Ditaman
"Jadi??"
"Jadi yahh aku sayang sama Kak Varlan, awalnya emang aku benci.. bencii bangett, tapi makin lama, makin kesini aku mulai sayang sama Kak Varlan, aku tau kok mbak, Kak Varlan hanya menganggap aku istri diatas kertas, aku paham perasaan Kak Varlan seperti apa
Cinta itu datang sendirinya, dia tidak diundang, dan tidam memberi tahu kapan akan datang, sehingga kita tidak bisa bersiap-siap untuk menata hati supaya tidak sakit hati, begitu pula rasaku Mbak. Mbakk aku rela, aku siap, aku ikhlas jika Kak Varlan menikah dengan Mbak, aku ikhlas jika Kak Varlan menceraikan aku. Hanya Mbak yang bisa membuat Kak Varlan bahagia"
"Kamu udah denger kan by!?"
"Yahh" Varlan mengembuskan nafasnya gusar
"Jadi!! Kita akhiri hubungan ini!! Dan mulailah mencintai istrimu. I know, i know i'ts hard, tapi dia istri kamu. Make her happy, okey?? You can, right"
"Gimana aku bisa bikin dia bahagia sayang, kalau aku nggak bahagia??"
"Kamu bisa sayang"
"I am not sure"
"Rest assured Varlan!!"
"I will try Naleta"
"Good, baiklah aku akan pergi ke Aussi. See you next time, kabari aku kalau your wife is pregnant" Naleta pergi sambil menahan air mata, dia juga berat menahan ini semua, bagaimana bisa seseorang bisa rela bila kekasih yang sangat disayanginya menikah dengan wanita lain
Sedangkan dirumah, Alliya sedang tidur dengan mengenakan baju sekolahnya yang masih menempel
"All ganti baju dulu gih" sontak Alliya terbangun dari tidurnya
"All. Ngomong-ngomong, kapan UN kamu dilaksanain??"
"Eumm 2 minggu lagi Mbak kenapa??"
"Nggak apa All, All kalau udah lulus mau sekolah dimana??"
"Alliya kayaknya mau mondok ajah deh Mbak"
"Mondok??"
"Iyah Mbak Aluna, All pingin mondok ajah"
"Yasudah terserah kamu saja All, nanti bilangin suami kamu yah"
"Yahh mbak"
"Yasudah setelah ini kita makan yah"
"Okeh" jawab Allya
Tiga minggu berlalu, Alliya juga sudah dinyayatakan lulus oleh sekolahnya, kini. Alliya sudah bersiap-siap untuk packing menuju Jakarta, ketempat Al-Amin tempat pondoknya
Varlan hanya meng-iya kan keinginan Alliya
Alliya dan keluarga sudah sampai di tempat pondok
"All.. jaga diri baik-baik yah" ujar Mama yang tidak tega melepas Alliya
"Iyah Ma, Mama juga yah"
"Iyah All" setelah semuanya berpelukan untuk berpamitan, Alliya diantar ke kamarnya untuk beres-beres
Dikamar tersebut ada dua anak yang sedang bergurau dengan melepas jilbab mereka
"Assalamualaikum ukhty"
"Hmm" jawab salah satunya acuh, Alliya hanya bisa menggelengkan kepalanya, dia menaruh barang-barang nya pada tempat nya
"Siapa nama lo??"
"Nama saya Riska Nathalliya Mahendra Ukhty"
"Panggil gue Valleta, dia sobat gue nama nya Mayang"
Mereka berjabatan tangan kemudian kembali sibuk dengan candaan nya
'Untuk santriwati segera ke Mushollah untuk melaksanakan Baca Al-qur'an siang, kemudian shola Dzuhur bersama, dan bagi Santriwan segera kelapangan untuk melaksanakan pencak'
"Ke Mushollah yuk" Alliya mengajak kedua teman nya yang tampak malas itu
"Males ah gue"
"Sama gue juga males" balas Mayang
"Berarti kalian juga males masuk surga??" Tanya Alliya
"Yahh nggak gituu" kompak Valleta dan Mayang bersamaan
"Makannya ayukk ke mushollah"
"Yaudah ayokk" Valleta dan Mayang terlihat malas berjalan
Di Mushollah
"Alliya tolong kamu baca ayat ini, Ustadzah ingin mendengar, dan akan Ustadzah tentukan kamu masuk ke kelas mana"
"Baik Ustadzah" Alliya mulai membaca ayat tersebut
"Audzubillahiminasyaitonirrojim
BissmilliahirahmanirrahimmSodakollohhul adzhim"
"Subhanallah, suara kamu membuat hati tenang Alliya, benar tidak anak-anak??"
"Betul Ustadzah" para Santri menjawab serempak
"Terimakasih Ustadzah" Alliya menjawab dengan
"Oh iyah All, kamu mau nggak kalau Ustadzah ikutkan hafidzah??"
"Benar Ustadzah?? Alliya mau Ustadzah, tapi problemnya Alliya tidak pandai menghafal Ustadzah"
"Itu mudah Al, Insyaallah jika All ada kemauan dan tetap optimis, pasti All bisa"
"Baik Ustadzah"
Kegiatan dilanjutkan seperti biasany, para santri mengaji bergantian hingga selesai
"Baiklah mari kita ucapkan hamdalah bersama-sama"
"Alhamdulillah" -para Santri
Dikamar
"Gue kangen Mama sama Papih" -Valleta
"Gue kangen Bunda sama Daddy" -Mayang
"Aku kangen Kak Varlan" -Alliya
"Varlan?? Pacar lo??" Valleta dan Mayang bersamaan
"Bukan, suami aku" jawab Alliya sambil manyun
"Lo udah nikah??" -Valleta
"Udah gaprawan??" -Mayang
"Udah hamil??" -Valleta
"Udah honymoon??" -Mayang
"Udah program ba-" -Valleta
"Huusshhhh Apaan sih pada?? Iyahh aku udah nikah, udah gaprawan, belom hamil, belom honymoon, dan gak pake program bayi, karna aku mau jadi dokter udah tanya nya?? Aku nikah karna dijodohin, pas aku umur 14 dan sekarang umur aku udah 15, dua hari setelah menikah aku ultah ke 15"
"Omeygad, dirayain pasti nieh kan"
"Kagak, kagak ada yang tau soalnya" Alliya tampak kusut
"Yawdah, sekarang kan ada kita-kita"
"Thanks yah gaes"
"Iyahh your welcome" Alliya hanya tersenyum
KAMU SEDANG MEMBACA
Alliya Jodohnya Kak Varlan (SEGERA TERBIT)
RandomCinta itu tidak bisa ditebak. Cinta tidak bisa diprediksi untuk siapa kita mencintai Walau kita paksakan untuk tifak mencintai. Jika sudah takdirnya, maka sekeras apa pun menghindar. Cinta itu akan tetap terjadi