21. A Chance

83 14 0
                                    


Makin hari aku makin pusing dengan hubunganku antara Daniel dan kak Awan. Sebelumnya aku memutuskan untuk move on dari Daniel namun sikap Daniel saat itu bikin aku oleng lagi. Tuhan kenapa imanku lemah sekali sih gampang oleng gini, apa segitu sukanya kah aku dengan Daniel.

Aku mencoba untuk kasih kesempatan dengan kak Awan dan aku juga sudah berjanji padanya akan malam mingguan bersamanya, rasanya jahat sekali kalau aku tiba-tiba menghilang. Aku benar-benar pusing memikirkan kisah cintaku yang tidak tau kapan happy ending.

Matkul hari ini dosennya benar-benar bikin ngantuk, aku yang duduk dibelakang tidak bisa fokus, ya salah sendiri sih duduknya dibelakang, aku menatap Daniel ia sangat serius memperhatikan dosen. Somi yang daritadi juga mengantuk mencoba mengajakku ngobrol dengan bisik-bisik.

"Je, jadi gimana perkembangan hubungan kamu sama kak Awan?"

"Gimana gimana maksudnya?"

"Ya gimana, apa kamu sudah kasih lampu hijau ke kak Awan"

"Hmm gatau sih Som, tapi yang jelas kak Awan sejauh ini sih orangnya baik, dan aku sama dia janjian sih nanti malming bareng"

"NAH GITU DONG KASIH KESEMPATAN"

"Yaampun Somi jangan berisik"

Seketika seisi kelas menatap kami, dosen pun melirik kami dengan sinis, aku dan Somi jadi diam malu, maaf ya teman-teman.

Akhirnya jam matkul hari ini selesai, kami SMSD sudah lama tidak makan dikantin bareng. Kamipun makan bersama-sama, aku langsung meluncur ke tempat minuman, aku harus menyelamatkan tenggorokan ku dulu yang kering baru perut. Ketika aku sedang membeli minum, Mina meneriakiku untuk nitip sesuatu. Aku yang tidak terlalu jelas mendengar, melihat isyarat dari Mina dan mengacungkan jempolku tanda aku setuju dan dia setuju. Tak berapa lama aku datang ke mejaku, dan memberikan minuman pesanan Mina.

"Ini punya mu Min"

"Loh kok ini? Aku kan pesen Milo"

"Loh bukannya Melon, tadi aku bilang Melon iyain"

"Milo bukan Melon"

"Sumpah deh aku ngertinya Melon bukan Milo"

Daehwi yang mengulang-ulang pelafalan Milo dan Melon pun ikut tertawa, kalau dilihat-lihat lucu juga sih, gak salah kalau kita jadi salah pemahaman, pelafalan Milo dan Melon mirip. Akhirnya kami ber empat pun gak ada berhentinya tertawa melihat kelakuanku dan Mina. Cacat emang.

Bazar Busan

Malam minggu pun tiba, aku dan kak Awan akan pergi ke Bazar Busan. Hari ini aku sedikit berdandan, ya bagaimanapun kami berdua bisa dibilang akan berkencan. Ya masa aku jele, sedangkan kak Awan selalu tampil menggemaskan. Tak lupa aku menyemprotkan parfum agar wangi, aku paling gak suka kalau tidak berbau, hidungku harus mencium wewangian. Kak awan mengabari kalau ia sudah menungguku didepan halte, aku pun segera bersiap mendatanginya.

"Hai kak, maaf ya kalo lama"

"Kamu lucu banget malam ini Je"

"Kak Awan juga ..."

"Juga apa?"

"Ganteng"

Sumpah aku gak ngerti, aku berani ngomong ini sama kak Awan, tapi seriusan kak Awan lucu banget kalau digodain, kulitnya yang putih terlihat jelas mukanya sekarang sudah memerah matang.

"Ahhh jangan ngomong gitu, aku jadi malu, ayo masuk"

Seperti biasa, kak Awan membukakan pintu mobilnya untukku. Aku serasa menjadi tuan puteri gak sih, duh kak Awan kamu kalau kayak gini terus bisa bikin aku oleng loh ya.

Power Of Destiny - Daniel x SejeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang