7. Kantin yang Mengerikan

163 86 26
                                    

Playing now: D'MASIV - Sudahi Perih Ini

-

Hari ini terasa berat bagi Sagita. Sebenarnya ia belum sepenuhnya pulih. Tapi ia teringat akan formulir pendaftaran OSIS. Ia akhirnya memutuskan untuk sekolah. Mungkin saja kalau ia bertemu Leo, ia akan sembuh dadakan seperti tahu bulat, pikirnya.

Eits, tapi ... untuk bangkit dari kasur saja malasnya sepenuh jiwa. Rasanya tubuh Sagita telah menyatu dengan kasur. Sebab, ia tak kunjung bangun meninggalkan kasur. Mungkin, ia masih sedikit merasa sakit pada tubuhnya selepas kejadian kemarin.

Setelah beradu dengan rasa sakit dan malas, ia pun berangkat juga, akhirnya. Namun, kali ini ia diantar oleh Heksa untuk berangkat ke sekolah. Sebab, Rega sedang ada acara dengan teman lamanya. Mau tidak mau, ya harus diantar oleh Heksa. Kenapa Heksa? Karena papa-nya Sagita tidak menyediakan sopir pribadi untuk mengantarkan anaknya ke sekolah.

Padahal, Sagita sudah memaksakan diri agar berangkat sendiri dengan menaiki motor sejak malam tadi. Tapi, Natalie tetap bersikeras melarangnya, karena Sagita belum cukup pulih. Alhasil, ia meminta tolong agar berangkat ke sekolah bersama Heksa yang kebetulan searah juga ke Kantor XIA.

"Udah sampe, Git," ucap Heksa memberi tau pada Sagita sambil memandangnya. "Buru gih, nanti terlambat."

Sagita melirik jam tangannya. "Eh, iya nih, Kak. Udah hampir jam tujuh juga." Sagita menyodorkan telapak tangan kanannya kepada Heksa. "Eum, mau salim hehe."

Dengan senang hati, Heksa membalas saliman dari Sagita dan beralih mengusap kepalanya. "Belajar yang bener, ya."

"Siap, Kak!" Sagita membuka pintu mobil. "Aku berangkat, ya. Kak Heksa hati-hati, dadah!" pamit Sagita sambil melambaikan tangan dan memamerkan gigi putih bersihnya, lalu menutup pintu mobil.

Heksa memencet tombol lock pintu mobil dan segera melajukan mobilnya meninggalkan jalanan depan SMAN Carem. Meninggalkan gadis yang ia cintai untuk menggapai mimpinya. Yang entah sampai kapan ia kuat menunggu Sagita menjawab perasaannya.

—•—

Setelah penantian panjang, akhirnya bel istirahat berbunyi dan terdengar ke seluruh penjuru sekolah. Sagita yang sedari tadi sudah bosan dengan pelajaran Biologi akhirnya bersorak senang dalam hati. 'Yes, canteen i'm coming!'

"Oke, jam pelajaran Biologi sudah habis. Sekarang waktunya istirahat, selamat istirahat semuanya," ujar guru berkacamata tersebut, lalu ia bangkit dari kursinya.

"Terima kasih, Buuu!" teriak seisi kelas serempak.

Dengan cepat Sagita memanggil Priska setengah berteriak. "PRISKA!"

"APA?!" balas Priska.

Sagita bangkit dan menjauhi kursinya. "Ke kantin, yu!" ajak Sagita dengan penuh semangat sambil merapikan seragamnya. "Perutku udah demo, nih."

Priska membuka tas dan merapikan buku, lalu memasukkan ke dalam tasnya. Setelah beres merapikannya, Prika mrngeluarkan sebuah kotak makan berwarna biru muda. "Gue bawa bekel, lo mau makan bareng?"

"Yahhh," keluh Sagita. "Gue gak bawa bekel, kenapa lo gak bilang?"

Priska menarik napasnya dengan malas. "Huhhh ... emangnya harus, ya? Kita janjian buat bawa bekel gitu? Bawa bekel tuh diniatin dari diri sendiri, Gita! Lagi pun, bawa bekel lebih sehat dari pada jajan di kantin, kan?"

Sagita [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang