Hari ini

20 3 0
                                    

Sesekali, aku masih menangisimu. Menangisi luka yang tak pernah ingin aku rasakan. Menangisi kamu, yang tiba-tiba pergi, setelah sebelumnya kau menghilang selama empat puluh delapan jam.

Menangisi diriku, karena sedetik setelah kau menghancurkan bahagiaku, aku belum bisa mengembalikan diriku yang seutuhnya.

Aku membenci dirimu, yang telah berbuat jahat padaku.
Aku benci dirimu, ketika kau memilih pergi tanpa merasa telah melukai aku.
Aku membenci keluguanmu, yang bertingkah, seolah kau adalah sosok yang baik untukku.

Aku membenci diriku, yang tak pernah bisa dengan mudah, menghilangkan kamu, di hati dan fikiranku, sekalipun sakit yang kurasa lebih besar daripada semua itu.
Aku membenci diriku, mengapa dengan mudahnya aku menjatuhkan lalu meyakinkan hati dan kepercayaanku padamu dulu.
Aku membenci diriku, yang di pandang lain oleh kawan-kawanku.
Aku membenci diriku yang masih berharap. Mengharapkan hatimu, berbalik mencintaiku lagi seperti pertama.

Aku membenci perasaan yang kau beri untukku sejak awal, lalu hilang dengan sesaat.
Aku membenci perasaan yang aku beri untukmu, sejak awal, hingga sekarang.

Aku membenci waktu, yang telah mempertemukan kita.
Aku membenci waktu yang telah menumbuhkan perasaan ini, sampai berbuah menjadi rindu yang menggelisahkan.

Aku membenci takdir kita yang harus berakhir tragis seperti ini.

Masa lalu..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang