "Tidak banyak Fayla, hanya sedikit. Aku akan minta bantuan Angel Element air dan tanah untuk menyuburkan lagi daerah yang hancur" kata Ratu. "Baiklah ratu, saya akan usahakan" kata Fayla tidak semangat, dan mengakhiri telepatinya dengan ratu.

"Kita semua dapat tugas lagi?" tanya Zyko antusias senyum di wajahnya makin jelas terlihat. "Bukan kita semua. Tapi cuma kita, Angel Element api" kata Fayla lesu. "Benarkah?" tanya Zyko penuh harap. Dan dijawab anggukan oleh Fayla. "Yes.." kata Zyko bahagia. "Kita akan menghancurkan markas pemimpin penyerangan kemarin. Dalam artian yang jelas, kita akan menghancurkan markas Matemu dan teman-temannya" kata Fayla dingin sembari keluar kamar, membiarkan Zyko yang diam mematung di ujung tempat tidurnya.

Angel and Dark. Friend or Enemy ? (book 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang