The Breakup

29 0 1
                                    




           

Alya
Gyu, aku capek

Gue menghela nafas membaca chat yang gue dapet  15 menit yang lalu

Alya bener-bener kemakan omongan orang lain

Gosip gue selingkuh kesebar. Padahal itu gak bener

Mingyu
Aku juga
Kenapa kamu gak coba percaya sama aku aja?

Gue melempar handphone gue sembarang. Capek banget harus terus-terusan ngejelasin hal yang sama, tapi tetep gak dipercaya

Gue sayang Alya

Tapi kalau gue dan dia ngejalanin ini tanpa rasa percaya lagi, buat apa?

Atau memang dari awal kita balikan, dia udah gak suka sama gue? Dan dia terima gue karena rasa gak enak?

Gak tahan harus mikirin ini, gue memilih nyelesain masalah ini sekarang.

Gue ambil lagi handphone gue, menghubungi kontak favorit gue dari 16 bulan belakangan

"Hallo"

"kenapa?"

"Ayo kita ketemu. Ayo selesain semua ini baik-baik"

Masih belum ada balasan dari sebrang seama beberapa detik

"Al, ak-"

"Oke, di Thams Park. Aku otw sekarang"

Telfon terputus

Gue langsung mengambil jaket gue, sempat menatap pantulan diri gue di depan kaca

Berantakan. Sama kayak hati gue sekarang

Segera gue ngambil kunci mobil dan pergi ketempat yang udah di janjikan

10 menit gue nunggu dan akhirnya dia juga sampai

Gue memberikan segelas coklat panas yang tadi gue beli

"ini, minum dulu. Malam ini dingin" kata gue

Dia tersenyum lalu mengambil gelas yang gue kasih

Kita masih saling diam, duduk bersebelahan dengan pikiran dan hati yang kacau

"so?"

"Aku mau kita putus aja, gyu"

Gue menghela nafas kasar

"Tujuan aku ngajak kamu kesini buat ngomongin semuanya baik-baik. Kita gak harus ngeakhirin semuanya"

Dia menunduk dan entah kenapa dia menangis

Gue mengusap wajah kasar. Bingung harus gimana

Bukannya seharusnya gue yang nangis?

"Aku tau kamu lebih sering bareng Mina dari pada sama aku, gyu. Dan aku sangat tau Mina suka sama kamu"

"Dia tau kalau aku milik kamu"

"Tapi dia gak mau tau hal itu"

Gue menoleh kearah dia "Jadi kamu mau putus?"

Dia masih belum memberi respon, masih sesegukan

"Dulu, aku memang salah pernah mutusin kamu. Tapi sumpah Alya, aku berani minta kamu buat jadi pacar aku lagi karena aku tau kamu yang terbaik buat aku. Dan aku tau, aku cuma mau kamu"

Dia menggeleng "You know gyu? It's never the same after the breakup. It's never the same love, don't try to make up"

Seketika gue seperti ditampar

Emang salah gue dulu pernah mutusin dia dengan alasan gue bosen sama dia yang sifatnya lebih cuek

"Jadi, dari awal kita balikan, you know everything is a mess?" tanya gue, dan dia mengangguk

"Maaf gyu. Rasa aku buat kamu udah beda sejak kamu minta putus dulu. Aku udah coba buat gak pernah mikirin kalau kenyataannya kamu pernah menyerah karena bosan.

Saat kamu minta untuk balikan, jujur aku seneng karena saat itu aku masih sayang sama kamu. Tapi emang ternyata rasanya udah beda. Dan kalau di lanjutin, bakalan toxic. Gak bagus buat kita berdua"

Gue masih diam. Mencerna semua kata-kata dia "Jadi, semua salah aku?"

Alya menggeleng "salah aku juga"

Dia berdiri dan memeluk gue yang masih duduk lesu di banch taman ini

"Terimakasih gyu. Tolong, jangan pernah menyia-nyiakan orang lain. Kamu pantas bahagia, dan siapapun nanti, dia juga pantas bahagia"

Dan sekarang, gue cuma bisa diam ngeliat dia yang semakin lama jalan ninggalin gue disini, dengan perasaan yang masih hancur

 

Kesempatan kedua bukan berarti bisa memperbaiki semuanya

 

It's never the same, uh, after the breakup
Oooh ooh
It's never the same, love, don't try to make up

LANYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang