#1; Kapan?

8.9K 198 0
                                    

"Ting, bareng gak?" Tanya Kevin.

"Engga, gue sama Meiwa kesananya." Jawabku.

"Yaudah gue sama yang lain duluan ya? Pada udah gasabar liat MFG junior."

Aku mengangguk, kemudian Kevin dan yang lainnya pergi terlebih dahulu.

Saat ini kami memang berencana untuk menjenguk Ci Agnes yang baru saja melahirkan anak pertamanya bersama Koh Sinyo.

Sebelum ke Rumah sakit, aku menjemput Meiwa terlebih dahulu.

Jika kalian bertanya siapa itu Meiwa, Meiwa adalah pacarku. Kami baru berpacaran kurang lebih satu tahun.

Aku mengenalnya sudah sejak lama, karena dia juga berasal dari kalangan Atlet Badminton, tapi hanya dia tidak masuk pelatnas sepertiku. Dia satu klub dengan Kevin.

"Sorry, lama ya nunggu?" Tanya Meiwa.

"Engga kok, kita jalan sekarang ya?"

"Iya sayang."

-----

Sesampainya di Rumah sakit kami langsung mencari letak kamarnya, Aku tak bertanya terlebih dahulu karena Koh Sinyo sudah memberi tahuku dimana posisinya.

"Yang, kamar nomor berapa katanya?"

Aku melihat ponselku. "130B katanya"

Meiwa menunjuk salah satu pintu. "Nih 130B!"

Meiwa menarikku dan kami langsung masuk ke kamar tersebut. Ternyata benar, itu kamar Ci Agnes.

"Apaan nih si Ginting baru dateng." Ujar Koh Sinyo.

Aku terkekeh. "Sorry Koh, tadi jemput Ibu negara dulu nih dandannya lama."

Meiwa menyenggol bahuku. "Apa sih, orang tadi aku disuruh dulu bantuin Mamih sebentar."

Koh Sinyo tertawa. "Yaudah gausah jadi Ribut, tuh mau coba gendong anak gue gak?"

Tanpa menjawab Meiwa langsung menghampiri Ci Agnes.

"Ci selamat ya, anaknya lucu banget deh keliatan perpaduan koh sinyo sama ci agnesnya hihii." Ucap Meiwa pada Ci Agnes.

"Iya makasih Mei, nih mau coba gendong?"

Meiwa mengangguk, lalu ia menggendong anak Koh Sinyo dan ci Agnes.

Tak terasa senyumku mengembang.

Lucu sekali melihat Meiwa menggendong bayi, apakah hubungan kita nanti akan seperti ini?

"Koh,Ci, liat si Ginting senyum senyum sendiri."

Ucapan Kevin membuat seisi ruangan ini menertawaiku, huh.

"Udah kebelet kali Mei, kapan dong kalian?" Tanya Koh Sinyo.

Meiwa memandangku sambil tersenyum malu-malu. "Gue sih segimana yang ngajak ya"

"Waduh ngajak apaan nih?!?" Tanya Fajar.

Meiwa hanya tertawa menanggapinya .

"Meiwa udah cocok nih jadi Ibu, cepet cepet nyusul kita ya?" Ucap ci Agnes.

"Amin ci, doain kita ya" Jawab Meiwa.

Apa benar Meiwa memberiku sebuah 'kode' agar aku segera menikahinya? Tapi kan kita baru aja pacaran satu tahun?

Ah mungkin dia hanya terbawa suasana.

Toh aku tau Meiwa itu bukan tipe orang yang memaksaku untuk mengajak nikah.

Semenjak kepulangan kami dari Rumah Sakit, Meiwa tak berhenti senyum-senyum sendiri sambil menatap foto berduanya dengan anak koh Sinyo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semenjak kepulangan kami dari Rumah Sakit, Meiwa tak berhenti senyum-senyum sendiri sambil menatap foto berduanya dengan anak koh Sinyo.

Saat di Mobil pun biasanya dia selalu suka melihat jalanan, kali ini dia masih setia untuk menatap fotonya tadi.

"Sayang, lucu ya? Gemes gitu sama kaya aku sipit sipit gitu." Dia menunjukan lagi Fotonya kepadaku.

"Kamu udah nanya itu loh berapa kali sama aku dari tadi."

Meiwa yang tadi tak henti-hentinya tersenyum, raut wajahnya langsung berubah. Dia menyimpan ponselnya lalu fokus menatap lurus jalanan.

"Kita kapan kaya gitu?"

Aku menginjak pedal Rem mendadak, sehingga membuat kami hampir terpental.

Sumpah, Aku kaget sama pertanyaannya.

"Ginting, bahaya!"

"Sorry sorry, tadi tuh mobil depan belok sembarangan." alibiku.

Aku memajukan mobilku kembali.

Kenapa dia tiba tiba nanya kaya gitu?

"Kapan kamu mau kenalin aku sama keluarga kamu?"

"Kan udah kenal sama Niken.."

"Maksud aku, orang tua kamu!"

Aku berpikir sejenak untuk mencari jawaban yang tepat, karena untuk saat ini Meiwa sedang sangat sensitif.

"Nanti yah"

"Kapan ting? Kita udah setaun lebih loh pacaran, tapi kamu belum kenalin aku ke Mamah sama papah kamu."

Kenapa Meiwa tiba tiba ngebet kaya gini sih? Sebelumnya dia gapernah gini.

"Lusa aku ke Bandung, nanti aku usahain biar kamu ketemu sama mamah papah."

Meiwa melepas seatbelt nya lalu dia memelukku dari samping.

"Makasih ya sayang, nah gitu dong tunjukin ke seriusan kamu sama aku."

Aku hanya tersenyum menanggapinya.

Sejak kapan aku main-main dengannya hingga dia tadi bilang aku belum menunjukan keseriusanku?

Huft, harusnya tadi aku ga ajak dia jenguk ci Agnes.

RankleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang