Surat cinta untukmu, Naila

21 0 0
                                    

Panas, membakar jiwa yang kedinginan
Cinta yang seharusnya menghangatkan, tapi nyatanya membakar, lalu menghanguskan harapan
Bukankah Cinta datang dari tatap muka?
Mungkinkah dengan mata tertutup dapat melihat keindahan?
Sekian lama pertanyaan itu terngiang dalam pikiran
Menjelajah mencari jawaban
Namun tak kunjung dapat balasan.

Masih ku ingat betul
Suatu sore, di tepi pantai
Ketika sang Mega merah mulai merebah pertanda malam akan segera tiba,
Duduk sendirian seorang wanita diatas sebatang pohon bakau yang tergeletak tersapu ombak
Sembari menghadap laut yang semakin jauh semakin terlihat batas semu dari jarak yang seolah memisah.

Kuhampiri, kucermati
Seolah dia tau apa yang ada dihatiku
"Naila" ujarnya ketika ku ulurkan tanganku padanya
Suara yang lembut, tersamarkan oleh debur ombak senja
Indahnya sore itu
Namun entah, seolah bumi begitu cepat berputar, atau Mentari yang sudah lelah untuk menerangi
Gelap pun datang, bintang tak mampu lagi menyembunyikan sinarnya, sebagai tanda bahwa malam tetaplah akan datang, mengusir indahnya sore hari.
Naila pun pamit pergi,
Menjauh, menjauh lalu hilang bersama bayangan malam.

Malam itu,
Rasanya otakku penuh dengan angan, penuh dengan harapan, bahwa esok bisa bertemu lagi dengannya
Malam itu,
Hujan turun membasahi jiwa yang gersang, menyembunyikan segala pengharapan...
Tapi, Tuhan Maha Mendengar bukan?
Sebising apapun, segaduh apapun, sampai kamu tuli terhadap suaramu sendiri
sedikit do'a kulafadzkan, semoga Tuhan meng-iya-kan...

Pagi telah datang
Tak seperti biasanya
Tak secerah sebelumnya
Oh, sisa hujan semalam
Tubuhku menggigil kedinginan
Ku beranikan mengguyur tubuh dengan air...
Secepatnya kurampungkan, agar tidak terlalu lama kedinginan, pun agar secepatnya ku temui Naila.

Aku berjalan
Ku lihat dari kejauhan
Di tempat yang sama
Nampak sepi
Nampak sunyi
Hanya cemoohan burung bangau dipagi hari
Kemana dia?
Mungkinkah aku terlalu pagi
Atau matahari yang terlambat untuk menyirani
Ku tunggu sejenak
Beberapa menit saja
Atau beberapa jam saja
Entahlah, sudah sangat lama aku menunggu
Kemana dia...

Kuputuskan untuk kembali
Berharap dia datang lagi esok hari

Tiba di penginapan, kulihat semua orang menangis
Sesenggukan, ada apa? Kenapa?
Aku bertanya namun semuanya masih menangis bisu
Aku berharap semuanya baik-baik saja
Tentu aku berharap semuanya baik-baik saja, aku datang untuk liburan, berharap semuanya berakhir manis...
Tiba-tiba seorang bapak menepuk pundakku dari belakang
"Naila nak, Naila" sambil tertunduk...
Aku masih diam, tak tau apa yang sedang terjadi
"Naila nak, Naila!! " semakin menjadi-jadi...
Kuberanikan diri untuk bertanya "ada apa pak, apa yang sebenarnya terjadi"
Sambil menahan segala kepedihan beliau berkata "Naila nak, Naila anakku, dia tewas di kamar mandi"
Otakku benar-benar buntu, aku tak tau, aku bingung, apa yang sebenarnya terjadi, apa yang sedang kualamai ini, apakah aku masih tidur, dan ini bagian dari mimpiku???
"Nak, kamu yang kemaren sore bersama Naila di tepi pantai bukan? "
Aku hanya mengangguk pelan, sambil mencari jawaban dari kebingungnku...
"Aku tak pernah melihat Naila sebahagia itu sebelumnya, aku melihatmu bersama Naila dari atas penginapanku nak, ketika dia meninggalkanmu sore itu, dia bercerita bagaimana bahagianya, sore itu ada yang menemaninya, meski hanya sebentar. kamu tau nak, anakku mengidap sakit, sudah sejak dia kecil, dia lebih suka menyendiri, dan akan selalu menghindar jika ada seseorang yang mendekatinya... Namun sore itu, aku melihat sepertinya dia berbeda, dia bertahan bersamamu, duduk, meski bagimu hanya sekejap, tapi itu adalah kali pertama aku melihat dia mengulurkan tangan, dan memperkenalkan namanya pada seseorang"
Kakiku seolah lumpuh mendengar itu, tanganku bergetar, otakku serasa ingin meledak mendengar ini... Tak mampu otakku menampung seberapa beratnya apa yang sedang terjadi...

"Malam itu dia bercerita tentangmu nak, dia merasa kamu berbeda, ketika kamu datang katanya tiba-tiba dia ingin mengenalmu, dia berkata bahwa besok akan menemuimu lagi nak"
Aku tak sanggup melihat beratnya bapak ini bercerita, sesenggukan, mulutnya berat sekali, dengan suara yang bergetar hebat...
Oh... "Sudah pak" hanya itu yang kukatakan.
"Nak, malam itu, sebelum dia tidur, dia bilang akan berdo'a, dia ke kamar mandi untuk mengambil air wudlu, ku biarkan dia sendiri, mungkin itu yang dia inginkan saat itu. aku salah, malam itu adalah malam terakhir aku mendengarnya bercerita, malam terakhir aku melihatnya tertawa, dan kau nak, kau adalah orang terakhir yang dia ceritakan padaku"
Menjadi-jadi sudah, tak mampu lagi beliau tahan tangis itu, dia berteriak, menangis, haaaaaaaah!!!!
Aku terhipnotis, aku ikut menangis, arau mungkin menahan tangis, meski tetesan air mata sudah jatuh dari sudut mataku.
Hari itu, hari yang begitu berat bagi semua orang di penginapan ini, terutama untukku, seorang pendatang baru...

Untukmu Naila
Aku tak tahu banyak tentangmu
Aku baru saja mengenalmu
Namun dari cerita ayahmu aku tahu
Bagimu aku tak seperti yang lain (mungkin)
Tapi sore itu aku juga tak berharap kau secepat itu berlalu
Ingin lebih lama ku bersamamu
Lagi-lagi aku terlambat untuk datang
Atau senja sore yang terlalu terburu-buru untuk pergi
Aku tahu malam terakhirmu adalah malam yang indah
Aku tahu melam terakhirmu kau begitu bahagia
Dan kau harus tahu, aku juga merasakan hal yang sama
Malam itu, malam terkahirmu
Kau berjalan untuk berdo'a kepada Tuhan
Bukankah itu Indah?
Kau 'dijemput' di malam yang indah
Terima kasih telah mengulurkan tanganmu sore itu
Naila, satu kata yang begitu indah
Semoga kau lebih bahagia
Dan pasti sangat bahagia
Berada di sisi Sang Pencipta
Terima kasih
Sekali lagi terima kasih

Sepulang dari sana aku mengerti
Bahwa kau mungkin mencintai sesuatu karena rupa
Kau bisa melihat keindahan hanya dengan mata
Tapi bisakah kau merasakan keindahan itu hanya dengan mata??
Hati...
semua keindahan itu, yang kau lihat dengan matamu, hanya bisa kau rasakan dengan hati
Mata bisa tertutup, rupa bisa berubah
Namun rasa tetaplah milik hati yang suci...

~~~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Surat cinta untukmu, NailaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang