Part 4

31.6K 1K 30
                                    

Apakah mereka akan bertemu kembali?

Ya, Rey memang melihat Stella sedang menyebrang jalan. Rey lantas keluar dari Resto tempat dia makan sampai mengabaikan Frisca. Rey mencari ke beradaan Stella, namun sudah tidak ada. Ke palanya nengok ke sana ke sini tetap tidak menemukan ke beradaan Stella. Mungkin Tuhan belum mengijinkan mereka untuk bertemu kembali. Tuhan masih merencanakan sesuatu.

                               ****

2 bulan kemudian. . .

Pagi-pagi sekali Stella bangun dari tidur nyenyaknya. Padahal jam masih menunjukan pukul lima lewat tigapuluh menit, masih pagi. Stella beranjak bangun dan merapikan tempat tidurnya. Kemudian ia menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah membersihkan diri, Stella keluar dari kamar. Melangkah menuju ke dapur ingin membantu Ibu Darmi istri Bapak Ruslan yang menolong Stella waktu pingsan dua bulan yang lalu.

Sekarang Stella sudah menjadi anak angkat Ibu Darmi dan bapak Ruslan. Kedua anak Bapak Ruslan pun sudah menganggap Stella seperti adik kandungnya sendiri.

"Pagi Ibu, lagi masak apa? Stella bantu ya Ibu?" Sapa Stella dan menanyakan masak apa untuk sarapan?

"Pagi Stella! Eh sudah bangun? Masih gelap loh, mending tidur lagi nak." Ujar Ibu Darmi yang sedang memotong bawang merah.

"Tidak apa-apa Ibu, ini sudah pagi kok, sini Stella bantu potong bawang merahnya." Saut Stella seraya meraih peso yang di pegang Ibu Darmi.

Setelah acara potong memotong bawang merahnya, Stella mencuci piring. Kemudian ia membereskan meja tempat mereka makan.
Stella meletakkan piring, sendok, gelas dan juga nasi goreng yang di goreng Ibu Darmi tadi. Setelah menyiapkan sarapan, Stella pamit ke kamar ingin bersiap-siap. Tapi tiba-tiba Stella merasakan mual, sedikit pusing dan lemas.

Kenapa dengan tubuh ku? Ada apa ini? Perutku sangat mual? Gumam Stella dalam hati!

Lantas ia cepat-cepat lari kekamar mandi dan . . . . .

Hweekkk hweekkk hwekkk . . . .

"Ya Allah ada apa ini?" Ujar Stella lirih

"Stella ada apa? Kamu baik-baik saja?" Tanya kak Ririn anak Ibu Darmi dan Bapak Ruslan yang nomer dua.

"Iya kak! Aku baik-baik saja, cuma ku nggak tau tiba-tiba aku mual." Ucap Stella dengan wajah yang pucat.

Lalu Kak Ririn menggandeng Stella untuk duduk. Kemudian Kak Ririn mengambil air putih hangat sama minyak kayu putih.

"Ini minum dulu air putih hangatnya, biar perutmu anget dan tidak mual." Titah Kak Ririn seraya menggosokkan minyak kayu putih ke perut Stella.

"Terima Kak, aku baik-baik saja kok."

"Kalau masih mual nggak usah berangkat kerja dulu ya?" Pinta kak Ririn.

Namun, Stella menolak, ia tetap ingin bekerja, Stella tidak mau diam dirumah, Stella tidak mau merepotkan keluarga Bapak Ruslan, Stella merasa tidak enak. Karena menurutnya dia numpang di rumah ini. Sudah dua bulan ini Stella bekerja, menabung dan sedikit membantu keluarga  Bapak Ruskan dan Ibu Darmi. Cita-cita Stella ingin membeli Apartment sendiri.

"Stella tidak apa-apa Kak," ujar Stella sambil senyum.

"Ya sudah Kak Ririn mandi dulu ya, kamu juga mandi nanti kita sarapan bareng." Titah Kak Ririn sambil berlalu keluar dari kamar.

Stella cuma jawab dengan senyuman. 'Terima kasih Tuhan, engkau sudah memberi orang yang baik keluarga yang baik seperti bapak Ruslan dan juga anak-anaknya," Gumam Stella sambil mengusap air matanya.

HE'S MY SON ✓ SELESAI [ END ] // SUDAH DI TERBITKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang