Aku.
Kamu.
Simon says.
Sekilas, tidak ada korelasi antara ketiga subjek tersebut.
Aku, sebagai perwakilan dari diriku saat ini.
Kamu, sebagai perwakilan dari dirimu yang pernah hadir dalam hidupku.
Dan simon says, sebuah permainan sederhana dimana seseorang menjadi Sang simon dan yang lain harus menuruti apa yang ia katakan.
Jangan menilai buku dari covernya.
Sebenarnya, ketiga subjek ini memiliki hubungan yang cukup menyakitkan bagiku. Namun sebelum aku menjelaskan mengenai apa makna permainan simon says disini, aku harus membuka lembaran lamaku tentang kisah percintaanku yang telah lama kandas.
Dulu, saat kita masih bersama (dan berada diambang kehancuran), aku merasa, kalau dirimu semakin gencar mengendalikan diriku seperti seorang simon. Kau terus saja menuntutku akan banyak hal. Ya, aku akui kalau aku pernah berkata kalau kita akan menempuh pendidikan di tempat yang sama. Namun, apa aku tidak boleh menentukan masa depanku sendiri? Apa aku tidak boleh membahagiakan orangtuaku?
Dan darisanalah aku mendapatkan sebuah kesimpulan. Kau, adalah seorang simon, dan aku, sebagai pemain yang harus menuruti segala permintaanmu, tidak peduli akan diriku. Tidak peduli akan keluargaku. Tidak peduli akan masa depanku. Tidak peduli akan mentalku yang dilanda tekanan karena ulahmu.
Simon says, we have to meet once a week
Apa kau pikir aku tidak memerlukan waktu bersama teman dan keluargaku?
Simon says, you have to come with me or I'll do suicide
Apa aku tidak boleh memilih tempat yang lebih baik bagiku agar aku bisa berkembang?
Simon says, you have to go away from my life
Sekarang, aku sudah bebas. Kau meninggalkanku karena aku tidak sanggup memenuhi segala kemauanmu itu. Dan yah, kau juga meninggalkan luka dan rasa trauma yang cukup besar dalam diriku.
Simon says, stop communicating with me
Saat ini, aku yakin kau sudah bahagia bersama gadismu itu, simon.
Dan untukmu, gadis Sang simon, selamat berjuang. Semoga kau tidak perlu merasakan luka yang aku rasakan.
- Aku, Kamu, Simon Says
Aisha Kim
2019