Cinta

4.1K 514 49
                                    

Jungkook menutup bukunya ketika mendengar kode pintu ditekan, menandakan seseorang masuk.

"Raewon?"

Kakinya membawa Jungkook ke pintu depan. Manik penuh khawatirnya memandang Raewon yang masuk dengan kepala tertunduk.

Belum sempat gadis itu melepas sepatunya, Jungkook telah memeluknya lebih dulu.

"Ke mana saja kau? Aku telah mencarimu kemana-mana. Aku mengkhawatirkanmu!"

Raewon hanya berkedip. Ia ingat sekali terakhir kali ia melihat jam, sekarang sudah lewat tengah malam. Dan Jungkook terbangun hanya untuk menunggunya pulang?

Ia biarkan Jungkook memeluknya sedemikian erat. Pelan-pelan, telinganya sanggup mendengar isakan yang keluar dari mulut lelaki itu.

"Aku takut.." Jungkook berbisik. "Aku takut jika sesuatu terjadi padamu."

Jungkook menarik napas. Matanya mulai basah. Di balik bahunya, Raewon tersenyum kecil.

"Aku baik-baik saja," ucapnya pelan. Kedua tangannya pun mengusap-usap punggung Jungkook dengan lembut. "Maafkan aku karena telah membuatmu khawatir."

Jungkook masih memeluknya. Kemudian lelaki itu mencium pucuk kepalanya, lama sekali.

"Jangan pernah menghilang dariku lagi," katanya setelah bertukar tatap dengan Raewon. Jika keadaannya tidak seserius ini, Raewon bisa tertawa melihat wajah merah Jungkook dan air matanya lolos hingga pipi.

Raewon mengangguk. Senyum tipis masih menghiasi wajahnya. Ia tidak protes meski Jungkook belum benar-benar melepasnya. Kedua tangan besar lelaki tersebut masih mengukung kepalanya.

Hingga Jungkook menanam satu kecupan di bibirnya. "Itu adalah janji."

Malam itu, Jungkook dan Raewon tidur di ranjang dan selimut yang sama, seperti biasanya. Namun, Jungkook sulit terjun ke dalam dunia mimpi karena suara yang kerap dikeluarkan Raewon.

Gadis itu menggeliat dalam tidurnya, berkali-kali mengganti posisi tidurnya. Namun, seberapa banyak Raewon mencoba, ia tidak bisa mendapatkan posisi yang tepat.

Jungkook membuka matanya hanya untuk mendapatkan Raewon yang pasrah dan berhenti bergerak. Gadis itu memunggungi Jungkook, jauh dari tempatnya berbaring. Pria tersebut pun meraih bahu itu.

"Tidak bisa tidur?" tanyanya pelan.

Namun, Raewon tidak menjawab. Yang bisa Jungkook dengar hanyalah helaan napasnya yang berat.

"Hei, Raewon. Kemari." Jungkook menarik bahu gadis itu agar Raewon menghadapnya. Tanpa masalah, Jungkook berhasil memutar tubuh gadis itu dan mendekapnya. Benar saja, Raewon masih sangat terbangun. Jungkook tahu, kondisi hati Raewon sedang tidak baik.

Jungkook berhasil memberinya ciuman di pelipis seraya menyeka poni Raewon yang kerap menutupi matanya. Ia tatap wajah sendu itu. "Ada masalah?"

Raewon yang masih menutup mulut menggeleng kepalanya. Kali ini Jungkook mengecup sebelah matanya dan membenamkan kepala Raewon di dadanya.

"Kau tahu, kau bisa menceritakan apapun padaku. Aku akan mendengarkan, apapun itu," ucap Jungkook kemudian.

Perlahan, Raewon menjulurkan tangannya untuk memeluk pinggang Jungkook. Ia tenggelamkan wajahnya lebih dalam, menghirup wangi tubuh Jungkook yang tidak pernah buat ia bosan.

"Hanya beberapa hal tentang pekerjaan," jawab Raewon pelan. Suaranya teredam dalam dada Jungkook, tetapi lelaki tersebut masih sanggup mendengar. "Oleh karena itu, aku lari ke rumah, mencari udara segar," lanjutnya.

[jjk] Love Disease ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang