15|Anna dan rasa percaya

555 111 15
                                    

Jam sudah menunjukkan angka 7 lewat 12 menit. Haris terlambat 12 menit. Karena sudah terlambat  Haris membelokan motornya kearah berlawanan dari sekolahnya. Haris pulang.

Mufianna Rajisoo
|kamu telat?
|dihukum didepan?
|atau sakit?
|sakit apa?
|kenapa ga turun )))):
07.01 AM

|halooo
|halo
|bandung
|ibu kota periangan
|sudah lama beta
|ish
|kemana?
|DITANYA BU SITI
|YAH DI ALFA KAMU
|ga kok aku bilang kamu sakit
|tapi mungkin telat suratnya dtg
|kamu WA aja bu siti
07.09 AM

Haris ketawa liat deretan spam dari Anna. Lucu. Haris kebayang gimana hebohnya Anna.

Taeyong Haris I.
Surat ku nyusul |
Aman mbak|

Mufianna Rajisoo
|surat?
|jadi apa?
|sakit apa?

Taeyong Haris I.
Sakit kepala|

Mufianna Rajisoo
|hoo gitu
|oke
|istirahat sana

Taeyong Haris I.
Siap!|

Haris nutup aplikasi Line dan beralih ke aplikasi Instagram. Ngeliatin akun awreceh, drama sosial, nine gag, ngebuka akun gore dan sejenisnya.

Haris bosan. Tapi malas juga ke sekolah. Tapi dirumah juga ga ngapa-ngapain. Ini jadi dilema terbesar haris selama SMA ini. Niatnya untuk jadi orang yang produktif cuma khyalan semata, realisasinya ga ada. Kemageran sudah nelan jiwa Haris sepenuhnya.

Haria ngelirik tumpukan novel yang baru dibelinya atau lebih tepatnya sekitar dua bulan yang lalu dibelinya. Masih dengan bungkusnya. Haris belum ada niat untuk ngebaca novel itu, bahkan ngebuka sampulnya pun belum ada niat.

Semua harus dilakukan dengan niat dan realisasi yang seimbang. Besar niat tapi ga ada realisasi jadinya cuma angan-angan.

"Aduh mager, ntaran aja"

Kalimat diatas termasuk kalimat top 10 yang paling sering meluncur dari mulut Haris.

Akhirnya kerjaan Haris seharian cuma tidur sambil main hp. Sudah hampir jam setengah 3 artinya Haris harus les.

Dan yang pasti jemput tuan putri dulu, Anna. Disekolah.

"Gila kamu datang ke sekolah tapi pagi izin sakit?" Cerocos Anna pas Haris beneran datang ngejemput dia.

"Hahaha gapapa, enak bolos"

"Alah palingan bolos mu tidur seharian di kasur sambil ngescroll timeline, iya kan?"

Haris nyengir, Anna tau persis kebiasaannya.

"Enak ya jadi introvert, bahagia ga harus ngabisin banyak uang"

"Emang ekstrovert ngabisin banyak uang kalo mau bahagia?" Haris natap Anna yang lagi masang masker dengan bingung.

"Yaiyalah, ah apa cuma aku ya? Kalau mau me-time, dari rumah ku Big Mall aja 80 ribu"

"Hah?! Delapan puluh rib-"

"Pake go car hehehe"

Haris udah ngegas karena kaget mahal banget, ya walaupun emang jarak nya jauh banget.

"Itu baru berangkatnya, baliknya segitu lagi jadi bolak-balik 160 ribu untuk transportasi. Belum ke the body shopnya, belum ke paper lunch nya, belum ke miniso nya, ke century, guardian. Belum nongki di starbucks nya oh atau dunkin' donat"

Haris pusing sendiri dengar deretan nama toko yang menurutnya mahal.

"Tapi ga papa sih kalau uang mu ada aja, ada loh ya bukan di ada-ada kan"

Anna ngangguk. Terus nunjuk tasnya. "Selama atm masih ditangan ku berarti aman. Kalau udah ditarik abah ya melarat lagi, hidup seperti gembel"

A

nna ketawa. "Ayo berangkat"

Haris ngangguk mengiyakan. Setiap jalan Anna selalu masukkin tangannya kedalam kantong jaket Haris. Jadi Haris ga pernah ngeresleting jaketnya sampai atas, selalu dibiarkan terbuka. Biar Anna main-main dengan kantong jaketnya. Katanya Anna mainin kantong jaket itu seru. Haris ga paham jalan pikir randomnya Anna.

"Kamu beneran sakit?"

Haris diam, rasanya ragu mau mengiyakan.

"Tadi itu, sebenarnya aku sudah berangkat sekolah. Tapi telat 12 menit jadi ya pulang aja daripada di tahan didepan. Kalo telat dihukum, kalau bolos malah ga di apa-apain ya mending gausha turun"

Anna ber-oh ria dibelakang.

"Tadi anak-anak kelas semua nanya ke aku, 'Haris kemana na?' Gitu"

Haris mengumam aja. Masih ngedengerin lanjutan cerita Anna hari ini.

"Padahal kan ya aku bukan bunda mu, kamu juga ga ada bilang apa-apa ya mana ku tau. Pas aku jawab aku ga tau malah terhujat"

Haris ngelirik Anna lewat kaca spion, sayangnya Anna pakai masker jadi Haris ga liat gimana ekspresi Anna kali ini.

"Ya itu sudah, aneh"

"Hmm, iya"

Haris diam, tiba-tiba mengalami konflik batin. Apa dia tadi salah jawab ya? Kok respon Anna segitu aja?

"Sudah makan?"

"Sudah, aku tadi bawa bekal"

"Kamu?"

"Sudah tadi dirumah"

Haris bisa ngeliat Anna ngangguk-ngangguk dibelakang lewat kaca spionnya.

"Ngomong-ngomong ris, aku ga perlu ditanyain 'sudah makan atau belum' aku lebih butuh pertanyaan 'gimana hari ini?' Hehehe"

Haris masih diam nunggu kelanjutan Anna.

"Kalau makan aku ga bakal lupa, perut ku pasti meronta kalau lapar. Tapi kalau perasaan, ga ada pengingatnya. Kadang aku bingung mau naroh cerita hidupku dimana, kalau aku sedih ga ada yang percaya. Aku jadi agak nyesal karena nyoba selalu ceria atau selalu galak dikelas."

"Cerita aja sama aku"

"Beneran?"

"Iya, kalau kamu percaya kamu boleh cerita sama aku"

"Wah makasih, emm 12 AG di ruangan 9 hari ini. Ayo!"

Haris ga tau Anna itu gimana, Haris mau tau, tapi waktunya belum tepat. Anna masih setengah hati percaya dengannya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
save me, save you ;Taeyong-JisooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang