Rasanya Jiho kebingungan betul saat ini. Melihat outfit—yang kalau dipikir-pikir adalah style untuk pria muda kaya raya yang sudah terbiasa dengan hartanya yang melimpah—yang di kenakan Jung Jaehyun, seharusnya keduanya naik mobil sport atau hal keren semacamnya, sementara yang terjadi adalah sepeda butut Hijau yang mulai berkarat yang di kendarainya untuk mengantar Jiho ke kantor.
Bisa bayangkan betapa malunya Jiho sekarang?
"Jae, aku turun di sana," Jiho menunjuk terminal bus yang hampir mereka lewati."Eoh? Bukankah itu terminal? Kamu ini bekerja di terminal atau bagaimana?"
Jiho mendengus pelan. Cowok ini polos apa gimana? Masalahnya, polos dan bego itu searah, bisa dibilang juga, saking polosnya kelewat bego! Lihat, siapa yang percaya kalau dia adalah seorang malaikat yang tiada cela jika orang-orang mendengarkan kalimat memuakkannya seperti ini?
"Jung Jaehyun!" Jiho menepuk-nepuk pundak Jaehyun keras, membuat sang empunya mengerem sepedanya mendadak.
Dan berakhir dalam posisi Jiho yang memeluk erat pinggang Jaehyun.
Menyadari akan hal itu, Jiho buru-buru turun dari sepedanya. Mengulum senyumnya agar Jaehyun tak salah paham dengannya sembari menyelipkan anak rambut ke balik telinga.
"M-makasih,"
"M-makasih?"
"Ah iya, maksudku—"
"Sama-sama,"
Sialan, Jung Jaehyun itu malah tersenyum lebar dan membuat dimple indah itu dengan jelas menghiasi pipinya.
Sial! Sial! Semenjak pria ini muncul di kehidupannya, Jiho lemah dalam hal sekecil ini.
Kabar suami Jiho? Jung Jaehyun benar-benar membuatnya menghilang sebanyak 99,99% di pikiran perempuan itu.
"K-kok, senyum? Kayak orang gila. Gak jelas," kata Jiho sambil berusaha tersenyum miring, berpura-pura dalam bertindak diperbolehkan saat situasi ini, kan?
Dan detik itu juga, rasanya tubuh Jiho lemas tatkala tangan besar Jaehyun mengelus surai hitamnya dengan lengkungan indah yang tak lepas dari bibirnya. "Terima kasih, sudah memelukku sebelumnya. Aku tak tahu rasanya akan begitu nyaman dan membuatku bahagia,"
Jung Jaehyun! Bisakah tidak jujur dengan isi hatimu sehari saja?
🍑🍑🍑
Apa yang Jiho takutkan terjadi sudah.
Beberapa pasang mata kini menatapnya, sesekali ada yang tertawa meremehkan, dan berakhir menjadi sasaran tatapan menusuk Jiho.Walaupun sebenarnya, menjadi yang paling ganteng dan di takuti di kantornya nggak seburuk itu. Asalkan ada seseorang yang menemaninya.
"Selamat pagi, Kim Jiho,"
Beruntungnya, seseorang membuatnya tersenyum lagi pagi ini. Dan tentu saja membuat jantungnya kembali berdetak lebih cepat dari normalnya.
Siapa lagi jika bukan Kim Mino? Bos sekaligus kakak kelasnya saat di SMA beberapa tahun lalu.
Ok, mungkin tidak salah juga Jung Jaehyun itu mengantarkannya dengan sepeda. Tentu saja menggunakan kekuatan super untuk mengayuh sepeda Jiho—padahal Jiho sama sekali belum melakukan diet bulan ini, dan seharusnya dialah yang melakukannya.
Entah kenapa... ya, malas saja.
Seharusnya ia datang terlambat karena yang di kendarainya adalah sepeda dan tentu saja karena berat badannya. Jika saja Jaehyun itu tidak sakti, mungkin dia sudah di hukum pagi ini.
Ya, semacam itu sistem kantor disini. Sudah seperti anak TK saja.
"Sudah sarapan?"
Pertanyaan Mino sukses membuat Jiho menoleh padanya di dalam lift yang hanya berisi mereka berdua itu.
Jiho menggeleng sambil tersenyum malu. Apalagi, setelah dia berusaha untuk menahan perutnya yang mengeluarkan sedikit bunyi sebelumnya, saat mereka berdua masuk ke sana.
"Hahah. Ok, kalau gitu saya traktir nasi goreng hari ini."
Ucapnya lembut dan membuat Jiho nyaris berlonjak senang.
-----o0o-----
Tbc
©takoyaki_yn
YOU ARE READING
200th Prince {REVISI}
FanficHanya sementara. Kami tidak menetap selamanya. Kami di ciptakan untuk menyempurnakan, sementara kamu adalah kendali yang sesungguhnya. • • • • ©takoyaki_yn 2019