Extra Part

4.9K 168 6
                                    

Kicauan burung-burung membuat gadis kecil berumur empat tahun tertawa senang melihatnya. Tak pernah luntur dari wajah ayu gadis itu senyum dan tawa selama berada di kebun belakang rumah mereka. Ya mereka, karena di belakang gadis kecil itu terdapat sepasang suami istri yang tengah mengawasinya gerak-gerik putri mereka.

"Ekaa jangan kesana sayang." Gadis itu menoleh kebelakang dan mengerjakan matanya lucu membuat wanita yang memanggilnya tadi gemas.

"Bunda bundaa!! Eka mau kesana ambil bunganya ya Bunda!" Gadis itu terus menunjuk-nunjuk bunga tulip yang ada di tengah-tengah kebun, nampak wajah yang lugu itu sangat antusias dengan apa yang ada di hadapannya saat ini.

Vena tersenyum dan menghampiri gadis itu di ikuti oleh Dino sang suami di belakang yang juga tersenyum melihat tingkah laku putri mereka. Vena berjongkok di depan gadis kecil itu sembari mengusap kepalanya sayang.

"Nggak boleh sayang, lihat bunga-bunganya lebih tinggi dari tubuh Eka. Gimana mau lewat ke sana?" Wajah yang tadi berbinar itu spontan cemberut mendengar penuturan sang bunda.

Eka menggoyangkan badannya kekanan dan kekiri sembari menggembungkan pipi chubby nya menatap sang ayah yang berdiri di belakang bundanya.

"Ayaahh.. Bolehkan Yah, boleh." Tak mendapat persetujuan dari sang bunda kini gadis kecil itu beralih kearah sang ayah.

"Eka mau kesana? Emang berani? Di sana kan banyak belalangnya loh." Ujar Dino ikut berjongkok di samping Vena.

Eka yang mendengar perkataan sang ayah melengkungkan bibirnya kebawah sembari terus menatap kedua orang tuanya dengan mata berkaca-kaca.

"Ekaa cuman mau bunga tulip." Lirih nya menundukkan kepala.

Dino tersenyum mendengar suara sang putri yang merajuk kepadanya. Ahhh.. benar-benar duplikat bundanya ini mah- setidaknya kata-kata itulah yang terlintas di benak Dino melihat putrinya yang masih menundukkan kepala.

Dengan tenang ia meraih tubuh mungil itu dalam gendongannya dan menyerbu pipi chubby milik Eka dengan kecupan-kecupan kecil.

"Kenapa sayang? Kan Eka bisa ambil bunganya sama ayah." Ujar Dino membuat rona di wajah Eka kini muncul kembali.

Eka menatap wajah sang ayah dengan senyuman yang lebar membuat Vena yang ada di sampingnya menggelengkan kepala.

"Ayah sama Eka?" Dino mengangguk mengiyakan ucapan Eka.

"Bunda nggak di ajak nih??" Dino dan Eka menoleh kearah Vena yang tengah menatap mereka dengan alis yang terangkat satu seolah-olah menunggu jawaban dari mereka.

"Mau bunda?" Tanya Eka menatap Vena dengan polos.

Tak tahan dengan tingkah sang putri, Vena langsung saja mencium wajah Eka dengan gemas membuat sang empunya tertawa.

"Mau dong, kan anak bunda yang ngajak." Ujar Vena setelah puas mencium wajah Eka. Dino menatap Vena dengan senyum miring.

"Terus kalau ayah yang ngajak, bunda juga mau nggak?" Sontak wajah Vena memerah mendengar suara Dino yang tengah menggodanya. Bahkan ia sempat melihat Dino mengedipkan satu matanya.

"Kok diam bunda? Kan ayah nanya." Tak tahan dengan suaminya, Vena langsung saja memukul lengan Dino pelan.

"Mas ih!" Dino terkekeh pelan mendengar gumaman Vena sedangkan Eka mengalihkan pandangannya kearah bunga tulip yang sejak tadi ia inginkan.

"Ayah bunda, ayok ambil bunganya." Dino memberikan Eka kepada Vena mendengar perkataan sang putri, ia hampir lupa kalau sang anak menginginkan bunga yang ada di tengah kebun yang di buat oleb Vena di taman belakang rumahnya.

CINTA?? (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang