part 5

26 8 0
                                    

Siur liur angin di kota Jakarta menembus kulit halus milik Ashya. Selama perjalanan mereka hanya diam, hening tidak ada suara. Mereka pun sampai tujuan dengan selamat

"Masuk duluan aja Shya, gue mau markir motor dulu" ucap Fernan

"Oke kak" jawab Ashya

Setelah Fernan selesai memarkirkan motornya di garasi rumahnya, mereka berjalan menuju ruang musik yang berada di lantai 3.

"Nih pegang biola nya" Ucap Fernan dengan menyodorkan Ashya biola

"Tapi aku belum bisa kak" Ucap ashya

"Yaudah sini biolanya, lo liatin gue main dulu" Ucap Fernan

Fernan memulai menggesekkan biolanya. Ashya tercengang ketika fernan mulai memainkan biolanya dengan santainya. Hingga ketika Fernan selesai, Ashya masih tercengang tanpa berkedip.

"Shya..." panggil Fernan.

Tetapi tidak ada jawaban dari Ashya.

"Shya.." panggil Fernan sekali lagi

"Woy RASHYA" panggil Fernan dengan sedikit keras

"Hah apa kak?" Jawab Ashya dengan polos

"Yeu gue panggilin dari tadi kaga nyaut nyaut malah bengong. Mikirin apaan si?" Tanya Fernan

"Gak mikirin apa apa kok kak. Aku cuma kaget aja. Kok kakak jago banget main biolanya" Jawab Ashya

"Gue, abang gue, sama ade gue dari kecil emang udah di ajarin sama bonyok gue main biola." Jawab Fernan

"Oooohh. Terus ade kakak sama abang kakak kemana?" Jawab Ashya dengan manggut manggut

"Abang gue di prancis, ade gue palingan lagi main dirumah temennya" Ucap Fernan

"Ooooo" Ashya hanya manggut manggut

"Eh iya, ini mau ngobrol apa mau ngajarin lo main biola sih?" Tanya Fernan

"Eh iya kak. Sampe lupa" Jawab Ashya

"Yaudah coba nih" Ucap Fernan sambil memberikannya biola

Ashya mulai memegang biola milik Fernan dan mulai menggesekkannya. Tetapi yang terdengar hanyalah suara nada yang membuat gendang telinga siapa pun sakit.

"Stop Shya" Ucap Fernan

"Maaf kak, nadanya ga bagus ya?" Tanya Ashya

"Bikin gendang telinga gue sakit Shya hahahah" Canda Fernan tetapi memang benar.

"Kaya gini ni caranya" Ucap Fernan dengan memegangi tangan Ashya dan berdiri dibelakang tubuh Ashya. Tubuh mereka sangat dekat membuat jantung keduanya berdetak tak karuan.

"Kok gue deg degan yak?" Ujar Fernan dalam hati

"Kenapa udara makin panas yak? Rasanya oksigen disekitar aku berkurang" Ucap Ashya dalam hati

Setelah selesai mengajarkan Ashya, Fernan kembali ketempatnya semula.

"Gimana? Udh ngerti belum?" Tanya Fernan

"Lumayan" Ucap Ashya

"Kak?" Panggil Ashya

"Apa?" Jawab Fernan

"Aku mau pulang" Pinta Ashya

"Oh yaudah gue antar" Ucap Fernan

Fernan mengantar Ashya ke rumahnya dengan memakai motor sportnya yang berwarna merah. Setelah sampai di rumah Ashya, Fernan berpamitan kepada Ashya, Ibu Ashya dan juga Ayahnya Ashya.

ASHYARVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang