《20》 Ours (A)

2.9K 485 236
                                    

Part ini aku bagi 2, soalnya ga mau cepet-cepet banget End Game ('ー`)

"So don't you worry your pretty little mind,
People throw rocks at things that shine,
And life makes love look hard,
The stakes are high,
The waters rough,
But this love is ours"—T. Swift, Ours

𝖗𝖊𝖕𝖚𝖙𝖆𝖙𝖎𝖔𝖓

"Baiklah, sebelum kita menutup segmen malam ini bersama Nation's sweetheart kita, Park Jihoon—"

"Astaga, Jaehyun, sudah kukatakan aku bukan Nation's sweetheart lagi" ujar Jihoon menyela perkataan Jaehyun, host acara radio yang Ia hadiri malam ini.

Jaehyun hanya tertawa mendengarnya. "Kau tetaplah Nation's sweetheart bagiku, Jihoon" jawabnya. Ia nampak berpikir sejenak. "Tak ada yang akan marah kalau kukatakan itu, kan?"

Jihoon melirik sekilas ke arah kaca—ke arah seseorang yang berdiri di baliknya, lebih tepatnya, sebelum mengendikkan bahunya. "Mungkin ada, mungkin tidak" jawabnya.

Well, it's not like Jihoon could say the truth, right?

Telah satu bulan berlalu sejak Jihoon dan Guanlin merahasiakan hubungan mereka—dan sejauh ini, semuanya berjalan cukup lancar.

Jihoon sendiri sebenarnya tidak begitu suka menyembunyikan semua ini, terutama ketika Guanlin harus berdekatan dengan lawan mainnya di sebuah film atau sekadar teman dekatnya seperti Jieqiong, dan media mulai menggila, mempertanyakan apakah itu kekasih Guanlin yang baru? Rasanya Jihoon ingin berteriak, mengatakan bahwa Guanlin miliknya setiap itu terjadi.

Tapi tentu itu tak mungkin. Satu-satunya hal yang bisa Ia lakukan adalah diam-diam menertawakan rumor itu bersama Guanlin di malam hari.

Jaehyun kembali tersenyum, menampilkan dimple-nya sebelum melanjutkan apa yang ingin Ia ucapkan sebelumnya. "Baiklah, kembali ke apa yang ingin kukatakan tadi—" ujarnya. "Sebelum menutup segmen ini, aku dan Jihoon akan menerima satu request lagi—"

Jaehyun lagi-lagi menghentikan kalimatnya saat salah seorang operator di depannya mengangkat tangannya, mengisyaratkan telah ada penelepon.

"Oh, cepat juga" ujar Jaehyun dengan cengiran khasnya. "Halo, selamat malam, dengan siapa dan di mana?"

Terdengar keheningan yang cukup lama, dan Jihoon langsung mengerti siapa itu setelah melihat seseorang yang berdiri di belakang operator itu kini terlihat sibuk dengan ponselnya.

"Halo?"

"Just— call me the king of Park Jihoon's heart"

Jihoon langsung mengenali suara itu. Jelas sekali dugaannya benar. Ini pria itu—pria yang berdiri di balik kaca, di belakang meja operator.

Lai Guanlin.

Well, pria itu memang selalu menunggu dan menjemput Jihoon di setiap jadwalnya, terlebih jadwal tengah malam seperti ini.

Dan nampaknya Jaehyun pun menyadari gerak-gerik Guanlin yang mencurigakan, dan langsung menyadari bahwa penelepon terakhir itu adalah Guanlin, dan kembali mengulas sebuah senyuman.

Reputation // pjh+lglTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang