19|Kaca yang retak

575 103 1
                                    

Benar kata orang, kaca yang  jatuh punya dua kemungkinan. Yang pertama retak dan yang kedua pecah berkeping-keping. Kalau pecah, saat disatukan pun hasilnya ga bakal sebagus awalnya dan kalau retak, goresannya pun masih keliatan.

Kedengarannya mungkin berlebihan, tapi rasa percaya Anna terhadap Haris menurun drastis.

"Kantin?"

Setelah kejadian Anna yang ngeluarkan semua anak panahnya untuk Haris, Haris jadi lebih sering datang dihadapan Anna. Entah karena memang sudah sadar atau formalitas biar Anna ga marah lebih lanjut.

"Ayo! Sis, titip ga?" Tanya Anna ke Bona. Respon dari Bona menggeleng.

"Diet gue, lo aja sana"

"Badan tinggal tulang segala mau diet"

"Ssstt. Ris seret aja cewe lo nih rese kalo laper"

Anna mutar bola matanya, dia narik Haris keluar kelas. Seingatnya, Anna pernah senang ngeliat Haris dengan sifat diamnya. Memasuki 2 bulan kok rasanya agak janggal ya?

"Jeje habis gelut sama Fathan"

"Lagi?"

Anna ngangguk. "Temen mu tuh rese' udah putus masih tarik ulur. Suka banget main-main sama perasaan"

"Ya ga tau Fathan. Agak aneh sih. Tapi kan kita ga tau kebenarannya gimana"

Ada benarnya pendapat Haris. Tapi ngeliat dari gerak-geriknya Fathan keliatan mendukung banget.

"Tapi Jeje ga suka ngelebih-lebihin cerita loh"

"Orang kalo udah bucin auto buta mata sama hatinya na"

Anna diam. Bodo amatlah, lagian percintaannya sendiri juga lagi berantakan.

"Jam berapa kamu tidur?"

"Jam setengah 1"

"Main sampai jam segitu?"

"Engga, mainnya sampai jam 11 aja, sisanya persiapan tidur"

Kalau Anna adalah tipikal manusia yang kalau nutup mata langsung tidur, Haris adalah tipikal manusia yang kalau mau tidur banyak ritualnya. Mulai dari ngelurusin badan, natap dinding, guling-guling, scroll timeline, baru deh bisa tidur.

"Sering tidur kemalaman ga bagus loh, itu tidur mu kurang dari 8 jam juga"

"Iya, tapi cara tidur cepat itu gimana?"

Anna nerjapkan matanya bingung. Ya habisnya Anna kalau mau tidur ya langsung tidur. Kalau belum ngantuk ya merem aja ga sampai sepuluh menit juga udah misah nyawa sama raganya Anna.

"Gimana ya..."

"Udah lah gausah dipikirin, emang aku kalo mau tidur ribet."

"Ehh mau kemana?!" Anna narik ikat pinggang Haris.

"Beli mie"

"Ga ada, ga ada. Tadi malam kamu makan mie instan. Ini mau makan mie lagi. Makan nasi"

Haris meringis, mencoba masang muka melasnya. Barang kali Anna kasian.

"Jorok muka mu, ayo makan nasi"

"Mbak..."

"Ayo dong kasianin sistem pencernaan mu sendiri, belum selesai itu proses penghancuran mie yang semalam"

Haris ngalah. Ngikutin gaya makan Anna mungkin Haris jadi sehat wal afiat. Anna yang kerjaannya nyemilin sayur rebus atau mentah, Anna yang dikenal tukang buah karena rajin beli, Anna yang benci mie instan dan soda.

"Kamu berapa lama ga makan mie?"

Anna mikir panjang,
"kapan ya?"
"Dua bulan yang lalu deh kayanya"

"Kok bisa sih tahan?"

"Kan aku emang ga suka"

"Kalau soda?"

"Setahun, terakhir kali aku minum fanta. Aku ingat soalnya ada tamu dadakan datang trs requestnya minuman soda"

Haris ga habis pikir, gimana caranya Anna bisa melepaskan makanan dan minuman yang jadi teman hidupnya itu.

"Jangan digeprek sama sambelnya bu. Anna ga kuat sambel"

"Aih na kamu geprek kok ga pake sambel, dasar lemah" ibu kantin ketawa sambil nyodorin ayam geprek yang ga pakai sambel tadi.

"Huhu iya lemah, dasar aku"

"Punya Haris dikit aja sambelnya bu, siram aja sih ga papa ya kan?"

Haris ngangguk aja. Sebenarnya punya Haris yang sudah dipegang sama Anna. Haris ga tahan makan pedas, bisa tapi sesekali aja.

"Berapa ini bu?" Tanya Anna sambil ngangkat mika ayamnya.

"Punya mu tiga belas ribu, ampal jagung kan satu? Punya cowok dua belas"

"Besarnya uang mu, pecah aja dulu itu" tolak ibu kantin ke Haris karena uangnya pecahan seratus ribu.

"Nah bu ini aja dua puluh lima kan?"  Anna ngasih uang pas.

"Gitu dong ga repot ibu"

"Hih ibu, ibu. Makasih ya bu dadah!"

Ibu kantin ketawa aja ngeliat rusuhnya Anna kalau ke kantin.

"Akrab banget kamu sama ibu kantin"

"Ibu-ibu jenisnya mirip-mirip semua. Mau di sekolah, di rumah atau dimana aja mirip. Kalau ga receh maksimal ya galak maksimal. Gitu-gitu aja. Jadi gampang di ajak ngobrol" cerocos Anna sambil minum es tehnya.

"Aku malas sih ngomong panjang lebar, musingin diri sendiri kadang"

Anna ngangkat bahunya, ngasih tanda seakan bilang yaudah.

"Kuliah nanti ga bisa jadi ansos loh"

"Iya tau, makanya aku mau berubah"

"Ya berubah sudah sana"
Berubah jadi apa aja sana, aku bodo amat. ㅡDalam hati Anna

"Tapi susah"

"Kamu belum nyoba"

"Sudah, baru di tempat terlalu berisik aja sudah pusing."

"Ris kamu ke kampus nanti buat belajar bukan untuk ikut tawuran"

"Ah kamu ga paham"

"Gimana mau paham kalau kamu ga pernah ngasih tau? Langkah pertama dari perubahan mu itu satu. Aku tau ini susah tapi coba percaya orang lain sedikit aja."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
save me, save you ;Taeyong-JisooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang