Jisoo yang barusan mau tidur terbangun, merasa bangku kosong sebelahnya terisi. Harusnya penghuni sebelahnya Sowon,bkenapa tiba-tiba jadi si boss?
Mereka ada di dalam pesawat siap meluncur pulang.
“Pak Chris hobi tuker tempat duduk, ya?” bisiknya sambil melihat setiap bangku mencari Sowon. Menemukan gadis itu duduk di samping Exy, mereka mengobrol seru. Jisoo kembali menatap heran si boss yang hobi bertukar bangku.
“Tidak boleh?”
“Bangku lainnya kek, jangan saya melulu. Bapak mau digosipin?” Suaranya pelan, takut didengarkan bangku depan dan belakang yang terisi rekan kerja. Sampai ketahuan bisa kacau reputasi Jisoo sebagai kacung baik-baik.
Mana mau dia digosipin having a affair sama boss. Kalau boss-nya modelan Christian Yu atau Simon Dominic siapa yang menolak? Lah wong modelan Hotman Parris saja banyak ceweknya.
Jisoo kacung yang menomer satukan reputasi. Sesuai kebijakan perusahaan, dilarang menjalin hubungan dengan rekan sekantor—istilah gaulnya cinlok. Walaupun kebijakan perusahaan di anggap serius semua karyawan, tetap ada karyawan yang main belakang.
Backstreet, dong.
“Saya mau di sini. Suka-suka saya, Jisoo.”
“Dari kemarin Bapak sukanya nempel sama sa—” bola matanya melotot galak ketika kelima jemari Christian menyatukan jemari-jemarinya. “Pak, main aman, dong!”
Dengan santai Christian menarik selimut menyembuyikan genggaman mereka. “Aman, see?”
Jisoo mendesis. Si boss satu ini memang terlalu jenius mengeles. Jisoo tidak dapat menolak langsung mengiyakan ajakan si boss gandengan tangan. Toh, dia nyaman-nyaman saja digenggam si boss, hanya saja dia ingin aman. Ingat, reputasi itu nomer satu.
“Sampai kantor, pulang atau—”
“Pulanglah. Ngapain stay lama-lama di kantor. Capek habis nguli seminggu di London, jatahnya istirahat!” potongnya nyerocos cerewet.
“Saya anterin?”
“Nggak usah, Pak!” Jisoo menolak tawaran Christian, “saya udah bilang, reputasi itu nomer satu.”
“I don't care, Jisoo”
“But I care, remember?” Tatapan Jisoo jelas mengatakan bahwa dia peduli meskipun si boss tidak peduli. “Misal nih, reputasi kita hancur yang ada pekerjaan kita ikutan hancur. Terlebih we dont know orang-orang sekitar, walau bertahun-tahun kerjasama, cara pandang dan berpikir setiap orang berbeda, kita gak tahu baik buruknya seseorang pada kita, baik di depan maupun belakang,” jelasnya.
Alasan mengapa Jisoo menomer satukan reputasi.
“Kamu men-copy paste kalimat Simon?”
“Hm?” balasnya gelagapan. “Itu kalimat saya sendiri!” tegasnya mengalihkan kegugupannya barusan.
Christian tak menyahuti. Toh, percuma Jisoo tak akan buka suara. Dia jelas menutupi kedekatannya dulu dengan Simon Dominic
“Yang buat kebijakan, kan, Bapak sendiri,” gumamnya.
Mendengar hal tersebut, Christian sedikit menunduk, mendekat ke daun telinga Jisoo. “Perlukah saya menghapus kebijakan perusahaan, Jisoo?”
Jisoo hampir saja terjebak mencium dagu si boss kalau saja dia tidak cepat-cepat menoleh ke depan. Belum lagi remasan telapak tangan Christian semakin menghangat dan menyamankan Jisoo berada di genggamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Scenario | jisoo ft. christianyu [✔]
FanficJisoo merasa dianak tirikan oleh Christian Yu. Si boss yang galaknya udah nyamain Hades. Yang harusnya kerja sebagai asisten malah berakhir sebagai kacung pribadi Boss Yu. "Boss selalu benar, kacung selalu salah." ©2019 By Hippoyeaa