Usai selesai dari acara makan dan ngambek yang dilebih-lebihkan, Jungkook dan Taehyung memilih untuk memakan ice cream vanilla-strawberry kesukaan mereka berdua di atas sofa hitam yang bisa dipanjangkan pada sisi depannya. Menonton film manusia besi yang sudah ditonton berkali-kali. Namun tetap menjadi favorit keduanya.
Jungkook yang terlalu menghayati kegiatan menonton movie tidak menyadari, bahwa si pemuda berambut merah sibuk menghabisi ice cream hingga nyaris habis. Apalagi di sisi yang berwarna pink (rasa strawberry), volume yang tadinya penuh kini hampir tidak lagi terlihat ada isinya.
Taehyung sebenarnya pun tidak sadar akan perbuatannya, dirinya juga ikut sibuk menonton adegan seru pada layar led 32 inch tersebut. Taehyung hanya mengikuti nalurinya sebagai laki-laki penyuka rasa strawberry, kok. Hingga satu pukulan di bahu dan pekikan dramatis muncul untuk menghentakkan diri dari keseriusan menonton film.
"Aish Abang! Kok diabisin!" Jungkook merengut tidak suka.
Eh?
Taehyung dibuat bingung. Ditataplah ice cream yang berada di antara kaki mereka kemudian wajah Jungkook bergantian, satu cengiran kotak lalu muncul disertai dua ruas jari membentuk tanda peace. "Hehe, gue nggak sadar sumpah. Serius. Jangan marah ya? oke?"
Tatapan bengis menjadi jawaban Taehyung detik ini, kotak ice cream beralih dipeluk laki-laki berpipi bulat agar jauh-jauh dari tangan bandel Taehyung.
"Jangan marah elaaah," Taehyung menjawil-jawil dagu Jungkook yang masih menatapnya bengis. Mencoba mengambil satu sendok ice cream untuk ingin kembali merasakan sensasi manis dan dingin di lidahnya.
Namun Jungkook bersikeras mengamankan si ice cream dari jangkauan abangnya. "Nggak, Abang udah. Ini buat gue sisanya. Enak aja." Satu sendok berisi ice cream meluncur masuk menemui mulutnya. Tak ada niatan memanas-manasi, tapi Taehyung seperti dikhianati oleh si ice cream karena lebih memilih dinikmati oleh lidah Jungkook.
Tata merengut sedih jadinya, "Dek, itu vanillanya masih banyak 'kan, gue nggak abisin lagi deh. Makan bareng-bareng, janji."
"Nggak."
"Dek,"
"Apa?"
"Bagi,"
"Nggak mau."
"Yaudah Abang naik aja ke kamar."
"Yaudah sana."
Taehyung langsung buru-buru beranjak dari sofa. Menyingkap selimut putih yang menghangatkan kaki sebelum berdiri menjauh. Jungkook memilih tidak peduli dan melanjutkan menonton film seperti sebelumnya. Bagus, nggak ada Abang malah enak, dasar ngeselin.
Namun baru berselang lima menit bang Taehyung pergi, Jungkook rupanya tidak merasakan enak. Mata bulatnya malah mendelik mencari-cari entitas Abangnya yang serius untuk pergi ke kamar. Rupa-rupanya ditinggalkan seseorang akan sedih juga, apalagi diambekin kembaran. Jungkook jadi merasa bersalah.
Ia akhirnya memilih mengalah, diputuskanlah untuk menghampiri Taehyung di kamarnya dengan membawa kotak ice cream ke pelukan.
Taehyung rupanya sedang bermain PS sendirian, jemarinya sibuk menekan tombol joystick namun raut wajahnya tak ada ekspresi sama sekali. Dihela napas Jungkook sembari memasuki ruangan milik Taehyung, "Bang," ujarnya.
"Apaansi gitu doang marah." Stik PS diambil Jungkook untuk ikut nimbrung dalam permainan. Ditatapnya Taehyung dari samping, raut wajah galak abangnya berhasil membuat Jungkook takut. Selalu. "Tuh, esnya, nggak jadi Adek makan, buat Abang. Nggak usah marah kenapa."
Lelaki berambut abang tidak menjawab. Permainan telah game over namun Taehyung tidak kunjung merespon eksistensi manusia gempal di sampingnya. Entahlah, ia sedang malas dengan Jungkook. Sejujurnya Taehyung tidak marah, sejujurnya Taehyung hanya ingin bercanda pada awalnya. Tapi sifat ketus Jungkook barusan bikin Taehyung jadi malas. Serius, Jungkook yang jutek itu kadang asik kadang nggak asik.
"Malah ngelamun. Hey!"
Tapukan di bahu menyadarkan Taehyung dari lamunannya. "Apaan sih!" Tanpa sadar ia menggertak cukup kencang pada saudara kembarnya sendiri. Suara yang berat membuat Jungkook jadi terkesiap. Nyalinya seketika menciut, degup jantungnya berhenti berdegup. Jungkook menatap Taehyung tanpa kata.
Taehyung pun terkejut dengan perbuatannya, ia jarang membentak Adiknya. Jarang sekali. Apalagi untuk masalah sepele, Taehyung bertanggung jawab penuh atas Adiknya. Sehingga saat ia menatap mata bulat Jungkook yang ketakutan, dirinya merasa sangat amat bersalah.
"Dek, nggak gitu, maksud Abang-"
"Anjing lo, bang."
Setelahnya dari pintu kamar samping terdengar suara berdebum yang kencang. Jungkook meninggalkannya, menyisakan Taehyung yang diliputi rasa kecewa sebagai naluriah seorang Abang. Dan ice cream vanilla yang sudah mencair.
₪₪₪₪₪₪₪₪₪₪
Untuk informasi.
Aku sebenernya di awal mau bikin ini incest, tapi setelah tau kalau hub incest, rape, etc, gitu ndak dibolehkan dan itu adalah masalah serius. Aku mutusin ini buat jadi cerita yg seru2 aja, kisah keseharian kookoo dan taetae jadi kembaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood Brother • Kth x Jjk
Fiksi PenggemarTaehyung dan Jungkook itu kembar tak identik, beda satu menit.