1

6 1 1
                                    


...
Nama gue Elsa. 20 tahun, suka baca novel dan suka nulis juga. Gue asli Minang. Papa Padang, Mama orang Mudiak, Payakumbuh. Sekarang gue kuliah di sebuah Universitas yang ternama di Sumatera Barat juga Indonesia.
Mungkin, jurusan yang gue ambil ini tidak sesuai dengan hobi gue, nulis dan baca buku. Ekonomi. Tapi, ya. Semua itu tidak jadi permasalahan. Utamanya hobi kan bisa disalurkan dengan cara lain. Toh, Ekonomi juga termasuk pilihan gue.
...
Semua ini tentang Zayn. Anak Psikologi yang juga punya hobi yang sama.  Cowok ini membuat gue semakin cinta dunia membaca dan menulis. Literasi. Dan juga cinta sama dia. Sifatnya yang ramah, selalu membuat gue nyaman tiap kali ngobrol dengannya.
Dia juga aktif keliling daerah menggiatkan literasi. Menjadi pembimbing dan motivator.  Kenapa gue tahu? Ya, dia sendiri yang cerita. Bukan ke gue saja, tapi ke Teman-teman di komunitas.
.
Entah mengapa, gue takut sekali jika rasa nyaman yang gue rasakan itu malah mendidih dan menjadi rasa cinta. Gue pendam dan gue kontrol diri ini agar semua berjalan dengan normal.
Anehnya, Zayn semakin membuat gue nyaman. Semakin rajin saja kami ngobrol secara insentif. Berdua saja. Tiap-tiap obrolan selalu saja ia memberikan cerita yang buat gue terhibur. Gue semakin nyaman. Rasa takut jatuh cinta itu berubah seratus delapan puluh derjat menjadi takut kehilangan dia, cowok berkacamata yang sehobi dengan gue.
Malam itu, tanpa rasa ragu gue memulai perkara. Gue tidak takut sebagai perempuan yang memulai perasaan ini. Toh, jika dia juga cinta nantinya kita akan sama-sama cinta.
"Kak, apa kabar? sibuk ya?" tanya gue memulai. Ia menjawab  sebagaimana biasanya, "Alhamdulillah baik, bentar lagi mungkin iya. Sibuk ngobrol," katanya. Dia pun bertanya tentang gue. Itu salah satu yang buat dia spesial bagi gue. Entah berlebihan atau bagaimana, caranya itu bagi gue spesial.
Panjang lebar gue bercerita hingga gue sampaikan padanya
"Kak, aku takut jika salah satu diantara kita punya perasaan lebih dari kakak dan adik,"
dengan santainya ia membalas "Kalau lebih memangnya kenapa?"
"Ya, aku takut aja. Nanti bakal saling mengekang," jawab gue asal-asalan.
"Dek, dengarin ya. Kalau cinta dan sayang seharusnya kita itu saling support dan mendukung. saling memberi solusi, bukan melarang tanpa alasan..."
"Aku takut cemburu. Aku sayang sama kakak," Potongku.
"Sial," katanya. Gue cemas. "Kenapa kak?" kata gue.
"Nggak apa-apa dek. Bodoh kali ya, kakak. Kenapa nggak dari kemarin aja, ya." katanya.
"Maksudnya?"
"Ya, kenapa nggak dari kemarin aja kakak ungkapkan perasaan kakak ke kamu. Kenapa mesti kamu yang perempuan yang nyatain cinta ke kakak." katanya.
What, dia juga cinta sama gue?
"Jadi, kakak juga punya perasaan yang sama kepadaku?"
"Lebih malahan." katanya.
....
#Moedapediadotcom

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Elsa dan ZaynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang