Sudahlah Lupakan(II) End

2 0 0
                                    



Nabila Menyeka air matanya , Sebuah senyum ceria terlukis di wajahnya .Gadis itu menganggukan kepalanya berkali-kali.

"Aku akan menghubunginya , aku akan mengatakan kepada Reza " Suara nya sudah mulai kembali normal .Salah satu hal yang Farhan kagumi dari gadis itu ialah , ia sangat pandai menyembunyikan perasaannya .

"Terima kasih telah meyakinkanku"

Nabila tidak banyak bertannya , ia paham sekali dengan Farhan , ia tahu bahwa saat itu Farhan sedang tidak ingin diganggu , maka dari itu ia segera mebalikan badannya dan beranjak pergi.

Farhan mundur beberapa langkah. Ia sandarkan punggunnya di pohon tempat mereka biasa bercerita tentang hal-hal absurd yang mereka rasakan. Matanya masih mengikutin punggung Nabila yang perlahan terlihat mengecil , secara bersamaan tanpa ia sadari tanggannya terangkat sendiri , seakan-akan hendak memegang punggung Nabila.

"Fa-Farhann..." Suara itu , Muhammad Nughroho. Farhan mengangkat kepala nya ,mencari sumber suara tersebut , ia melihat seorang pria sedang duduk di salah satu Wifi-Corner di kampus mereka yang berjalan mendekatinya .(nughroho adalah teman dekat Farhan semasa SMA dulu).
Farhan membuka mulutnya dan bertanya "sudah berapa lama kau berada disana"? sebenarnya Farhan tidak telalu perduli apakah Nughroho melihat hal yang baru ia alami tadi atau tidak , sebab sudah menjadi rahasia umum , bahwa ia memiliki cinta yang terjebak didalam FriendZone

Tanpa menjawab pertanyaan Farhan tadi , Nugroho berbalik bertanya.
"Kapan kau akan meninggalkan Indonesia ?" pertanyaan itu sontak membuat kaget Farhan , sebab ia tidak pernah memberi tahu siapapun , kalau dirinya akan melanjutkan Pendidikan S2 nya di luar negri, Eropa tepatnya ,Walau begitu Farhan masih sama seperti sebelumnya menanggapi hal tersebut dengan santai tanpa ingin tahu siapa yang memberitahukan nugroho hal tersebut.

"Hmm kepo deh ah " Farhan segera beranjak dari batang pohon yang ia sandarkan tadi dan berkata lagi kepada nugroho " Jangan beri tahu siapapun"

Nugroho terdiam , hanya menggelengkan kepalanya sambil mengerutu. Ia melihat sobat karibnya berjalan pergi meninggalkannya, suara langkah kakinya mulai menghilang.
Namanya cinta mau mau sedekat apapun belum tentu kau bisa memilikinya , Nugroho gerutunya .

Seorang pria berjalan di tengah dingin dan gemerlapnya kota Roma. Ia eratkan syal yang mengikat lehernya , lalu kemudian kedua tanganya memeluk erat dirinya.
Pakaiannya sudah berlapis-lapis.Penghangat telinga sudah digunakan , tapi tetap saja dingin nya kota Roma masih mengalahkannya .

Mata hitamnya melirik beberapa pasangan yang berjalan bergandengan disekitarnya. Melihat mereka bercanda, tertawa bahagia bersama ia mengingat Sahabatnya .
"Bagaimana Kabarnya" semoga kau berbahagia bersamanya.
Sudah satu lebih Farhan tidak memberikan kabar kepada sahabatnya di perkuliahanya dulu . Ia rasa saat ia kebali nanti ocehan dan omelan akan datang sehingga membuat telinganya panas.

Reza tertawa kecil di balik syalnya yang tebal, ia percepat langkahnya menuju sebuah café yang berada tidak jauh di depanya , suara gemerincing bel terdengar ketika ia mebuka pintu café tersebut.
Setelah berdiri beberapa saat dengan mata yang bergelincir kemana-mana untuk mencari meja yang kosong akhirnya Reza kembali berjalan.

Disana ia melihat seorang gadis berambut pirang , dengan wajah putih dengan sedikit bintik merah serta mata biru khas orang-orang Eropa yang sedang duduk menghadap jendela di hadapannya.

"Maaf membuatmu menunggu" Reza menurunkan syalnya , sebuah senyum keluar darinya yang kali ini tidak terhalang oleh syal

Gadis tersebut menoleh kearahnya sambil berkata " Tidak apa-apa selagi kau yang membayar bill " sebuah senyum miring dengan antusias yang tinggi membuat Reza tidak bisa menahan tawanya saat itu,mereka membuka pembiacaraan dengan penuh tawa.

Dua tahun lagi Reza akan membawa gadis ini ke Negara asal nya untuk ia perkenalkan kepada rekan lamanya .Dalam hati Reza bertanya apakah berita pernikahan mereka akan lebih datang dari yang ia perkirakan ( Reza berspekulasi hal itu tidak akan terjadi karna ia tahu bagaimana sifat sahabatnya)

Dua tahun lagi ia berharap bisa melihat gadis yang pernah mengisi hatinya dulu , mengenakan kebaya dengan pasangan yang ia cintai.

"Dua tahun lagi kamu mau ke Indonesia?" tanya Reza kepada gadis yang berada didepannya sambil menutup buku menu dan memanggil pelayan

"Indonesia, Negaramu ?" Gadis itu terdiam cukup lama , saat ia hendak menjawab pelayan sudah datang menghampiri mereka dan menanyakan apa yang ingin dipesan, tak lama pelayan itu pergi dan mata gadis itu kembali mengarah kepada Reza.

"Tentu saja aku mau " , Aku saat ingin mengunjungi Negaramu tentu saja

"Bibirkanya melengkungkan senyuman manis" Syukurlah kau sudah mau kembali kesana tutur gadis itu , tapi kenapa harus Dua tahun lagi ? Minggu depan kita sudah liburan musim dingin dan tahun baru , kurasa itu sudah menjadi waktu yang tepat untuk kembali kesana mengunjungi Sahabatmu. "Gadis itu memanggu dagunya"

"Akan Kupertimbangkan" Tutur Reza .

Mungkin tidak jadi dua tahun lagi , mungkin saja minggu depan , bulan depan atau esok Reza akan kembali ke negaranya .

Ia berharap jika saat itu tiba , dirinya sudah siap hati dan pikiran.
Ia tidak ingin mempermalukan Gadis pilihannya ini saat ia mengunjungi sahabatnya nanti 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 06, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Coretan KosongWhere stories live. Discover now