-Happy Reading & budayakan voment-nya sebelum read ❤-
Mulmed: Liya
***
Dia memijat keningnya frustasi lalu membenturkan keningnya sendiri ke atas permukaan meja kelas hingga ia mengaduh kesakitan.
"Arghh..., gue kenapa gak tau kalo dia bakal ngelanjut di sini sih?" sungut Liya yang sudah meletakan kepalanya di atas kedua lengannya yang terlipat di atas meja.
"Dan..., kenapa gue mesti beda kelas sama Dira,"
MOS sudah berakhir dari kemarin, namun ia masih dipusingkan dengan hari-hari MOS kemarin yang ia lalui bersama dengan si mantan gebetan. Sam, cowok yang sudah lama ia taksir dari SMP kelas tujuh sampai setahun yang lalu, saat ia lulus SMP. Hampir tiga tahun ia menyukai Sam, namun ia hanya mampu memendam perasaannya sampai hatinya sendiri pun tersakiti berkali-kali.
Menurut Liya, perasaan ini benar-benar menyiksanya. Menyukai seseorang yang belum tentu membalas perasaannya. Ia benar-benar kesal sendiri, bukan karena cintanya bertepuk sebelah tangan. Namun, ia sangat sulit move on dari cowok itu. Padahal cowok masih banyak yang seperti Sam, pikir Elvia.
Harapan Liya di SMA ini, ia tidak ingin merasakan jatuh cinta pada cowok manapun dulu dan ingin fokus menyusun strategi-strategi untuk masa depannya kelak. Jatuh cinta yang seperti itu malah buang-buang waktu menurutnya.
Tiiinngg...!
Ponsel Liya seketika membuyarkan pikirannya. Di layar ponselnya terpampang sebuah pesan singkat dari Wash'ap beserta nama pengirimnya.
Doramenyooon_
Ke kelas gue, sini!
Liya memutar bola matanya malas. Ya, pura-pura malas lebih tepatnya. Padahal dalam hati ia senang karena Dira masih sempat menge-chatt nya.
Liliperyy
Dari td nge-chatt gw, kek. Di dini gw nati kebosenan...
Liliperyy
*di sini
*matiDoramenyoon_
Oh, l mati? knp bs ngirim psn k gw?"
Liliperyy
Lo pinter" bisa goblok juga toh..
(read)Liya jadi geram sendiri dengan tingkah laku sahabatnya tersebut. Dira, cewek cuek dengan gaya bicaranya yang kadang gak bisa santai, pokoknya di gas poolll.. Namun, Liya tidak pernah jauh-jauh dari Dira ketika teman-teman Dira malah membicarakan cewek jutek itu di belakang dan tersenyum seceria mungkin saat nimbrung bersama cewek es tersebut. Asli banget fake face-nya.
Tanpa basa-basi, ia bangkit dari kursinya dan melangkahkan kakinya dengan tergesa-gesa menuju ke luar kelas. Masih tersisa sepuluh menit lagi sebelum bel masuknya berbunyi. Ia semakin mempercepat langkahnya, nafasnya tersengal-sengal saat kedua kakinya menapaki anak-anak tangga yang sangat tidak disukainya. Melelahkan dan menguras tenaga luar dalam.
X-IPA 1
Tulisan berwarna perak itu sudah terlihat pada plang nama kelas yang terletak di ambang pintu berwarna coklat kehitaman. Pintunya setengah terbuka, menampilkan keadaan kelas tersebut yang sangat tertib walau masih terdengar suara perbincangan murid-murid di sana, tidak seperti suasana kelasnya yang agak rusuh dan berisik.
Tatapan Liya jatuh pada sosok Dira yang sudah menatapnya sejak tadi. Cewek itu tersenyum tipis selama beberapa menit. Setelahnya, ia menyuruh Liya untuk memasuki kelasnya melalui isyarat mata. Liya terlihat ragu-ragu untuk masuk sampai akhirnya Dira lah yang menghampiri Liya di koridor kelas.
"Diraaa!" sapa Liya tersenyum riang. Dira hanya tersenyum tipis selama tiga detik.
"Lo cocok di kelas yang sekarang?" tanya Dira to the point.
"Lumayan. Tapi, ya seperti biasa. Gue butuh waktu lama buat adaptasinya," jawab Liya sembari menduduki dirinya di kursi semen yang menyatu dengan pilar-pilar koridor.
"Kalo stress gara-gara Sam, lo ke kelas gue aja," saran Dira yang sukses membuat cewek itu terperangah di tempat.
Sam tidak mengikuti MOS selama dua hari karena ada urusan dengan keluarganya. Dan hari terakhir MOS kemarin, cowok itu malah membolos bersama dengan beberapa teman sekelasnya. Sebagai gantinya mereka jadi harus mengikuti MOS susulan yang tampak sederhana, tidak serempong hari-hari MOS kemarin.
"Oo iya, dong. Gue mana betah sekelas sama cowok tengil kek dia," oceh Liya menyuarakan kritiknya tentang Sam.
Selang beberapa menit, bahu sebelah kanan Liya ditabrak dengan sengaja oleh seseorang. Cowok yang baru saja dibicarakannya itu alih-alih menoleh, ia malah melengos begitu saja menuju kelas X- IPS 2, kelasnya Liya.
Liya yang tidak terima langsung berseru ketus, "Woi!"
Sam masih melanjutkan langkah kakinya yang hampir mendekati anak tangga. Liya penasaran--cowok itu kenapa bisa ada di lantai atas.
Liya baru saja ingin menyerukan nama cowok itu namun apa daya, bel masuk seketika berbunyi yang membuat Liya sedikit terkejut. Cewek itu memang kaget-an, namun bukan berarti ia latah seperti koki asrama di SMA ini.
Ya, Liya sekolah di SMA Negeri Kelgavra yang memiliki fasilitas boarding (asrama). Ia rela memilih SMA ini karena ia ingin memulai lembaran baru bersama sahabatnya di sini, tempat yang jauh dari rumah ayahnya.
"Dir, gue balik dulu, ya." Liya cengengesan seraya melambaikan sebelah tangannya dengan pelan.
"Li!" Liya menoleh lagi ke arah Dira setelah cewek itu memanggil namanya lagi, menunggu apa yang ingin di katakan oleh sahabatnya tersebut.
"Lo bisa curhat ke gue kapan pun yang lo mau," ucap Dira memasang wajah tanpa ekspresi lalu masuk ke kelasnya begitu saja tanpa menunggu jawaban dari Liya.
***
Heloo kengkawan ^0^
.
.Gimana dengan feel? kerasa? Kalo belum kerasa feel-nya bisa kasih KriSar + voment nya... Aq cuma pingin tau seberapa peminat cerita q..
.
.
.
Oh ya, cerita q bakal ada bumbu-bumbu Kpop.. kalo ada yang kurang suka lebih baik menepi tanpa meninggalkan rude ridicule.. kalo masih minat silahkan lanjut baca dan jangan lupa vote-nya.. Thengs :)
Salam dua jariihhh ✌
KAMU SEDANG MEMBACA
Because You I Pick You
Teen Fiction⚠Cerita ini tidak untuk plagiarisme⚠ *** Sebelumnya Liya berpikir ini akan mudah jika ia menyukai Sam diam-diam tanpa mengutarakan perasaannya. Liya terlalu pengecut dan acuh dengan perasaannya sampai rasa suka itu...