"Awh一 pelan-pelan! Jangan gigit!"
"Ini juga pelan, Jungkook. Seperti biasanya." Taehyung menjawab pelan seraya memasang wajah agak kebingungan begitu rungunya mendengar gerutuan Jungkook ketika ia mencoba mencumbu lehernya.
"Lanjutkan lain kali saja, aku sudah tidak mood."
Terhitung sudah lebih dari dua minggu ini, pemuda Kim selalu mengalah acap kali mendapati Jungkook marah-marah tidak jelas dan berakhir menolak cumbuannya dengan alasan permainannya yang terlalu kasar.
Hanya helaan napas kasar tanpa diikuti ucapan selamat malam. Membanting tubuhnya hingga terbaring diatas ranjang dan tidur membelakangi Jungkook yang masih telentang dengan mata terpejam. Taehyung sudah cukup lelah dengan urusan kampusnya. Emosi tidak stabil, sejak perjalanan dari kampus fikirannya hanya Jungkook dan Jungkook. Hatinya diselimuti rindu setelah tepat tiga hari tidak saling bertemu masih karena urusan kampus yang mengharuskannya pergi ke luar kota. Karenanya ia memilih diam tanpa menuntut penjelasan dari Jungkook yang tampak sama lelahnya. Sebab jika dipaksa berbicara pun hanya akan menjadikan keduanya berselisih paham dan berakhir dengan pertengkaran.
"Taehyung, kau marah?" Tanpa merubah posisi, Jungkook menolehkan kepala kearah Taehyung yang hanya menyuguhkan punggung lebarnya yang menawan. Sembari menggigit bibir bawah, ia bertanya pelan dengan nada suara diselimuti kekhawatiran. "Ayo lakukan." Hening yang mendera ketika ia memulai percakapan. Taehyung tidak sedikitpun memberi tanggapan, hanya terlihat berbalas pesan digrup chat yang dibuat para sahabatnya.
Merasa diabaikan, Jungkook mengulurkan tangan menyentuh bahu kiri Taehyung, menarik perlahan hingga empunya terbaring dengan posisi wajah tepat dihadapannya untuk kemudian memberi ciuman singkat di bibir tebalnya.Akan tetapi respon Taehyung setelahnya jauh diluar ekspetasi Jungkook. Bukan balas mencumbu, pemuda Kim justru menyampirkan lengan dileher Jungkook dan menariknya halus, membaringkan tubuh sang kekasih tepat disampingnya.
"Lain kali, sayang. Ayo tidur." Pungkasnya disusul satu ciuman halus didahi Jungkook yang telak membuatnya bungkam seketika.●
●
●
Siang itu, Taehyung bersidekap dengan punggung bersandar pada pintu mobil menunggu Jungkook selesai kelas dan menghampirinya untuk pulang bersama. Lantas dahinya mengerut samar memerhatikan langkah Jungkook yang sedikit tertatih dari kejauhan, terlihat aneh tidak seperti biasa.
"Kenapa jalanmu begitu?"Membuka kaca hitam dan menyisipkan di kerah kemejanya, Taehyung bergegas membawa kedua kakinya melangkah mendekat. Melingkarkan lengan pada pinggang kekasihnya kemudian membuka pintu mobil dan membantunya masuk sebelum akhirnya menutup kembali pintunya.
"Kaki kiriku tiba-tiba sakit." Jeda, Jungkook memasang sabuk pengaman sembari menatap Taehyung yang masuk dan mendudukkan dirinya di kursi kemudi. "Rasa nyeri nya sampai ke punggung. Sepertinya aku benar-benar tidak bisa ikut turnamen basket dua hari lagi." Keluhnya seraya memasang wajah kecewa.
Selesai dengan aktifitas memasang sabuk pengamannya sendiri, Taehyung menatap prihatin wajah lelah kekasihnya. Jungkook termasuk kategori pemuda perfeksionis. Segala sesuatu yang dilakukan harus sempurna, tidak mau ada cacat barang setitikpun. Lalu hembusan napas kasar keluar dari belah bibirnya. Sembari mengusap halus surai halus manisnya, Taehyung berucap pelan syarat akan rasa sayang dan perhatian. "Apa kau jatuh saat latihan?" Gelengan kepala Jungkook menjadi balasan. "Mungkin kau terlalu memaksa dirimu, Jungkook. Kau harus tau berapa porsimu, jangan一"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ending Scene | v. k.
FanfictionDunia itu seperti butiran pasir.. Semakin erat digenggam, maka mereka akan berhamburan menjauhimu.. Vkook | Taekook Top| Tae ○ Bott| Kook Yaoi Gay Homo BoysLove