Prolog

449 62 2
                                    

Malam yang dingin ditembus oleh seorang gadis bernama Ananda (y/n) Kamelia.







Ya, itu kamu.

Dengan kemeja panjang berwarna navy yang dimasukkan ke dalam rok selutut berwarna putih, kamu sedang berlari kecil ke arah rumah kamu.

Suara gesekan antara batang pohon dengan daun membuat malam itu adalah malam yang sangat menyeramkan bagi kamu. Jangan lupakan suara jangkrik dan lampu jalan yang menemanimu jalan sendiri.

Suara langkah kaki seseorang dapat kamu dengar. Makin lama langkah kaki itu semakin mendekat. Untuk menghilangkan rasa takutmu, kamu mengambil ponsel yang berada di tas selempang kamu dan menyalakan lagu favorit kamu.

Lagu See You Again milik Charlie Puth ditambah suara jangkrik dan juga langkah kaki itu menemanimu.

"We've come a long way from where we began."

Suara bariton yang sangat familiar di telinga kamu. Kamu menghentikan langkahmu lalu menengok ke belakang, dan ternyata di belakang kamu ada seorang laki-laki yang sedang tersenyum dengan menunjukkan giginya.















Yeah, dia Vernando Seungmin.






Dengan wajah polosnya dia tersenyum ke kamu yang jelas-jelas kamu lagi nahan takut. Kamu gregetan sama dia, sampai-sampai kamu mukulin bahu dia. Bahkan kakinya kamu tendangin. "Bikin takut kakak tau gak." Kata kamu jujur.

Seungmin yang tadinya ngeringis kesakitan jadi ketawa.

"Lagian pulang malem-malem." Kata dia.

"Banyak job tauk. Kamu sendiri, ngapain kamu jalan-jalan keluar sendiri?"

Seungmin diem, kamu juga diem. Sampe-sampe ada suara anjing yang menggonggong bikin kamu meluk Seungmin.

"Kakak cemen, sama suara anjing doang takut." Kamu langsung ngelepasin pelukan kamu. Kamu ngambek sama Seungmin gara-gara Seungmin ngatain kamu cemen. "Tungguin Seungmin dong kak!"

Kamu gak nanggepin ucapan Seungmin, kamu tetep aja jalan. Gak lama kamu matiin lagu dari handphone kamu. Kamu terus jalan, tanpa nengok ke Seungmin yang ada di samping kamu.

"Maafin Seungmin ya? Ya? Ya? Ya?" Kata Seungmin sambil natap muka kamu, sambil jalan juga. "Tau ah!" Kamu kesel sama Seungmin.

Kamu terus jalan, tangan kamu terus megangin tali tas kamu. Sedangkan Seungmin jalan, tangannya dimasukin ke saku jaketnya. "Seungmin! Itu apa?"

Kamu tiba-tiba aja meluk tangan Seungmin. Seungmin yang ngerti kamu lagi nunjukin sesuatu ke dia, dia langsung ngeliat.





















Ada putih-putih diatas pohon mangga.













Tiba-tiba aja dia jongkok yang ngebuat kamu ikutan jongkok. "Naik ke punggung aku, atau aku tinggal."

Kamu yang gak rela ditinggal sendiri ya langsung naik ke punggung Seungmin. Pas kamu udah ada di punggung Seungmin, Seungmin langsung berdiri, terus jalan lagi.

"Kakak tau gak itu apa?" Tanya Seungmin yang kamu gelengin. "Itu karung yang isinya pupuk tau kak."

Darimana Seungmin tau? Iya lah dia tau, mata kamu sama mata dia tajeman mata dia.

Mata kamu yang kiri itu udah minus sembilan. Sedangkan yang mata kamu yang kanan itu minus dua koma dua lima, cuma mata kamu yang kanan silinder juga.

Kamu kalo pake kacamata waktu lagi ada pemotretan doang. Pas ngedit foto, kamu lepas kacamata kamu.

Sejak kapan kamu minus?

Sejak kamu kuliah semester satu. Waktu lima bulan sebelum kamu ngerjain skripsi buat wisuda kamu, saraf mata kamu putus yang buat mata kamu yang kiri itu gelap.

"Berenti aja napa kak jadi fotografer. Seungmin takut saraf mata kakak putus lagi gara-gara kebanyakan natep laptop." Kamu ngegeleng. Karena bagaimanapun fotografi adalah sebagian kehidupan kamu. Dari kecil kamu juga udah punya cita-cita jadi fotografer, siapa tau kamu jadi kayak Kak Hanbin.

Kak Hanbin itu fotografer yang udah terkenal sampe luar negri. Makanya kamu juga mau ikutin jejak kakak kelas kamu waktu kamu duduk di sekolah dasar.

Seungmin terus ngoceh ke kamu sampe kamu tidur. Abisnya kamu keenakan gitu. Udah di gendong, kena semilir angin, didongengin pula sama Seungmin.























Tbc

Projek pertama kitaaa!- Manda🌈

WELCOME TO STORY- Arin⭐

Adek -Kim Seungmin Imagine-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang