Cemburu 2

35.3K 852 10
                                    

Kasih tau kalo ada typo!

***

Hari libur seperti ini seolah menjadikan Clarisa berada di dunianya yang asli. Ia bangun jam lima pagi untuk mandi, lalu salat subuh kemudian membantu mamanya memasak. Meskipun ia hanya membantu memotong cabe, menghaluskan bumbu, dan membantu berdoa supaya masakan kali ini terasa lebih enak daripada biasanya, tapi paling tidak ia meringankan tugas mamanya, kan? Baru setelah selesai masak, ia segera sarapan dan kembali masuk ke kamarnya.

Kini waktu sudah menunjukkan pukul delapan pagi, sudah setengah jam Clarisa berada di kamar. Ia baru saja membereskan beberapa kekacauan di kamarnya. Mulai dari buku-buku yang berantakan, selimut yang tidak rapi, bahkan ada beberapa kertas yang berserakan di lantai. Ia juga mulai menata baju-bajunya yang tampak berantakan di dalam almari, karena ia kebiasaan mengambil baju dengan sembrono.

"Ris, di bawah ada Cika. Sana ke bawah."

Clarisa yang kini masih sibuk melipat baju langsung menoleh ke pintu. "Suruh ke atas aja, Ma. Clarisa belum selesai beres-beres, nih," jawabnya

Tidak ada sahutan dari sang mama. Clarisa kembali melanjutkan beres-beresnya. Tak lama pintu kamar terbuka dan menampilkan Cika yang datang dengan rambut yang terurai menambahkan kesan anggun pada gadis itu, padahal sifat Cika jauh dari kata anggun, tapi tidak bisa dikatakan tomboy. Kini gadis itu melepaskan sepatu yang ia kenakan lalu merebahkan tubuhnya di kasur Clarisa. Gadis itu tampak akan tertidur karena sudah memejamkan mata, tapi dengan cepat Clarisa menggoyang-goyangkan tubuh sahabatnya itu.

"Cik, bantuin gue, dong!"

Cika segera membuka matanya kemudian bangkit dari rebahannya. Ia melepas tas selempang yang masih ia kenakan lalu mengambil salah satu pakaian Clarisa dari tumpukan yang kini berada di sampingnya. "Baju lo berantakan banget sih, Ris," ujarnya sembari melipat baju Clarisa.

"Ini udah ketambahan kali, baju yang gue bawa ke rumah Rio nggak gue lipet, langsung aja gue masukin ke lemari. Abis banyak banget bajunya, kan males. Kan pas gue masukin ke koper gue gulung biar muat."

"Pantesan."

Clarisa hanya terkikik. Kedatangan dari Cika sangatlah membantu. Perkiraan menyelesaikan yang kemungkinan memakan waktu sekitar tiga puluh menit menjadi lebih cepat, kini Clarisa sudah menyelesaikan pekerjaannya. Gadis itu memilih untuk merebahkan tubuhnya di samping Cika yang sudah lebih dulu melakukannya.

"Kapan ya Ris Kak Ciko balik lagi ke sini? Gue udah kangen, nih."

Clarisa menoleh. "Biarin aja dia di sana, kan dia emang niat belajar. Nanti kalo udah jadi orang sukses, pasti lo bakalan makin klepek-klepek, deh. Gue yakin itu," jawabnya.

Cika tertawa mendengarnya, gadis itu mulai berhalu jika bisa bersama dengan kakak Cika, pasti sangat menyenangkan. Clarisa yang melihat itu jadi jijik sendiri, ia memilih untuk bangkit lalu membuka lemari bajunya. "Cik, kita keluar, yuk! Main ke mana gitu biar nggak suntuk."

Mendengar pernyataan dari Clarisa membuat Cika langsung terbangun dan berlari menghampiri sahabatnya itu. "Oke, siap. Kapan lagi bisa keluar bareng, udah lama juga ya kita nggak keluar bareng?"

"Nih, hape gue. Lo pesenin ojek, ya?" Clarisa datang menghampiri sembari menyerahkan ponselnya yang sudah dalam keadaan menyala.

Cika mengangguk. Dengan cepat Clarisa masuk ke dalam kamar mandi untuk mengganti baju rumahannya dengan baju yang lebih bagus. Setelah selesai, ia melangkah menuju meja rias. Tangannya terulur untuk mengambil sisir lalu mulai menata rambut panjangnya. Ia memilih untuk mengepang rambutnya dengan bentuk yang sederhana. Tangannya lalu beralih untuk mengambil bedak dan memoleskannya dengan tipis di wajahnya.

CLARIO✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang