....
"Dooorrr!!! Hayoo, abang Angka nglamunin apa hayooo!" Teriaknya disamping telinga Angkasa.
"Gilang!! Lo tuh punya cita-cita nyopotin jantung gue kan!?" Ucap Angkasa sambil menetralkan detak jantungnya.
"Hahaha, si gelang tuh dendam sama lo ka, soalnya kemarin nggak lo kasih contekan waktu ulangan fisika" Ucap Andre yang sudah duduk di samping Angkasa.
Gilang dan Andre adalah sahabat Angkasa sejak kecil, jadi wajar jika Angkasa terlihat akrab dengan keduanya.
"Ekheemm, pertama-tama untuk tuan Andre yang terhormat, sekedar mengingatkan bahwa nama saya itu Gilang bukan gelang tolong digaris bawahi. Untuk yang kedua kalinya saya sama sekali tidak ada dendam baik tersurat maupun tersirat kepada saudara Angkasa" ucapnya dengan gaya berpidato.
"Dan untuk yang ketiga, Angkasa kaget tu gara-gara dia nglamunin tetangga sebelah. Orang gue teriaknya biasa aja kok"
"Dasar lo gelang, rempong kayak emak-emak. Ngomong aja dibanyakin" sanggah Andre.
"Udah-udah, berisik tauk. Mending balik ke kelas" Ucapnya lalu melenggang meninggalkan kedua temannya di tempat.
"Gila tuh Angka, udah disamperin. Eh malah kitanya ditinggal berdua di sini"
"Berdua!? Yang ketiga setan dong. Hihh, ngeri gue" Andre pun ikut beranjak meninggalkan Gilang sendiri.
"Heh Ndre, kok gue jadi di tinggal sendiri sih. Jomblo dong" ucapnya pada diri sendiri. Gila memang.
***
"Kok gue kepikiran dia terus ya, jangan-jangan gue.. heh jangan ngaco jangaan!! Apa-apaan sih ini, mana mungkin gue suka sama tuh bidadari. Ehh, Ya Tuhaaann tambah gila deh guee"
Batin Angakasa sambil menggeleng-gelengkan kepalanya."Ka!!" Ucap seseorang menepuk bahunya.
"Ya tuhaannn.. tadi Gilang, ini siapa lagi. Kenapa banyak banget sih yang pengen gue jantungan!"
"Ya" Balasnya berusaha dingin seperti biasa.
"Kita ada kumpulan nih nanti sore, lo bisa kan!?" Ucap Anang, ketua ekskul fotografi.
Ya, Angkasa memang memiliki hobi mengabadikan momen, ia mengikuti ekskul fotografi untuk menyalurkan hobinya yang satu itu. Dia sering membawa kameranya sekedar untuk memotret hal yang menarik perhatiannya dan juga menarik hatinya. Oke, hatinya!.
"Ok" Jawabnya kelewat singkat.
"Oh iya, sekalian nanti lo yang bawa data pendaftaran peserta baru ya! Ambil di kelas gue!".
Angkasa hanya mengernyitkan dahinya, tanda keberatan.
Anang yang mengerti raut wajah Angkasa pun menjawab. " Hari ini gue ga bisa dateng, ada acara keluarga, jadi lo harus gantiin gue secara lo kan wakil gue"
"Hmmm" Gumannya sambil melenggang pergi.
"Dasar bocah irit omong"
****
"Pliss ka, gak ada lagi yang bisa diharepin di kelas ini selain elo""Gak"
"Lang, Ndre. Bantuin gue bujuk patung lo ini dong, kan cuma lo berdua pawangnya" Mohon Lidya memelas.
"Ka, ayolah lo aja yang jadi ketua kelas. Soalnya yang pantes di kelas ini tu cuma elo selain Ferdi"
"Tuh Ka, ayolah bantuin gue kek" mohon Lidya lagi.
"Lagian Ferdi ngapain pakek pindah segala sih, kan jadi ribet urusannya" Bukan Angkasa yang menyahut, melainkan Gilang.
"Ferdi kan ngikut bokapnya, ayolah Ka!"
"Ta-"
Bruukkk.....
"Eh sorry ga sengaja" Berjatuhan sudah buku-buku di meja itu.
"Ini diaa!! Lo tuh kemana aja sih Ra, lo kan wakil ketua kelasnya. Bantuin gue kek"
"Bantuin apaan?" Tanyanya Kejora polos, sambil memunguti buku yang ia jatuhkan.
"Lo tu gak tau apa pura-pura gak tau sih, Ferdi tu pindah sekolah. Lo pikir siapa yang mau wakilin kelas kita"
"What!? pindah? Kok gue gak tau sih. Terus gimana dong?"
"Haduuhh! lo bujuk nih Angkasa biar mau jadi ketua kelas"
"Angkasa?"
*****

KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Kejora dan Angkasa
Genç Kurgu*** Cerita antara Angkasa dan Kejora Di saat seorang gadis manis yang ceria jatuh cinta dengan pria yang dijodohkan dengannya. Di saat seorang lelaki tau gadis yang dicintainya adalah kesalahan masalalu dari orang terdekatnya. Di saat masalalu terun...