KA 1

6 1 0
                                    

Mobilku melaju memasuki gerbang rumah. Seorang yang sedari tadi duduk di kursi tetlihat menatap selidik ke arahku sampai membuat kacamatanya setengah melorot di hidung. Mungkin ia belum mengenali siapa yang mengendarai mobil masuk kedalam rumahnya.

Setelah aku menemui nya dan berjabat tangan, beliau menyapaku.

"Eeeeh qi.. Akhirnye ente kesini juga." Ucapnya dengan nada bicara ala betawi, sambil memegangi satu buku tebal ditangannya.

Beliau adalah Ustadz 'Ali Ramzi, seorang alumni pesantren ternama di magelang yang saat ini menjadi pengajar di Pondok Pesantren milik Mertuanya. Aku biasa memanggilnya Bang Ali.

Bang Ali kakak senior ku di pesantren, dulu semasa dipondok aku sangat dekat dengannya, nyuri-nyuri waktu & ilmu nya, aku selalu minta diajarkan pelajaran yg belum aku fahami. Dan beliau tak pernah keberatan dengan itu, justru terlihat senang karena ada teman untuk tiqrar pelajaran bersama.

Sekarang Bang Ali sudah menjadi kakak iparku, aku tak pernah menyangka Bang Ali akan berjodoh dgn Kak Nafizah Kakak ku sendiri.

"Sehat bang?"

"Alhamdulillaah ane sehat .. Ente gimane?"

"Alhamdulillaah sehat bang, eh iya Kak Naf dimana bang?."

"Di dalem qi, bentar lagi juga kesini"

Seorang perempuan cantik keluar dari pintu rumah sambil membawa senampan minuman, dia kakak ku.

"Naaaah qi, nih bidadari syurga nya udah dateng" Sambut bang Ali pada kak Nafizah.

"Aduuuh de, kemana aja sih baru kesini" Ucap kakak sambil tersenyum padaku.

"Hehehe.. Iya kak alhamdulillah Haqi baru nyampe langsung kesini."

"Ohiyah, baru beres Sima'an akbar ya. Alhamdulillaah, berarti skrg udah bisa ngajar disini ya qi."

"Iyaaa kak, kalau semua urusan Haqi udah selesai InsyaAllah Haqi mukim disini nerusin Abi.

"Eh iya kak, ponakan haqi sehat?"

"Alhamdulillah nih qi, makin besar aja perut kakak" Ucap kak Nafizah Sambil mengelus perutnya.

"Eihsss.. Gapapa mi perut nya dipinjem dede bayi dulu sebentar ya"

"Hehehe.. Iya abi gapapa, tapi umi jadi gendutan bi"

"Gapapa mi, umi gendutan ataupun kurusan juga tetep dimata abi umi yg paling cantik. Udah ya gausah difikirin lagi"

"Hehe iya bi syukron, uhhibuka fillah bi hehehehe"

"Uhhibuki fillah sayangku"

Alhamdulillah.. Rasanya senang sekali melihat mereka seperti ini, aku ikut berbahagia dgn kebahagiaan mereka.

"Qi.."

"Iya bang"

"Abang harap ente bisa lebih cepet mukim disini ya. Disini sekarang lagi butuh guru pengganti buat anak-anak."

"Iya nih qi. Ustadzah Farida yg biasanya ngajar santri putri lagi di rawat di rumah sakit karena sakit thypus."

"Innalillahi.. Semoga Ustadzah Farida cepet sembuh"

"Iya qi do'ain ya. Kemaren aja kakak yg gantiin, tapi sekarang kakak udah gak kuat naik turun tangga. Sekarang kan udah trimester akhir jadi agak cepet lelah qi"

"Iya kak, insyaallah secepatnya haqi urus semuanya."

"Iya qi. Kasian kakak mu itu loh, kadang santri nya yg disuruh kesini, ngaji disini karena mogok naik tangga"

"Ishhh abi ih"

"Iyaaa mi gapapa. Abi juga kasian klw umi terlalu capek gitu"

=================================
Tiqrar : Mengulang² pelajaran
Sima'an : Wisuda hafalan 30 juz Al-Qur'an
Mukim : Menetap

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kekasih AsingkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang