Demita Chintya

37 9 1
                                    

Demita Chintya, biasa dipanggil Mita. Gadis berusia 14 tahun itu harus merelakan kedua orang tuanya pergi meninggalkannya selamanya. Beberapa bulan yang lalu Papanya meninggal karena kecelakaan, lalu di susul Mamanya yang Depresi dan memilih untuk bunuh diri.

Awalnya ia ingin menyusul kedua orang tuanya, tapi mengingat ia memiliki seorang adik, mana mungkin ia tega meninggalkan adiknya sendirian. Mengajaknya bersama? Ia tidak sebodoh itu untuk mengajak adiknya ikut melakukan tindakan itu.

Lalu pada akhirnya ia memutuskan untuk terus bersama dengan adiknya, didunia. Dan sekarang ia sendirian bersama adiknya.

Kerabatnya entahlah kemana, Papanya bilang bahwa ia menikah tanpa restu orang tua, atau biasa disebut kawin lari, mereka menikah tanpa restu orang tua lalu kabur ke kota dan sampai sekarang satupun orang di keluarganya tidak ada yang mengetahui dimana mereka.

Jadi, bagaimana dengan Mita dan adiknya?

Para tetangganya sudah menyarankan agar mereka dibawa ke panti asuhan, tapi Mita menolak, ia takut kalau Neon adiknya diadopsi ia tidak bisa menemuinya lagi, begitu juga sebaliknya.

Jadi sekarang ini ia tinggal berdua dirumah peninggalan orang tuanya, dan untuk kebutuhannya, para tetangga selalu memberinya.

Ada perasaan tidak enak setiap tetangganya memberinya makanan atau kebutuhan lainnya, entahlah ia merasa sebagai seorang yang dikasihani. Memang betul jika sekarang ia tengah kesulitan, hanya saja...

Ia tau betul bahwa ia hanyalah gadis remaja yang pikirannya masih labil, tapi terkadang ia berpikir "mau sampai kapan kita hidup dalam belas kasihan orang lain?", ia malu. Malu karena ia seperti orang yang tak berguna. Kini ia tak mampu membahagiakan adiknya lagi, Ia tak mampu.

Setiap malam ia selalu berdoa kepada Tuhan agar orang tuanya selalu bahagia disana, dan ia mampu untuk menjalani kehidupan tanpa mereka. Ia ingin membahagiakan adiknya kembali. Setiap malam adiknya itu selalu menangis mencari mama dan papanya yang tak kunjung pulang.

"Mama sama papa lagi liburan, sebentar lagi pulang dan bawa oleh-oleh yang banyak untuk Neon, jadi Neon jangan nangis lagi ya? "

Kata-kata itu yang mampu membuat Neon berhenti menangis, tapi setelah itu ia yang menangis.

Ia menangis karena sedih, rindu, marah, dan kesal.

Setiap hari ia selalu membuka buku Diary -nya dan menuliskan apa yang ia rasakan saat ini. Jika kalian membaca awal buku tersebut isinya adalah curahan kebahagiaan, tapi ketika orang tuanya tiada semuanya hanya berisi keluhan dan permohonan.

"Tuhan, kenapa engkau jahat sekali kepadaku?

Kau mengambil Papa ku lalu kau juga mengambil Mama ku, apa aku kurang baik kepadamu?!"

-

"Orang-orang jadi memandangku dengan tatapan seperti itu, aku tidak suka!"

-

"Mama! Neon terus menangis.  Apa yang harus kulakukan?"

-

"Aku bingung apa yang harus kulakukan? Tuhan... tolong akuu"

-

"Aku ingin bekerja saja agar aku tidak terlihat menyedihkan lagi, aku harus bangkit! Demi Neon!"

Terakhir ia menuliskan itu, dan ia benar-benar melakukannya. Ia bekerja di toko bunga. Sepulang sekolah ia harus mengantar bunga-bunga pesanan, dan itu ia lakukan setiap hari tanpa kenal lelah.

---


DemitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang