I

13 0 0
                                    

"Warna yang serasi" Nyonya Sarita memilihkan baju untuk suaminya.
"Lihatlah istriku warna ini sangat serasi, kau wanita terbaik" ucap Tuan Tama sambil mencium kening Nyonya Sarita.

"Satu-satunya wanita terbaik bukan?" Goda Nyonya Sarita sambil meninggalkan Tuan Tama yang sedang bersiap. Tuan Tama hanya mengangguk.

"Cepatlah turun aku sudah memasak makanan kesukaanmu!" teriak Nyonya Sarita dari bawah yang disambut senyum Nimy dan Tuan Tama.

"Baiklah sarapan pagi ini sangat hangat dan lezat, ayah harus berangkat ke kantor" ucap Tuan Tama sesudah makan.

"Bukankah ayah berjanji akan mengajak Nimy jalan-jalan hari ini?" Rengek Nimy kepada Tuan Tama.

"Oh maaf sayangku Nimy tidak hari ini ya" kata ayah kepadaku dengan angguk kesedihan Nimy mengiyakan perkataan Tuan Tama.

"Jangan bersedih Nimy hari ini ibu yang akan menemani Nimy bermain yaa?" Bujuk Nyonya Sarita. Nimy seorang gadis kecil berumur 2 tahun itupun hanya mengangguk.

● ● ●

Ditaman bermain Nimy bermain dengan gembira.
"Ibu Nimy ingin naik ayunan besar itu" pinta Nimy kepada Nyonya Sarita. Tentu saja Nyonya Sarita menerimanya Nimy adalah anak semata wayang yang sangat Nyonya Sarita sayangi.
"Baiklah sayang ayo kita naik" kata Nyonya Sarita setuju.

Di ayunan Nimy seperti melihat seseorang yang sangat ia kenali, ya itu adalah Tuan Tama atau ayah Nimy bersama seorang perempuan dan seorang anak kecil.

"Ibu-ibu itu ayahkan?" Tanya Nimy dengan polos. Seketika Nyonya Sarita terdiam bahkan tidak menjawab Nimy. Nimy tidak tahu apa yang terjadi dia hanya memangil nama ibunya dan memegang pipinya.

Tuan Tama saling tatap denganNyonya Sarita walau dari kejauh Nyonya Sarita tetap bisa melihatnya. Seketika senyum Tuan Tama dan Nyonya Sarita pudar. Lalu Tuan Tama dan wanita itu hilang ditengah-tengah kerumanan orang. Dan menyisakan Nyonya Sarita yang terus hanya terdiam tidak berkata.

● ● ●

Dimobil suasana tegang terasa.
"Sudah berkali-kali bilang kepadamu kau harus berbicara dengan Sarita tentang hubungan kita ini" ucap wanita yang bersama Tuan Tama

"Aku tahu sifat Sarita, aku mencintai dia dan aku mencintaimu. Aku tidak ingin berpisah dari kalian berdua" kata Tuan Tama.

"Aku tahu itu dan aku siap untuk berpisah denganmu." Ucap wanita itu lagi. "Sudah nak berhentilah menangis, besok kita ke taman lagi yaa?" Bujuk ibu anak kecil itu. Anak kecil itu sedang tidur bagian tengah duduk mobil.

"Aku mencintaimu dan Sarita aku tidak bisa meninggalkanmu dan Fredella atau meninggalkan Sarita dan Nimy" kata Tuan Tama yang sedikit tertahan.

"Awas! Didepan!!!" Mobil yang kendarain ayah terjun kejurang karena menghindari truck didepan.

Ini apa? Apa yang terjadi? Seorang balita umur 2 tahun itu hanya menjerit serta memanggil nama ayah dan ibunya.

● ● ●

Sedangkan dirumah semua berantakan.
Dengan hati yang hancur karena melihat laki-laki yang dicintai ternyata mengkhianatinya. Dengan wajah kusam dan cucuran air mata serta rasa marah. Seorang Nyonya Sarita menangis.

Dering telpon berbunyi
"Halo, iya saya Nyonya Sarita. Baiklah saya segera kerumah sakit"

● ● ●

Tiba di rumah sakit. Nyonya Sarita disambut dengan jenazah yang iya kenali. Mungkin dia adalah orang yang sangat dia benci karena keharmonisan rumah tangganya dirusak oleh wanita yang sudah tak bernyawa ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Heart Is YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang