Sudahlah Lupakan (I)

4 0 0
                                    


Yang Terakhir
Tidak Selalu Menyenangkan
Tidak Selalu Menyakitkan-

Musim semi tahun keempat di Universitas, Keduanya saling berhadapan.
Mata mereka bertemu , satu penuh keluguan ,satu lagu penuh keteguhan.
Pemuda berambut ikal dengan kacamata tersebut dengan ketegangan penuh mulai berbicara.


"Aku menyukaimu" Dua kata singkat .Terdengar samar,kata tersebut seolah membuat tuli gadis yang sangat mengidolakan Taylor swift itu.

Perih.Dia,Farhan,tahu pasti jawaban apa yang akan didapatkanya.

"Maaf"itulah awalnya.
Dia sudah membayangkan berbagai macam kata penolakan sebelum hari ini tiba, bahkan beberapa menit Sebelum ia berdiri di depan gadis tersebut sambil memegang gulungan formalitas tanda kelulusan yang baru saja didapatkannya

Ia tahu , kata maaf tersebut bukanlah sekedar bualan ,bagaimanapun kelihatannya,bagaimanapun sikapnya ia tetaplah bisa menjadi seorang pemikir , berkuliah di Jurusan Sistem Infromatika Indera pemikirannya untuk berfikir logis di berbagai keadaan.
Mungkin juga hal tersebut lah yang membuatnya tahu apa itu cinta , jika ia tidak mengenal cinta mana mungkin ia berkata :

"A-aku tidak mencitaimu."

Suaranya sebisa mungkin tidak bergetar. Senyuman samar terlukis di paras rupawannya. Aku tahu kau masih belum bisa melupakannya , ucap Farhan di dalam hatinya.

"Maaf aku terlalu egois... " Tutur Farhan

Iya tahu sekali. Jauh di dalam lubuk hatinya ia sangatlah egois dan merasa bersalah karena melakukan, ia pura-pura tidak memahami perasaan gadis yang berada didepannya , dan mungkin karena ini juga bisa merusak persahabatan mereka berdua.

Farhan masih terdiam , matanya sedari tadi memandang lurus penuh kehampaan. Kosong ia tahu bahwa hal ini akan terjadi , ia tahu Nabila akan mengatakan tidak , ia amat tahu.
Ia pikir ia dapat melewati ini dengan mudah , ia pikir tadinya ia akan tersenyum , menepuk pundak gadis itu , lalu berkata dirinya baik-baik saja dan jangan terlalu di pikirkan.
Tapi apa nyatanya. Sekarang ia membeku. Pikirnya melayang tanpa titik temu. Rasanya ingin jatuh tapi kaki nya seolah terpaku.

"Setidaknya aku sudah mengungkapkan nya kepadamu" Senyuman tulus Farhan keluarkan kepada Nabila.Sudahlah jangan tampilkan raut sedihmu , tetaplah tersenyum anggaplah hal ini tidak pernah terjadi. Ungkapnya sambil meyakinkan diri sendiri agar tetap tegar

"Hubungi dirinya" katakan kau menyukainya kerongkongan Farhan terasa kering , begitu pula dengan matanya yang menahan kesedihan.

"Tapi bagaimana dengan dirimu". Dalam hati Nabila berkata , ia sadar bahwa selama ini ia tidak bisa menentukan siapa yang harus didahulukan. Kedua nya adalah orang yang paling ia sayangi , ia tidak pernah menghiraukan perasaan Farhan selama ini terhadapnya.

"Sekarang bukanlah waktu yang tepat , aku akan mengungkap kan perasaan ku ketika bertemu langsung kepadanya " . Ucap Nabila Spontan.

-Terlalu memberi harapan

Ia masih belum bisa melupakan apa yang dikatakan Nabila kepadanya beberapa waktu lalu.
Sudah tidak ada harapan, itu lah yang ada dipikiran pria tersebut , Pikirnya jauh melayang teringat kembali masa-masa indah yang pernah mereka lalui bersama (sebagai teman ) ,
Ia melihat dengan kepalanya sendiri tahun lalu Nabila menuliskan sajak indah penuh makna dan bercerita langsung kepadanya tentang seseorang yang membuatnya jatuh cinta. Sajak itu bukan lah untuk dirinya melainkan untuk orang lain.

Kali ini ia sudah benar-benar menyerah sudah cukup penolakan implisit untuknya. Farhan mulai membayangkan mereka berdua berdampingan , ia tidak bisa selalu terjebak disini oleh cinta pertamanya yang bertepuk sebelah tangan.

Farhan tertawa, untuk dirinya. Tangan kananya bergerak mengusap kepala gadis itu (dalam hatinya akhirnya aku bisa juga berbesar hati) ,sedangkan gadis itu hanya terdiam sambil menatapi dirinya

"Sudahlah Nabila , aku tidak apa-apa,sekarang pergi dan katakanlah kepadanya . Beritahu dia tentang perasaanmu.

"Gadis itu menyentuh tangan dikepalanya, ia turunkan begitu mudahnya , mata cokelat terang milik gadis itu menatap mata Farhan.

"Terima kasih banyak "serunya dengan suara lantang sambil tersenyum .

"Terima kasih banyak , tanpamu aku tidak akan bisa bertahan sampai saat ini " tangannya masih melekat erat pada pemuda yang begitu ia sayangi tersebut (sebagai teman)

Perlahan bulir-bulir air mata menetes dari sepasang kelopak milik Nabila , ia mengigit bibirnya menahan suara isakan tangis .


Farhan disana semakin terpaku , ia genggam erat kedua tangan halus dengan jemari yang lentik itu untuk terakhir kalinya.

"Jangan habiskan air matamu" genggamannya mulai mengendur"

" Kalau aku jadi reza aku tidak suka dibuat menunggu seperti ini " Farhan melepas genggaman tangan itu .

Adakah engkau disana sepertiku
Memasuki dunia hayalanku yang mencaci
Aku berhayal berduaan dengan mu
Dimana aku dapat tertawa bersamamu, menggenggam tanganmu

Wahai cintaku disana
Mengapa kau tak mengenaliku
Kau tak tahu apa yang ada di hatiku
Kau tak tahu jika aku memandingi wajah indahmu

Adakah engkau disana sepertiku
Yang tidak sadarkan diri akan cinta yang bersemi
Yang tak mampu mengucapkan kedalaman kerinduan
Saat berhadapan dengan mu

Aku yang terkurung di ruang cinta dan kerinduan ku
Tak dapat berucap padamu, bahkan walau telah menyentuhmu
Setiap menatap matamu terasa menusuk ke jantung hati ku
Engkau cintaku, cinta terpendamku
Engkau rinduku, rindu tak bertuanku

Coretan KosongWhere stories live. Discover now