#2

23 0 0
                                    

Pagi ini cuaca lumayan bersahabat. Tak ada tanda-tanda akan turun hujan, langit cerah benderang. Faren turun dari mobil milik Omar. Kebetulan hari ini mereka punya kelas pagi di jam yang sama jadi Faren bisa menumpang mobil Omar.

"Mar, gue duluan ya. Hari ini dosen gue Bu Tina. Kalo sampe telat gue nggak bisa masuk kelas." ucap Faren tergesa-gesa. Ia berjalan menjauhi Omar yang baru keluar dari mobilnya.

"Iya sana! Eh, Ren. Pulang temenen gue ke Rica."

Dari jarak yang lumayan agak jauh Faren menjawab, "Siap. Bye, see you!"

Beberapa langkah lagi Faren sampai kelas dimana kelas Kewirausahaannya dilaksanakan. Kuliah pagi bagi Faren itu seperti dikejar-kejar hantu. Mesti buru-buru banget, sebab Faren paling nggak bisa bangun pagi, sih.

"Eh, tunggu..." saat melewati satu koridor, Faren melihat ada sosok yang hampir ia kira hantu karena lorong koridor yang gelap sehingga manusia bisa saja terlihat seperti hantu, hanya bayangannya saja. Jantung Faren nyaris copot ketika sosok itu berbicara—sepertinya, kepadanya.

Faren memperlambat jalannya dan menoleh ke manusia yang barusan ia kira hantu yang baru keluar dari koridor. Sial! Cowok freak kemarin itu! LAGI!

Melihat raut muka Faren yang antara kaget atau bingung dan tidak mengeluarkan sepatah katapun, 'cowok freak' itu buka suara, "Kenalin nama gue...."

"Sorry, lain waktu ya! Lagi buru-buru." belum selesai mendengar cowok freak itu melanjutkan pembicaraan yang sepertinya mau memperkenalkan dirinya, Faren kembali mempercepat langkahnya untuk segera sampai ke kelas yang hanya bersisa beberapa langkah.

Cowok freak tadi masih diam di tempat. "Ck. Lain waktu gimana, belum tentu gue bakal ketemu dia lagi." gumamnya melihat Faren berjalan dengan cepat, nyaris berlari.

Sampai di kelas, Faren menghela nafas, lega rasanya. Bu Tina, dosennya yang akan mengajar mata kuliah Kewirausahaan ternyata izin telat karena harus menemui mahasiswa bimbingannya, hingga pukul 08.00.

Faren menepis butir keringat di pelipis dan dahinya. Setelah itu mengeluarkan note berwarna hijaunya dari dalam tas. Ia membuka halaman terakhir berisi catatan Kewirausahaan minggu lalu. Membaca materi yang tertulis, Takut tiba-tiba kuis diberikan oleh Bu Tina. Faren melihat jam tangan yang berada di pergelangan tangan sebelah kirinya. Pukul 07.36. Masih ada waktu untuk membaca sekitar 20 merit lagi sebelum Bu Tina masuk.

Hingga akhirnya, tepat pukul 08.00, pintu masuk kelas terbuka, dan Bu Tina masuk dari luar. "Tutup buku ya, kita mulai materi hari ini dengan kuis."

Tuh kan, untung Faren berinisiatif untuk membaca materi!

***

"Gimana? Laporan praktikum lo yang segunung itu udah selesai?"

"Aman. Tapi tetep aja masih banyak. Gue malam ini deh mau kerjain Bab 3. Temenin gue yuk malem ini. Di rumah gue!"

Faren dan Omar sekarang tengah duduk di meja pada Cafe Rica. Kafe ini adalah milik tante-nya Omar. Enak deh jadi Omar, kapan aja dia bisa kesini dan makan gratis! Oh tentu saja, Faren kedapatan gratisnya. Kakak dari Ibu Omar, Tante Helena, sudah mengenal Faren dengan baik plus tau bahwa Faren sahabat baik Omar, alhasil setiap ke Rica, Faren selalu dapat gratisan! Asik ya! Hari ini Faren minum greentea latte dan Omar dengan Chocolate Latte kesukaannya, yang tentunya gratis!

"Kebetulan gue juga ada tugas Kewirausahaan butuh buat paper. Tapi kayaknya nggak enak kalo nggak ditemenin sama pie ala Chef Omar."

Omar emang jagonya masak. Salah satu masakan Omar yang Faren selalu kangenin adalah pie susu. Nggak terlalu manis tetapi enak. Selera Faren banget.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Once Upon an UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang