Bab 1

174K 909 4
                                    

Suara musik menggema di seluruh lantai dansa yang malam ini penuh dengan para manusia laknat yang menyukai kenikmatan dunia tanpa memikirkan dampak di masa depan kelak setelah yang di lakukannya pada masa kini, sorot lampu warna-warni menghiasi atap lantai dansa, membuat para manusia laknat tersebut semakin heboh menggerakkan anggota tubuhnya. Mengesek tubuh mereka ke tubuh orang lain dengan gerakan sensual tanpa adanya rasa malu sedikitpun.

Di club malam yang di penuhi aroma alkohol dan para manusia laknat ini ada seorang pria yang menjadi bintang di sini. Kevin Adiraharja, nama yang bagus dan sangat cocok dengan wajah tampannya yang bak seorang dewa yunani, namun sayang, wajah rupawannya tak bisa menyelamatkannya pada kemarahan sang ayah hingga akhirnya ia berakhir di sini. Di tempat sialan yang menjadi tempatnya bekerja melayani para wanita kesepian yang haus akan sexual dan juga sentuhan seorang pria.

Junior club, tempat bagi para wanita yang haus akan sentuhan seorang pria, tempat bagi para pria yang memiliki penyakit kelainan dengan bercinta dengan sesama pria atau yang sering di sebut seorang gay.

Kevin, pria tampan berusia 28 tahun tersebut tengah bergoyang dengan lihai melayani para wanita sexy menari di lantai dansa, sesekali tubuh pria itu di gerayangi oleh beberapa wanita dari beragam usia. Ada yang usianya seperantara dengannya, namun tak sedikit yang berusia lanjut dengan wajah yang di penuhi make-up tebal untuk menyamarkan kerutan yang mulai muncul di wajahnya.

"Kau sangat tampan hari ini, Kev. Sexy sekali!" puji seorang wanita dengan rambut berwarna blonde yang kini berada tepat di depan Kevin, menggesek dada besarnya ke dada Kevin yang keras dan juga bidang.

"Kau juga, terlihat sangat mempesona malam ini. Lipstik merahmu membuat gairahku membara!" balas Kevin tak kalah genit pada sang wanita, membuat wanita blonde tersebut tersenyum malu-malu lantas meraih tekuk Kevin agar ia bisa melumat bibir merah tebal pria itu.

"Hai Kevin, aku sangat merindukanmu!" wanita blonde tersebut menggeram kesal tatkala hampir sejengkal saja bibirnya bersentuhan dengan bibir Kevin, wanita lain sudah menarik lengan Kevin menjauh darinya.

"Oh Hai, Chelsea. Bagaimana kabarmu? Aku juga sangat merindukanmu!" Kevin sangat mudah melupakan aktivitas yang hampir saja ia lakukan dengan wanita berambut blonde tersebut, lihatlah sekarang, ia justru berbicara dengan ria dengan wanita lain yang dia panggil dengan nama Chelsea.

"Aku tidak baik-baik saja, bagaimana bisa aku baik-baik saja jika selama seminggu tak bertemu denganmu." sahut Chelsea dengan ke dua tangannya yang kini sudah bertengger manis mengalung di leher Kevin.

"Itu salahmu, kenapa kau tidak datang ke sini selama seminggu ini?"

"Suamiku ada di rumah, maka dari itu, aku tidak bisa pergi ke surga ini untuk bertemu malaikat tampan seperti dirimu." Kevin tertawa hambar dengan sangat keras hingga beberapa orang di sekitarnya menoleh ke arahnya selama beberapa saat sebelum akhirnya mereka mengira bahwa pria berparas rupawan tersebut tengah mabuk.

Kevin tersenyum kecut ke arah Chelsea, apa yang dia katakan barusan? Tempat ini adalah surga dan dirinya adalah malaikat? Chelsea pasti sudah gila karena menganggap tempat ini dan dirinya sebagai surga dan malaikat. Tempat ini bahkan lebih buruk dari neraka, dan dirinya? Dirinya lebih buruk dari seorang pembunuh berantai yang telah menghabisi jutaan manusia.

"Kenapa kau tertawa? Apa kau baik-baik saja?" tanya Chelsea dengan keras agar bisa terdengar oleh Kevin saat musik DJ menggema lebih keras dari sebelumnya.

Kevin menggoyangkan salah satu tangannya ke kanan dan kiri, memberi isyarat pada Chelsea bahwa dirinya baik-baik saja, secara fisik. Karena hatinya? Jangan di tanya, betapa hancurnya hatinya sejak 5 tahun yang lalu.

"Mau melayani ku malam ini?" Chelses menggoda, ke dua tangannya bergerak turun dari leher Kevin dan berakhir di dada keras dan bidang pria itu, menggeseknya dengan perlahan untuk merangsang Kevin agar mau melayaninya malam ini.

Kevin menutup ke dua matanya, bukan menikmati sentuhan Chelsea, melainkan meredam emosinya yang berada di dalam dada hingga terasa sesak saat dengan rendahannya tubuhnya bisa di sentuh oleh sembarang wanita di luar sana.

"Tidak bisa!" itu adalah suara wanita berambut blonde, dengan kasar wanita itu menarik tubuh Kevin agar mendekat ke arahnya, membuat Kevin membuka matanya dengan cepat lantas memutar bola matanya dengan jengah. Hal yang sudah menjadi kebiasaan wanita yang emosional akan terjadi saat ini, apa lagi kalau bukan bertengkar dengan cara saling jambak rambut?

"Malam ini Kevin bersamaku!" wanita berambut blonde tersebut berteriak di depan wajah Chelsea, membuat Chelsea tak bisa lagi membendung emosinya.

"Tidak bisa, dia milikku malam ini!" Chelsea ikut berteriak, menyamai kelakuan buruk sang wanita blonde.

"Sarah, sudahlah!" Kevin mencoba untuk meleraih, ia memegang ke dua bahu wanita blonde yang ia panggil dengan nama Sarah itu lantas menariknya ke belakang sedikit menjauh dari Chelsea.

"Aku mau kau malam ini!" seru Sarah dengan sungguh-sungguh.

"Tidak bisa! Kevin harus bersama denganku malam ini!" Chelsea menarik kembali tubuh Kevin, namun dengan cepat Sarah menahan lengannya agar tak menjauh darinya. Dan sekarang, jadilah adegan tarik menarik antar ke duanya untuk merebutkan Kevin malam ini.

"Stop!" Kevin mengangkat ke dua tangannya ke atas, membuat cengkeraman dua wanita kesepian tersebut langsung terhenti seketika.

"Bagaimana jika kita treesome?" tawar Kevin dengan seringaian palsu yang tak di sadari oleh dua wanita yang tengah berperang tatapan tajam demi mendapatkannya dalam semalam.

"Aku tidak sudi orang ini menghancurkan acara malam kita yang panas dan penuh gairah!" Chelsea mematap remeh ke arah Sarah yang memiliki tinggi tubuh di bawah dirinya, kulit Sarah yang sawo matang sangat tidak cocok dengan rambut panjangnya yang sengaja dia cat menjadi warna blonde ala bule. Di tambah lagi dengan pakaian wanita itu yang jauh dari kata modis, dresnya memiliki bling-bling berkilauan yang membuat matanya terasa sakit.

"Kenapa melihatku seperti itu? Tidak pernah melihat gadis sexy?" sinis Sarah dengan melipat ke dua tangannya di dada, dan tersenyum bangga atas penampilannya malam ini yang ia anggap sangat sempurna.

"Sexy? Lihat dirimu, kau persis seperti seorang waria!" cibir Chelsea lantas tertawa dengan keras. Sontak, ucapannya barusan membuat Sarah tak terima dan langsung menarik rambut coklat Chelsea dengan brutal. Kevin membuang nafasnya dengan kasar, dugaannya seratus persen sangat benar.

"Hentikan!" teriak Kevin namun di abaikan oleh ke duanya. "Sarah! Chelsea!" Kevin berusaha melerai, namun tetap saja ke duanya sangat sulit untuk di pisahkan.

Musik DJ berhenti menggema, semua orang dengan kompak melihat adegan seru yang di lakukan Sarah dan Chelsea, adegan yang sangat mirip dengan pertunjukan WWE SMACKDOWN versi wanita. Dua wanita kesepian tersebut sangat mirip dengan atlet WWE Charlotte dan juga Nikki Bella yang tengah bergulat di atas arena.

"BERHENTI!" teriak seorang pria dengan suara yang tegas dan serak menghentikan ke duanya, semua mata tertuju padanya, netra tajam bak mata seekor elang menusuk mata Sarah dan Chelsea, membuat ke dua wanita kesepian tersebut menghentikan aktivitasnya.

"Jika kalian bertengkar lagi, jangan harap bisa menginjakkan kaki kalian di Junior Club lagi. Mengerti?!" peringatan keras dari Marco--sang pemilik club sekaligus menjabat sebagai mucikari para gigolo tampan di sini dengan bonus junior yang besar dan memuaskan.

"Maaf," cicit Sarah dengan pelan, kepalanya tertunduk ke bawah, menatap sepatu hells yang di kenakannya. Berbeda dengan Sarah yang mencicit minta maaf, Chelsea justru dengan emosinya enyah dari saja, pergi dari club tersebut dengan perasaan dendam yang masih menggerogoti hatinya pada sesosok wanita kampungan bernama Sarah itu.

"Yey! Malam ini Kevin bersamaku!" pekik Sarah dengan bahagia setelah melihat musuhnya telah pergi, Kevin hanya meringis melihatnya.

"Maaf Sarah, tidak bisa. Malam ini Kevin sudah di booking oleh wanita lain. Kau bisa bercinta dengan Ben atau Jack." seketika desahan kecewa keluar dari mulut Sarah, rasa kesal menyeruak dalam dirinya saat melihat Kevin di tarik oleh Marco menjauh dari lantai dansa.

Musik kembali menyala, para manusia laknat kembali heboh menikmati musik setan tersebut.

My Big JuniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang