25 : Till We Meet Again

6.6K 560 34
                                    

25

○ Till We Meet Again ○

Warning:

Siapin tisu. Dah itu aja.

-:-:-:-:-

Daffa's POV

Waktu kayak berlalu cepet banget.

Gue lagi meeting sama crew untuk persiapan terbang pas ada telepon dari pihak rumah sakit yang bilang kalau istri gue jadi salah satu korban kecelakaan beruntun yang terjadi di area bandara dan Naora langsung dibawa ke rumah sakit karena keadaannya yang mengkhawatirkan.

Bercanda.

Gak mungkin.

Gak mungkin banget Naora kecelakaan.

Belom ada 1 jam gue pisah sama dia dan tiba-tiba gue dapet kabar kalo dia kecelakaan?

Bercanda.

Satu kata itu yang selalu gue ucapkan sampai gue lihat sendiri Naora yang tengah terbaring di ranjang dan dokter serta suster-suster mengelilingi tempat tidurnya.

Gue cuma bisa diem melihat itu semua.

Gue masih gak percaya kalau yang sedang diselamatkan itu adalah istri gue.

Dan sepertinya keterkejutan yang diberikan Tuhan ke gue belum berhenti sampai di situ.

"Pak Daffa, istri Anda mengalami pendarahan hebat dan akan membahayakan istri serta janin yang ada di rahimnya jika tidak segera dilakukan tindakan operasi, kami dari pihak dokter menyarankan untuk melakukan tindakan c-section, tapi..."

"Tapi apa, Dok?" tanya gue menuntut dokter itu menjelaskan lebih lanjut.

"Tapi kami tidak dapat menjamin keselamatan bayi Anda, namun jika c-section tidak dilakukan, maka kemungkinan istri Anda bertahan juga akan semakin kecil."

Ini semua lebih dari pada kesambar petir di siang bolong, atau tertimpa tangga setelah jatuh.

Gue cuma bisa diem setelah dokter menjelaskan, tapi kemudian gue inget omongan Naora tadi pagi.

Kalau terjadi apa-apa sama aku, kamu harus janji selametin anak kita dulu ya...

Oya...

Tapi aku juga gak bisa kehilangan kamu...

"Lakukan, Dok, lakukan yang terbaik untuk istri dan anak saya," jawab gue, menyetujui tim dokter untuk melakukan operasi caesar pada Naora.

Dan waktu malah berjalan begitu lambat ketika Naora masuk ke dalam ruang operasi.

Gue menutup wajah gue dengan kedua tangan. Mencegah orang lain melihat air mata yang sejak tadi gak bisa lagi gue tahan.

Naora...

Kaluna...

Doa gue cuma satu saat ini. Mereka berdua selamat. Itu aja.

Karena gue gak tahu gimana bisa melanjutkan hidup kalo gak ada salah satu dari mereka.

Gak tahu....

Saat Naora masih di dalam ruangan operasi, Mama, Papa, Ayah, serta Kayla dan Ando satu per satu datang.

Mama menangis begitu melihat gue, sedangkan gue hanya bisa memeluknya sambil berusaha menenangkannya.

"Naora pasti selamat... bayi kalian juga pasti selamat...," ucap Mama di antara tangisnya.

Gue mengangguk tapi tidak menjawab perkataannya. Gue udah gak bisa berkata apa-apa lagi.

The Journey In Our ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang