COLLABORATION PROJECT
realfgust25 X annisakmlsr23 X Irnaaprilliaptr15 X SitiNurHaliza141
Mereka pun terlihat kekenyangan setelah menyantap banyak makanan.
"GUE KENYANG BANGET!" Ujar Naila setelah bersendawa dengan keras.
"Iya, Ale juga kenyang banget! Tadi Ale makan es krim, cilok, cimol, gorengan, nasi uduk, terus minum jus mangga deh!" Papar Ale dengan antusias.
"Buset dah! Enggak ngerti lagi gue sama lo, makan banyak kayak tukang bangunan, tapi badan lo masih aja kecil. Itu perut apa karung dah?" Senja terheran.
"Jangan-jangan lo cacingan ya? Atau jangan-jangan lebih parah lagi, lo... gizi buruk ya?!" Ujar Naila mendramatisir.
Mereka pun tergelak saat mendengar penuturan Naila, terkecuali Ale yang merasa sedih karna dia dituduh 'cacingan' dan 'gizi buruk'.
"IH! KALIAN SEMUA JAHAT SAMA ALE! ALE ENGGAK CACINGAN! ALE JUGA ENGGAK GIZI BURUK!" Teriak Ale dengan frustasi, bahkan kini matanya sudah berkaca-kaca.
"Uu... Ale sayang, jangan sedih gitu. Kita kan cuman bercanda." Ujar Alyn seraya memeluk Ale.
"Dasar Cengeng!" Ujar Ila seraya memasangkan headphone miliknya.
"Jadi kalian semua bercanda?" Tanya Ale dengan semangat.
"Engga!" Ujar mereka serempak.
"IH!!"
*
Kini mereka telah kembali ke kelas. Dan kini mereka tengah disibukkan oleh kesibukkan masing-masing, walaupun di kelas tersebut terdapat wali kelas mereka yang tengah menjelaskan sesuatu.
"Eh! Eh! Eyeliner gue udah perfect belum?" Tanya Alyn pada teman sebangkunya seraya mengedipkan kedua matanya berulang-ulang dengan cepat.
"U-udah bagus kok, Lyn."
Alyn yang mendengar itu pun tersenyum senang lalu segera mengambil peralatan make up lainnya dan memakainya dengan hati gembira.
Sementara itu, di meja yang berada di pojok belakang kelas, terdapat Naila yang tengah tidur dengan nyenyaknya. Tak jarang ia mengeluarkan suara dengkurannya, serta... air liur.
Dan di bagian kelas lainnya terdapat Ila yang tengah mendengarkan musik klasik, mengunyah permen karet yang entah permen keberapa untuk hari ini, serta menggambar sebuah sketsa di buku tulisnya.
Yang terakhir, di meja yang berada paling depan, terdapat Ale yang menggunakan kacamata tengah memperhatikan guru dengan seriusnya seraya menulis apa yang ia dengarkan. Entah mengapa setiap Ale menggunakan kacamata miliknya itu, Ale medadak menjadi pintar dan tidak lemot.
"Loh? Pulpen warna merah Ale kemana?" Gumam Ale terkejut seraya menggaruk kepalanya yang tak gatal.
Ia mengetukkan jari telunjuknya ke meja seolah-olah sedang mengingat sesuatu.
"Oh iya! 'Kan tadi pulpen Ale dipinjem sama Ila. Berarti pulpen Ale ada di Ila." Ale pun membalikkan badannya, lalu ia pun melihat sekelilingnya yang ternyata tidak memperhatikan apa yang wali kelas mereka jelaskan.
"Ih kok?!"
"Ada apa Alita?" Ujar Bu Lathifa yang masih setia memandang buku yang berada di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semasa SMA
Teen FictionCOLLABORATION PROJECT * Bagaimana jadinya jika empat gadis dengan kepribadian berbeda bersatu?