#3

4.4K 1K 171
                                    

Hello there~


Let's vote before and happy reading~

















Di waktu dan tempat yang sama semua memori buruk seakan benar-benar menenggelamkanku kembali untuk kembali mengingatnya. Lautan memori akan rasa sakit yang pernah kurasakan kembali menenggelamkanku dan tak membiarkanku untuk berlari untuk mengingat bagaimana aku yang berusaha untuk bahagia saat ini.


Tempat ini seharusnya hanya memiliki satu kesedihan karena kehilangan seseorang, tapi nyatanya aku memiliki banyak kesedihan di tempat ini. Kesedihan yang terpapar nyata dihadapanku karena melihat orang-orang itu. Kini aku dapat mengingat kembali hari-hari dimana aku berada dalam menjalani kesakitanku dalam kesendirian.


Air mataku yang tadinya turun hanya untuk menangisi kehilangan Ibu dari Seung Cheol kini menjadi memiliki banyak makna di dalamnya. Air mata dengan banyak makna karena kembali mengingat masa lalu yang telah kulalui.


Aku menangis karena hal lain.


Aku menangis karena mengingatnya kembali.


Mataku melihat sosok itu.


Mataku yang melihat sosoknya membuatku kembali memutar memori yang selalu kucoba untuk dilupakan. Karena melihatnya kembali, aku kembali membuka luka lamaku. Seharusnya aku tak seperti ini, aku memiliki seseorang yang mendampingiku dan menemaniku untuk berbahagia bersamanya. Tapi perasaan yang masih tersisa itu kembali menorehkan luka pada hatiku.


Seharusnya, Akulah yang berada di sisinya memeluk lengannya dan membiarkannya menangis di pundakku.


Bukan Joon Young.


Sahabatku.


Atau lebih tepatnya, mantan sahabatku.


Karena dialah aku tak bisa bersama Seung Cheol. Seung Cheol telah memilihnya untuk menjadi bagian dari dirinya, dan itu bukan diriku yang lebih dulu bersamanya menemaninya selama 2 tahun. Ia terlihat tegar berdiri di sisi Seung Cheol dan mencoba menguatkannya. Ia menjadi sandaran yang kuat untuk diri Seung Cheol yang begitu rapuh karena kehilangan sosok Ibunya.


Kini aku benar-benar iri akan sosoknya, karena dialah yang berada di sisi Seung Cheol dan karena dia bisa menjadi sosok yang kuat untuk menjadi sandaran Seung Cheol. Kalau akulah yang berada di sisinya, apa aku akan setegar bagaimana Joon Young yang bisa setegar ini mendampinginya?


Sepertinya tidak.


Nyatanya, aku telah menangis lebih dahulu karena tahu Ibu Seung Cheol telah tiada dan aku merasakan kehilangan akan dirinya. Akupun tak mampu menghalau air mataku, dan tak mampu setegar Joon Young yang memandang lurus walaupun dengan mata yang seakan menahan tangisnya untuk keluar dari matanya itu.


The Consolation || Yoon Jeong Han Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang