37

39 4 0
                                    

Dinda menatap Rana yg sedang tersenyum bahagia memakan es krim nya dan duduk di tangga rumah pohon.

"Din,mau gak?"tawar Rana

Dinda mengangguk kemudian membuka mulutnya,memakan es krim yg dipegang Rana. Tapi bukannya masuk ke dalam mulutnya malah mendarat di hidungnya.

"Pfft. Hahahah"tawa gelak Rana pecah melihat hidung sahabatnya yg terkena es krim

"Rana"geram Dinda membersihkan hidungnya kemudian merebut Es krimnya dan..

"Kena kan lo"kekeh Dinda mendaratkan es krim yg ditawarkan Rana tadi di pipi Rana.

"Lo kok balas dendam sih"gerutu Rana melap pipinya menggunakan baju Dinda

"Rana,jorok ah baju gue"keluhnya

"Siapa suruh balas dendam"

"Kan lo yg mulai"

"Main yok"ajak Rana

"Main?"

"ToD aja gimana?"

"Gak ah"

"Lo takut yah?"ejek Rana

"Ngapain gue takut"

"Kalau gitu ayo main"

"Oke"Dinda menaiki tangga kemudian masuk ke dalam rumah pohon disusul dengan Rana.

Dinda duduk di atas papan yg dilapisi ambal.

"Ngak boleh curang yah"kata Rana

"Iya"

Rana memutar botol tempat air minumnya. Lama menunggu,ujung tutup botol akhirnya berhenti di depan Rana. Membuat Dinda tersenyum geli melihat wajah Rana yg sudah cemas.

"T or D"

"D"

"Temenin gue main basket"kata Dinda tersenyum miring.

"Ngak ah"

"Gak boleh curang"

"Dinda,lo tau gue gak suka main basket"

"Tapi gue suka"

"Lo aja yg main basket sendiri,biasa juga main sendiri. Dare yg lain deh"

"Apa yah"Dinda berpikir sejenak.
"Ayo ikut gue"Dinda menarik tangan Rana.

"Pelan² Dinda. Tangan gue sakit"

"Ayo kita pergi"kata Dinda menaiki motornya.

Rana hanya menurut dan menaiki motor milik Dinda.

"Kita mau kemana?"tanya Rana

"Lihat Bintang"jawab Dinda sembari menstater motornya,setelahnya tasnya ia sandang kan ke depan

"Pegangan"perintah Dinda.

Rana melingkarkan tangannya di pinggang Dinda kemudian memeluk Dinda erat.

Tersenyum bahagia di balik punggung Dinda. Bisa memeluk sahabatnya yg paling dia sayangi seumur hidupnya.

"Rana,perut gue sakit"

"Maaf Din,habis gue kangen sama lo"

"Gue emang ngangenin sih"Dinda nyengir kuda di balik helmnya, sementara Rana hanya mendengus kesal dan memukul punggung Dinda dengan pelan

------

"Ayo Ran,dikit lagi nyampe loh" Dinda terus menyuruh Rana agar menaiki bukit.

Friend? Don't Leave Me(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang