Bagian 4 Jarek Vio

24.5K 711 70
                                    

Ini part terakhir cerita ini. Cerita ini bukan tamat, cuma aku mau nunggu Vote di setiap part ada 500 k, dan kalo bisa lebih.

Aku bilang gini, mungkin kalian akan anggap angin lalu. Ya kalian tau lah aku kaya mana, hari ini bilang kaya gini. Tapi beberapa hari kemudian, udah up lagi tanpa memenuhi target. Bener apa bener, bener banget kan?

Jadi kalo emang belum sampe segitu ya bye...bye... Setahun ya setahun. Lagian cerita aku kan gak di tunggu". Aku kan penulis amatiran, jadi ngapain nunggu tulisan GAJE aku ini. Bener gak? Bener banget itu.

Pertanyaan yg sering aku tanyain ke para pembaca. Sebenernya apa sih  susahny Vote? Vote itu gratis loh sayang" ku. Bahkan baca ceritanya aja gratis cuma tetep pakai kuota, tapi kuotanya berapa sih? Vote, koment itu udah satu paket sama baca. Kalo kalian gak suka sama ceritanya, ngapain di baca. Vote itu sebagai dukungan kalian ke cerita, dan koment itu seberapa antusiasnya kalian sama cerita. Ini untuk semua pembaca, bukan cuma buat kalian. Tapi aku juga. Udah lah... Cuap"nya... Bye" semuanya... Sampai ketemu, gak tau kapan. Hapus aja cerita ini dari reading list atau perpustakaan kalian. Nunggunya terlalu lama ntar. 🙂🙂🙂 Happy Reding...

****----****------*----***---

"Laras. Kamu Laras kan."

"Iya lah, emang siapa lagi." Ucap Vio mendekat kearah Lia dan Jarek.

"Kamu beda banget Ras. Emang sih sama-sama pakek krudung cuma dulu kamu gak pernah make up. Tapi tetep tomboynya gak hilang."

"Hahaha...bisa aja kamu."

"Kalian berdua saling kenal."

"Ah pak maaf." Ucap Lia.

"Dia temen kuliah aku."

"Ooh..."

Lia ingin bicar pada Vio, tapi  sebelum Lia bicara.

"Lia, kamu kembali ke ruangan kamu. Dan segera selesaikan laporan yang saya minta."

"Iya pak."

Lia pun keluar ruangan, Jarek mengunci pintu ruangannya.

"Dia kok bisa di rungan mas? Apa dia sekertaris mas?"

"Iya, dia sekertaris aku."

"Kok bisa?"

"Sinta resign, karena setelah melahirkan dia mau fokus sama anaknya."

"Mas ganti sekertaris lagi ya. Cowok aja kalo bisa."

"Kenapa?"

"Apa mas gak bisa lihat Lia cewek kaya gimana?"

"Dia cewek baik, anaknya supel dan bisa di bilang cepet nyesuain diri dengan kerjaan. Emang kamu ada masalah, kayanya kamu kelihatan akrab gitu."

"Cuma kelihatan aja kan mas."

"Gak ada masalah, tapi aku yang ngerasa ada masalah." Lanjut Vio berucap.

"Emang ada apa, cerita sama aku. Kalo alasan kamu logis aku bakalan ganti sekertaris."

"Dia cantik, badannya bagus. Aku takut mas tertarik sama dia. Jujur, sampai detik ini aku masih takut. Aku takut mas bakalan ninggalin aku. Dulu mas..."

"Ssst...."Ucap Jarek menempelkan ibu jarinya di bibir Vio.

"Dulu, ya dulu. Aku yang sekarang bukan Jarek yang brengsek yang suka seks dengan banyak wanita."

"Mas..."ucap Vio menitikan air mata.

Jarek menarik tubuh Vio kedalam pelukannya. Vio memeluk tubuh Jarek erat, dan dia pun semakin terisak.

Wedding StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang