Detik itu juga aku mulai merubah semua penampilanku, mulai dari atas hingga bawah. Rambutku jelas kubiarkan tetap panjang tapi aku memakai cat rambut.
Aku mencoba untuk merubah (sedikit) sifatku dan mencoba bergaul dengan teman-teman sekelasku.
Setiap aku dipanggil oleh Maaya aku akan beralasan kalau aku sedang mengerjakan tugas atau aku lagi ikut kegiatan ekskul. Aku hanya menjaga jarak (baca:menghindar) darinya saja.
Sejak kejadian seminggu, dan sejak ucapan dari pemuda asing waktu itu entah kenapa membuat hatiku merasa teriris. Emang sih kejadian tersebut sudah lama.
"Kau hanya menjadi mainannya saja, jadi lebih baik kau pergi menjauh dari pandangan Maaya."
Kalimat tersebut terus berputar di pikiranku bagai kaset rusak. Ingin kutepiskan pikiran tersebut tapi aku tidak bisa.
"Hei Kei apa yang kau pikirkan?"
"Ah? Tidak ada."
Aku hanya tersenyum kecil menanggapi pertanyaan salah satu temanku selain Lucie, namanya Jiro.
"Kei! Kau dicari sama Akira!!"
"Ehem ehem~ dicari sama pacar tuh~"
"Dia bukan pacarku Jiro!?"
Yah dan sejak itu aku menemukan sosok yang membuatku merasa nyaman di sekolah ini. Baru sadar? Tanyakan saja pada authornya. Dia yang lebih tahu daripada aku.
Aku berpamitan pada Jiro walau dia masih menggodaku, tapi itu semua kuabaikan. Aku mulai berjalan keluar kelas menuju tempat biasa dimana aku dan dia pertama kali bertemu.
Sesampainya aku di atap sekolah.
Iya awal ketemu aku dan dia di atap sekolah ini setelah aku pergi dari kejadian itu.
"Akira-senpai?" Panggilku sambil menatap sekeliling atap sekolah yang begitu luas.
"Ah kau sudah datang Kei,"
Aku menatap sosok pemuda dengan surai yang familiar denganku. Ia menatapku dengan senyuman ramahnya.
"Ada apa memanggilku senpai?" Tanyaku mulai menghampirinya.
"Jangan memanggilku senpai kalau hanya kita berdua Kei." Ucapnya dengan senyuman tampan nya.
Aku hanya bisa mengangguk menuruti permintaannya. Agak susah sih sebenarnya karena aku sudah terbiasa untuk menghormati yang lebih tua.
Aah entah kenapa aku menjadi merindukan sosok ketos yang rese itu, dia sedang apa ya sekarang. Huh apa yang kupikirkan sih Kei. Aku menggeleng-gelengkan kepalaku menepis pikiran yang aneh ini.
"Kau kenapa Kei?" Tanyanya menatapku sambil tangan kanannya memainkan sebuah bola kasti yang ia buat melayang.
Oh ya aku lupa bilang, kekuatan yang dimiliki Akira itu gravitasi.
"Ah t-tidak apa-apa kok se-maksudku Akira hehehe." Jawabku menggaruk kepala yang tidak gatal sama sekali.
"Jangan gugup begitu Kei," ucapnya sambil mengelus pucuk kepalaku yang membuat pipiku bersemu merah.
"Ah lucunya dirimu," ia terkekeh sambil mengecup pipiku yang tambah membuat pipiku memerah hingga mirip dengan tomat.
Yahh sebenarnya Akira senpai dengan aku itu bukan hanya sekedar teman. Mungkin bisa dibilang teman rasa pacar? Yahh begitulah. Kita berdua memang hanya teman biasa tapi entah kenapa banyak murid cewe yang ada di kelasnya kalau aku dan dia tuh sepasang kekasih. Karena ada yang bilang juga kalau aku dan Akira senpai itu pasangan yang cocok.
Kabar dari ketos rese itu? Ntah saia tak perduli dengan dia lagi dan juga bodo amat aku kalau dia mendengar gosip tersebut toh aku dan dia bukan siapa-siapa. Oh ya setelah kejadian yang membuatku terkejut itu aku langsung meletakkan secarik surat pengunduran diri sebagai wakil osis di mejanya. Entah ia akan membacanya atau tidak.
"Oh sekarang kau sedang bermesraan dengan orang lain hingga mengabaikan seluruh panggilan ku heh," aku dan Akira senpai yang sedang bersenda gurau seketika menatap pada sosok pemuda dengan wajah dinginnya oh jangan lupa dengan gelang osis yanh dipakai di lengan kanannya.
"Oh halo Maaya senpai!" Sapaku dengan senyuman. Padahal dalam hati aku lagi mengucapkan sumpah serapah sama dia.
Tbc~
Sekian lama aku menghilang~~ akhirnya muncul lagi~
KAMU SEDANG MEMBACA
My First Love (BL)
FanfictionPublish ulang dari akun satunya Ini merupakan kisah dimana aku terjerat dalam zona terlarang yang seharusnya tidak muncul diantara kita, andai aku tidak pergi saat itu mungkin aku tidak seperti ini.. -Miyazono Kei