Hujan deras dan angin sedang menerjang kota Bangkok. Udara dingin yang menusuk tulang ditambah suara cukup keras petir membuat orang-orang malas untuk keluar rumah. Ayolah siapa juga yang ingin membuat dirimu basah kedinginan di tengah badai kecil seperti ini?
Namun itu tidak berlaku bagi seseorang yang sedang berjalan sekarang, New Thitipoom Techaapaikhun, dengan membawa lengkap peralatan melukisnya, ia tampak sedang melangkahkan kakinya sambil menggunakan payung berwarna biru, menusuri trotoar yang basah.
"Sial, sial, sial" umpatnya kecil. Memang sangat sial nasibnya hari ini. Maksud hati ingin melanjutkan lukisan pemadangan malamnya yang hanya tinggal sedikit lagi rampung, tapi, tiba-tiba hujan lebat seperti ini datang tanpa permisi.
Untung saja dirinya selalu membawa payung di tasnya. Payung ini-
"Payung Tawan" Gumamnya sambil mengadah ke atas melihat dirinya yang terlindungi hujan.
"Astaga apakah aku jahat? Aku belum mengembalikannya dan kupakai lagi". Imbuhnya lagi sambil terus berjalan.
Iya, kau benar. New selalu membawa payung tersebut di tasnya, berjaga-jaga jika Tay Tawan tiba-tiba muncul dihadapan dirinya, sama seperti sebelum-sebelumnya.
"Sudah seminggu semenjak aku bertemu dengannya." Cicit New pelan, entahlah, mengapa New terus memikirkan Tay disaat ia berjalan sendirian di malam hari nan hujan seperti ini.
Memikirkan Tay membuat dirinya semakin sendu.
Sudah sekitar dua puluh menit New berjalan pulang di tengah hujan seperti ini, dari yang dirinya masih melihat banyak orang panik menuju tempat berteduh, hingga sekarang jalanan mulai sepi karena hampir tidak ada orang yang berjalan diluar seperti dirinya.
Dia memang tidak terburu, tidak ada gunanya juga. Tidak ada yang menunggunya dirumah ataupun mengejarnya. Jadi? New lebih memilih berjalan biasa seperti ini dan menikmati hujan.
Ayolah, hujan bukan suatu hal yang buruk.
-
-
-
-
-
-
-
-
New terus berjalan hingga dirinya mendengar sayup-sayup suara di lorong kecil di ujung jalan yang tengah ia lewati.
"Akh!"
"Brengsek!"
New berhenti berjalan dan terdiam di tempatnya. Dia tidak dapat mendengar dengan jelas karena hujan semakin deras mengguyur tempat ini.
"Akh lepaskan!!"
'Su...suara orang berkelahi' batin New setelah mendengar beberapa suara pukulan telak yang dilanjutkan dengan rintihan. Dia menelan ludahnya takut, membayangkan apa yang terjadi tepat beberapa meter di depannya saat ini.
Semakin lama suara kegaduhan itu terdengar semakin jelas, dilandasi rasa penasaran, New berjalan pelan menuju sumber suara tersebut.
'Tidak apa-apa New, tidak apa-apa , kau harus berani, kuatkan dirimu' Batinnya mensugesti diri sendiri.
-
-
-
-
YOU ARE READING
Sugestiku, dan Dirimu. ㅡ a TayNew Fanfiction
Chick-Lit"New thitipoom techaapaikhun" "apa?" Tay membeku di tempat setelah ayahnya tiba-tiba mengucapkan sebuah nama. "itu nama anak ibumu" "apa maumu?" "bunuh dia, maka aku akan berjanji tidak akan mencampuri urusan hidupmu lagi" "aku sudah tidak peduli la...