[Aksi pembunuhan]

48 14 5
                                    

Devil POV

Mata gadis itu masih tertutup rapat dengan perban dimulutnya dan juga tali yang mengikat kedua tangan dan kaki nya. Sengaja aku membuat nya pingsan dengan membekap mulutnya saat ia berjalan di tempat sunyi.
Dan kini ia sudah berada tepat didepan mataku, dalam ruangan ku yang gelap dan rapat.

"Nghh...ngh.." geram nya dengan sangat pelan. Ia memainkan pupil matanya kesetiap sudut ruangan ini.

Pupil nya membesar ketika ia melihat ku berjalan mendekatinya, berjalan dari arah kegelapan ditemani jubah hitamku. Aku pun menunduk untuk mensejajarkan wajahku ke wajahnya.

"What do you lookin' huh?" tanyaku dengan seringai jahat yang menghiasi wajahku.

Gadis itu terkejut melihat ku, mata nya seolah olah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Sekarang kau tahu siapa aku? Masih berani macam macam denganku?" bisikku kepadanya.

Air mata mulai membasahi pipinya, nafasnya mulai tidak beraturan dan rasa takut mulai muncul dari wajahnya.

Sibuk basa basi, aku hampir saja melupakan misi ku. Aku pun pergi untuk mengambil cutter yang ku simpan di atas meja bersama dengan alat siksa lainnya.

Karna sudah tak sabar untuk melakukanya, tanpa basa basi aku pun menggores kakinya dengan cutter. Tak hanya goresan biasa, aku membuat tulisan di kakinya menggunakan cutter ini secara perlahan.

"REST.IN.PEACE"

Cairan merah berbau amis itu mulai bercocoran dari dalam lukanya, membuat ku tidak bisa berhenti tersenyum lebar.

"Nghhh..." ia mengeram kesakitan disetiap goresan huruf yang kubuat. Air mata tidak berhenti nembasahi pipinya.

"No dude, ini masih permulaan."
Selanjutnya aku mengambil gergaji mesin diatas meja.

Aku menyalakan benda tajam ini sehingga mengeluarkan suara bising. Tubuh gadis itu meronta-ronta, yang menandakan ia sangat ketakutan. Mata nya seolah olah memohon kepadaku untuk tidak menyiksanya lebih dalam lagi.

"Tidak kawan! Aku tidak akan pernah melapaskan mu. Just enjoy my game!"
Ucap ku sembari tertawa dengan sangat puas.

Aku mengarahkan gergaji mesin ini ke arah kedua kakinya yang terikat. Dan...

Drtttt... alat itu memotong setengah dari kedua kakinya. Cairan merah tidak berhenti membasahi tubuhku.
Gadis itu mengeluarkan suara yang lebih keras dari pada biasanya, menandakan jika ia merasakan sakit yang amat sangat luar biasa.

Isak tangis nya semakin jelas ku dengar, tapi tak ku pedulikan. sekarang saatnya aku mengakhiri permainan ini.
Aku mengarahkan gergaji mesin ini ke lehernya, dan...

Drtttt... Kepalanya terpental, jaraknya sekitar 10 cm dari tubuhnya, cairan merah terus tercocoran dari leher nya yang membuat sekelilingku seperti lautan darah.

Ntah mengapa emosi ku semakin meluap ketika melihatnya sudah menjadi mayat, jadi aku mengambil pisau dan menusuk nusuk badannya beberapa kali.

Finally! Berterima kasih lah padaku Neta, karna aku membebaskan mu dari pedihnya kehidupan.

Rest in peace!

Hai, ini cerita pertamaku jadi maaf jika penulisan nya belum benar, karna aku masih belajar. Mohon bantu Vote and Comment nya ya..

Who's the psychopath here?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang