04. Funny Sunday

1.4K 90 4
                                    

Jadi chingu dicerita ini angap saja kalau hubungan gay itu wajar aja kaya hubungan straight pada umumnya.

Jadi kalau ada yg ga terima, maaf ya karena ini imajinasi saya sendiri.😍





"Nn...dree"

Pangilan Rian membuyarkan lamunan Andre. Dia mengela napas beberapa kali dan menenangkan detak jantungnya.

Sesuatu masih tegang dibawah sana. Andre maju beberapa langkah. Sehingga sepasang sahabat itu berdiri berhadapan sekarang. Jarak mereka tak lebih dari satu langkah. Kedua pasang bola mata itu saling pandang satu sama lain.

Andre terus mencoba menetralkan detak jantungnya. Tapi jatung itu terus berpacu seakan inggin terlepas dari raganya. Sesuatu dibawah sana masih keras dan tambah mengeras.

Matanya turun keleher jenjang sahabatnya. Tapi matanya seakan tak puas, mata itu kembali menelusuri tubuh sahabatnya. Napasnya tercekat, sekarang matanya tepat menatap dua titik merah muda yang sedari tadi mengodanya.

Andre tak tau ada apa dengan dirinya. Kenapa dia bisa bereaksi seperti ini terhadap sahabatnya. Tapi yang dia tau dia suka melihat pemandangan didepanya tersebut.

Entah pikiran dari mana Andre memegang kedua lengan sahabatnya tersebut, sedikit meremasnya.

"Shit!! Halusss" batin Andre.

Andre kacau, matanya bergerak-gerak gelisah, napasnya memburu, tangganya sedikit mencekram lengan sahabatnya tersebut. Beberapa titik keringat mulai muncul ditelinganya. Matanya tidak pernah lepas dari kedua titik didada sahabatnya tersebut.

Andre menelan ludah kasar. Sesuatu dibawah sana terus mengeras, mendesak untuk keluar dari sarangnya. Tapi jeans ketat yang dipakainya terus menekan juniorny yang terus berkedut.

"Ndre kamu oke" Rian mengernyit ketika kedua lenganya dicengkram oleh sahabatnya.

Sapaan Rian membuyarkan fantasi liar Andre.

"Ehh ak...aku ga pp...papa kok yan" Andre gugup dia tergagap, buru-buru dia melepaskan tanganya dan langsung berlalu menuju kamar mandi.

Andre sudah tak kuat, dia harus segera menuntaskan sesuatu yang sudah mendesaknya dari tadi. Sahabatnya benar-benar mengujinya. Tak tahukah dia begitu kesakitan tadi.

-

30 menit kemudian Andre keluar dari kamar mandi. Raut wajahnya menampakan ekspresi kelegaan. Rian sudah berpakain disana, dengan piyama hitam berlengan pendek dan celana sebatas paha.

Andre menghampiri ranselnya. Mengambil baju santainya dan berlalu kembali kekamar mandi untuk berganti pakaian. Matanya masih belum berani menatap sahabatnya yang sekarang memandanya dengan heran.

Tak lama dia kembali dengan baju yang sudah berganti. Celana training pendek dan baju tanpa lengan, menampilkan kedua lenganya yang kokoh yang dihiasi otot-otot yang terbentuk sempurnya.

Dia melirik Rian yang sudah berbaring yang sekarang juga sedang memandang dirinya. Buru-buru dia mengalihkan pandanganya. Dia langsung mengambil tempat disamping sahabatnya tersebut dan tidur membelakanginya.

Rian terheran dengan sikap sahabatnya tersebut. Tak biasanya Andre bersikap seperti ini. Dari tadi dia hanya berdiam diri, dan sekarang Andre tidur membelakanginya. Rian menghela napas, ini sungguh bukan kebiasaan mereka. Sebegitukah marahnya Andre terhadap dirinya.

Tanpa berfikir lama Rian memajukan tubuhnya mendekati sahabatnya tersebut. Tanganya memeluk perut rata sahabatnya yang terbentuk sempurna. Wajahnya dia benamkan dileher belakang Andre.

Bestfriend or BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang