Hari ke-7 (a)

18 9 0
                                    


"Ca buruan dong!  Lama banget sih!  Entar telat lagi." ucap Nazwa yang melihat Bilca yang sedang menguncir rambut nya.

"Iya ini udah,  ayok! "tarik Bilca pada lengan sahabat nya itu.

Saat dua gadis itu keluar dari rumah Bilca,  mereka sudah melihat Angga yang sedang memainkan kunci mobil.  Bilca mengernyitkan kening nya.  Mau apa orang ini?

"Hey tayo,  lama banget sih dandan nya! " teriak Angga.

"Siapa yang dandan nyet?  Lo mau ngapain di sini?" balas Bilca.

"Mau minta makan! Ya jemput lo berdualah gimana sih!  Yaudah buruan masuk ke mobil gue,  bulukan nih kaki gue." Angga yang segera masuk ke dalam mobil nya.

Bilca menoleh ke sahabat nya itu,  yang sudah memberi cengiran kuda. "Gapapa dong,  ca. Biar kita gak telat,  kan lo gak ada kendaraan buat ke sekolah. Sedangkan mobil gue di rumah." ucap Nazwa.

"Bodo. " Bilca yang kesal.

"Ish! " Nazwa yang langsung menyusul masuk ke dalan mobil.

Selama di perjalanan mereka bertiga menghabiskan berdebat dengan mendebatkan hal yang tidak penting,  tapi suasana seperti inilah yang akan mereka rindukan kelak.

Kehangatan sebuah persahabatan yang absurd,  dan menjadi sejarah di dalam masa sekolah mereka.

*****

Nazwa yang berlari ke kelas nya, sedangkan Bilca dan Angga masuk ke kelas mereka. Izal mengernyitkan kening nya saat melihat Bilca dan Angga masuk bersamaan,  tumben sekali.

"Ko lo sama dia? " tanya Izal saat Bilca sudah duduk di samping nya.

"Menurut lo? "

"Eh,  gue gak paham."

"Berisik ah! "

Izal menyipitkan mata nya,  dan melihat ke arah bangku belakang samping Bilca.  Melihat Angga yang sedang berbincang dengan Dika. Lalu menatap ke arah Bilca lagi.

"Lo jadian sama Angga?! " teriak Izal heboh,  yang membuat seisi kelas menatap nya.

"SSSST!  Apaan sih lo?  Siapa yang jadian njer?  Gue sama kucrut itu?  Ya,  kagalah!" Bilca yang langsung menutup mulut Izal.

"Gue tuh tadi bareng berangkat sekolah nya sama dia,  soalnya Nazwa yang minta bareng." lanjut Bilca kesal.
Izal yang mendengar penjelasan Bilca hanya membuat mulut huruf 'o'. Lalu menatap ke arah Angga yang sudah memperlihatkan cengiran aneh nya.

*****

Bilca yang sedang berjalan ke arah kantin,  karena ia tadi menyuruh sahabat-sahabat nya duluan untuk pergi ke kantin. Saat di perjalanan menuju kantin,  Bilca melihat Sujo atau Ojo. Sebenar nya nama nya itu Salsabila,  tapi entah kenapa di panggil seperti itu.  Memang saat Bilca mendengar nya sangat unik,  tapi itu cukup bagus untuk panggilan cewek seperti Sujo,  yang pintar dan cuek.

"Sujo!!" teriak Bilca yang menghampiri cewek yang di ketahui bernama Sujo, ojo,  Salsabila.

"Apa Nab?" jawab Sujo.

"Enggak,  hehe.  Kangen aja,  soalnya gue belakangan hari ini jarang liat lo. "

"Ciee kangen sama sujo.  Gak kangen sama ojo nih? "

"Ih,  sama aja kali,  maksud gue diri lo dah. "

Sujo yang mendengar nya hanya tertawa kecil,  melihat Bilca yang memang jarang dilihat diri nya senang,  karena dia jujur saja merindukan Bilca juga.  Apalagi saat dirinya pertama kalia bertemu dengan Bilca yang konyol, tambah membuat kenangan yang tak terlupakan.

Yang saat itu dirinya sedang membawa buku paket banyak untuk membawa ke kelas, karena disuruh wali kelas nya untuk di pinjamkan kemurid di kelas IPA-A3. Dan saat dirinya sedang berjalan di tubruk oleh tubuh Bilca yang sedang lari-lari seperti sedang dikejar anjing liar.

Buku paket yang lumayan banyak dan sudah tersusun rapih, kini berserakan di lantai,  membuat Sujo menatapnya dengan marah. Sedangkan Bilca yang melihat nya mengigit bibir bawah nya.

"So-sorry.  Gue gak sengaja,  sumpah maaf ya. " ucap Bilca.

"Lo kalau lari liat-liat dong pake mata! Lo gak liat apa gue lagi jalan bawa buku sebanyak dan segede gini,  terus lo tabrak seenak nya!" jawab Sujo kesal.

"Gak usah nyolot juga kali!  Gue kan dah minta maaf,  toh, lagian gak sengaja ini.  Yaudah sini gue bantuin."

"Yaudah beresin."

"Ya,  lo juga bantu dong.  Masa gue sendiri?"

"Ya kan,  lo yang nabrak,  dan bikin jatoh.  Jadi lo yang harus beresin sendiri."

Bilca yang mendengar nya melongo,  tapi apadaya nya. Gadis itu akhir nya membereskan nya sendiri,  karena tidak mau masalah nya tambah berbelit-belit,  jika ia menolak nya maka masalah nya pasti tidak akan kelar-kelar.

FRIENDS [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang