(14).you are the reason.

24 6 4
                                    

Sore menjelang malam, sekitar pukul 5. Daniel baru sampai di rumah nya.

Sehabis mengantar Shasya dan Rangga sampai ke gerbang sekolah Daniel melanjutkan aktifitas sore nya dengan bermain basket.

Sampai di rumah, wajah cantik Mama nya lah yang menyambut nya.

       "Sore ma" sapa daniel sambil mengecup pipi kanan Mama nya.

       "Kamu Uda pulang sayang?" Tanya Mama nya yang duduk di sofa.

       "Udah, Daniel tadi basket ma" jawab daniel sambil duduk di samping Mama nya.

       "Pantesan bau apek! muka nya juga lepek, kaya jemuran basah tau gak" ledek Mama nya.

Mama Daniel bernama Rahma asita.

Daniel hanya senyum mendengar ledekan Mama nya.

       "Papa pulang!" Tiba tiba Dendwar, papa Daniel masuk ke dalam rumah.

Daniel yang melihat nya hanya memasang wajah dingin.

Saat Dendwar bergabung duduk di sofa, Daniel langsung bangun dari duduk nya dengan wajah dingin–tanpa senyum sedikitpun.

       "Daniel ke kamar dulu ya ma" pamit nya.

Saat Daniel masih di tangga tiba tiba papa nya berbicara.

       "Yang sopan kamu Daniel! papa gak pernah ngajarin kamu untuk tidak sopan sama orang tua!" Bentak papa nya.

Daniel berhenti di tangga, dan berbalik ke belakang. menatap papa nya dengan tatapan kebencian.

       "Kalau papa datang kamu selalu menghindar, ada apa dengan kamu?!" Tanya papa nya lagi.

Daniel masih diam.
Sampai akhirnya dia angkat suara.

       "Papa pikirin sendiri aja, daniel kenapa! dan maaf! Daniel di ajari sopan santun sama Mama, bukan papa!"

       "Tutup mulut kamu Daniel!" Bentak papa nya.

       "Persis! Daniel memang gak akan pernah Sudi bicara dengan papa!"

Selesai mengucapkan kalimat menusuk itu daniel kembali ke kamar nya.

Di banting nya pintu kuat kuat.
Entah kenapa sekarang amarah nya benar benar memuncak.

Daniel segera menaruh tas nya dan pergi ke balkon kamarnya.

Di panjat nya pagar pembatas dan tiang untuk sampai ke atap.

Kini Daniel duduk dia atap.
Memandang awan sore yang telah berubah jadi jingga.

Suatu kebiasaan nya saat sedang suntuk, naik ke atap dan menyendiri sambil melihat matahari terbenam.

Setidaknya itu dapat membuat hati nya tenang.

Meski sebentar lagi akan di hadap kan pada banyak tantangan di luar sana.

~&&&~


Sepi..
Itu lah yang di rasakan charra saat ini.

Papa nya sedang tidak di rumah.
Dan kerja nya hanya duduk di teras sambil mendengar kan lagu favorit nya dan menyesap secangkir coklat panas.

Di luar sedang hujan rintik-rintik.
Suasana seperti ini menciptakan banyak ide untuk nya.

Namun, ia tak berniat menuangkan ide tersebut dalam lukisan.

Dia terlalu malas untuk sekedar berjalan ke dalam rumah.

Tining..

Tiba tiba satu notifikasi masuk ke handphone nya.

Charra mengambil nya.
Ternyata pesan dari Rangga.

📨Rangga.

Hy. lagi apa?

Charra mendengus kesal menatap pesan dari Rangga yang tidak ada manis manis nya, namun tak urung tangannya mengetik sebuah balasan.

Lagi duduk, dengerin lagu sambil ngeliat hujan.

Send.
Tak beberapa lama notif chat kembali masuk.

📨Rangga.
Sama siapa?

Sendiri.

Awas kedinginan.

Charra hanya senyum. ya jika ingin melihat Rangga perhatian. Charra hanya bisa Melihatnya dari bentuk chat seperti ini.

Gak akan kedinginan. Nanti kalau kedinginan juga aku masuk ke rumah.

Ya udah lanjut lagi. aku mau mandi, habis itu lanjut kegiatan.

Ia, hati hati

Read..
Rangga hanya membaca pesan charra. tak berniat sedikit pun membalas nya.

Charra mendesah.
Ia kembali memandang gerimis yang telah membasahi dedaunan di pekarangan rumahnya.

Semakin lama hari mulai gelap. menciptakan suasana dingin nan menusuk tulang.

Charra yang sudah tak tahan akan dingin nya angin malam segera masuk ke dalam rumah dan mengunci pintu.

Dia berjalan ke arah kamar, entah kenapa hari ini dia tak punya niatan untuk makan malam.

Charra mengambil gitar nya dan membawanya ke atas ranjang.

There goes my heart beating..
'Cause you are the reason..
I'm loshing my sleep..
Please come back Now..

There goes my mind racing..
And you are the reason..
That i'm still breathing..
I'm hopeless Now..

I'd climb every mountain..
And swim every ocean..
Just to be with you..
And fix what i've broken..
Oh,'cause i need you to see..
That you are the reason..


Selesai menyanyikan satu lagu yang membuat nya sedikit tenang, Charra meletakkan gitarnya di samping nya lalu membaringkan tubuhnya di kasur empuk.

Tak lama setelah nya, bibi mengetuk pintu kamar.

       "Non melody ,makan dulu non. bibi Uda siapin. dari siang non belum makan" seru sang pembantu.

Charra mendesah berat.
Bukan kah Tadi dia sudah bilang bahwa dia tidak berselera.

Saat ini dia ingin menikmati sendiri nya.

       "Bibi makan aja. melody gak laper" jawab charra.

       "Tapi non..."

       "Melody bilang Melody gak laper bi. bibi makan aja" suruh charra.

       "Ya udah kalau gitu makanan nya bibi simpan aja. nanti kalau non Melody laper, bangunin bibi aja, biar bibi panasin" sahut sang bibi dari balik pintu.

Charra tak menjawab, hanya mendengar saja.

Tak lama, tak ada lagi sahutan dari pintu.
Charra rasa bibi nya sudah kembali ke kamarnya.

Huftt..
Hari ini sungguh membosankan.
Tak ada Rangga dan tak ada papa nya.
Jika papa nya ada, Charra bisa sedikit melihat kehidupan di rumah ini.

Jika rangga ada, setidak nya Charra punya teman yang bisa di pandang mata. walau mulut tak jua bersuara.

Tbc..

Vote dong.

Follow ig autor :
@Juni.ngl

Follow ig blisvull simply:
@blisvullsimply.novel

Blisvull SimplyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang