Setelah Nishimiya pindah sekolah akibat tidak tahan di-bully, Shouya justru menjadi objek bully teman-temannya, membuat kepribadiannya berubah dari ceria menjadi canggung dan pemurung.
Memasuki dunia SMA, Shouya yang masih dibayang-bayangi oleh perilakunya di masa lalu mencoba menemui Nishimiya untuk menebus kesalahannya.
Karena telah membaca manganya terlebih dahulu, plot dan alur ceritanya terasa familiar bagi saya. Memang film ini sangat setia pada sumber aslinya, terutama di bagian awal film. Ini juga yang bisa membuat beberapa penonton merasa pace dari anime ini agak lambat, apalagi jika dibandingkan dengan beberapa anime yang bukan hasil adaptasi.
Di lain pihak, mungkin karena keterbatasan waktu, ada beberapa bagian plot yang dihilangkan, padahal menurut saya justru bagian yang dihilangkan tersebut cukup penting terhadap dinamika hubungan Shouya dengan Shouko dan karakter lainnya. Tetapi secara keseluruhan, inti cerita Koe no Katachi sudah tersampaikan dengan baik.
Desain karakter anime ini juga mengikuti desain karakter manganya. Pengisi suaranya oke, saya terkesan dengan pengisi suara Shouko. Sementara itu, animasi latar belakangnya cukup enak dilihat, walaupun belum sekelas Makoto Shinkai atau Mamoru Hosoda. Background musik untuk film ini pun terasa pas dengan tema filmnya. Selain tema penebusan dosa dan persahabatan, Koe no Katachi juga memaparkan pentingnya komunikasi dalam menjembatani perbedaan, melalui cerita yang mengalir dan menyentuh hati. Overall//
KAMU SEDANG MEMBACA
koe no Katachi
Teen FictionNovel ini berkisah mengenai Ishida Shouya, yang hidupnya berubah seratus delapan puluh derajat sejak ia mem-bullyNishimiya Shouko, murid pindahan tuna rungu di SD-nya.