BaW#1 Siswi Kerta Jaya

190K 6.1K 332
                                    

Ada yang nungguin cerita ini ga?

Bdw, aku ingetin lagi, kalau kalian pembaca baru, alangkah lebih baik kalian baca Bad and Good -AS 1 dulu, karena kedua cerita ini masih berhubungan erat. Makasih.

Happy reading.

⭐⭐⭐

Selama ini Jeni tidak pernah mempermasalahkan hari senin, meski banyak dari siswa tidak menyukai hari itu. Karena bagi Jeni, semua hari itu sama saja. Walaupun senin memiliki jadwal upacara, setidaknya hari itu jam istirahat dimajukan lebih awal dari hari lainnya. Akan tetapi pemikiran Jeni berubah. Jeni menjadi sangat membenci hari senin, karena peritiwa tabrakan yang baru saja ia alami di hari itu.


Jeni merutuk kesal seraya memencet kasar layar ponselnya, setelah nomor kontak itu berhasil ia hubungi, Jeni menempatkan ponselnya di telinga dengan tangan kanan yang memegang setir mobil.

"Halo Jen? Lo dim-"

"Sumpah ya! Kesel banget gue sama tuh cowok, kampret!!!" Belum selesai Malia berbicara, Jeni sudah menyemprotnya duluan.

Malia menjauhkan ponselnya dari telinga karena pekikan Jeni yang terdengar nyaring di speaker.

"Njir! Lo kenapa ngegas deh? Cowok siapa coba yang lo maksud?"

"Logan Lia, Logan!!"

Malia melotot. "Hah? Logan? Lo kok bisa ketemu dia?"

"Tuh cowok, tolol tau gak! Masa dia ngerem mendadak, di saat mobil gue lagi di belakang dia?"

"Trus, lo tabrak dong?"

"Iyalah, anjir. Tapi yang gak gue habis pikir, tuh cowok sumpah songong parah. Masa dia ga mau minta maaf. Gak tau diri bang-"

Tit... Tit... Tit...

Jeni mengernyit dan menatap layar ponselnya. Begitu pesan operator masuk dan memberitahu jika pulsanya habis, dengan kesal Jeni melempar ponselnya asal ke dashbor mobil.

"Sialan!!!"

⭐⭐⭐

Jeni berniat memperbaiki mobilnya di salah satu bengkel yang jaraknya 2 kilometer dari Kerta Jaya. Begitu turun dari mobil, Jeni memberikan kuncinya ke salah satu montir dan meminta untuk segera memperbaiki depan mobilnya yang sedikit penyok.

"Kira-kira selesainya kapan, Mas?" Tanya Jeni.

Pria yang wajahnya terdapat beberapa olesan oli itu pun berkata. "Kalo cepet, sore ini selesai."

"Yah, gak bisa dipercepat lagi?"

"Itu udah paling cepet, neng."

"Yaudah, Mas." Jeni menghembuskan napas panjang dan berlalu pergi dari hadapan montir itu.

Jeni kemudian duduk di salah satu kursi yang tersedia di bengkel, kemudian mengeluarkan ponselnya dari dalam tas. Saat membuka aplikasi grab, lagi-lagi wanita itu merutuk kesal, karena ternyata kuotanya juga habis.

Black and WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang