Anna, seorang wanita muda yang selalu mencintai seorang laki-laki. Waktu terus berjalan tanpa ada kata berhenti, membuat ia terus merutuki dirinya. Entah apa yang harus ia pikirkan, entah sampai kapan ia harus menahan rasa sesak di dadanya setelah m...
"APA?!! Jadi asisten lo? Lo pikir gue babu?!", bentak Anna di hadapan Adrian.
"Salah lo sendiri nyari masalah sama gue"
"Eh kutu kuprett, lo gak liat tadi gue gak sengaja. Lagian cuma numpahin es teh aja sampe jadi asisten lo. Situ waras kan?"
"Etdah galak bener nih cewek. Mending lo jadi asisten gue atau gue beritahu satu sekolah kalo lo numpahin es teh ke baju gue?", pilihan Adrian yang membuat Anna diam seribu bahasa.
Skakmat..
"Iya iya gue turutin permintaan lo. Puas?!", bentak Anna diiringi dengan suara pintu yang dibantingnya membuat Adrian tersenyum licik.
****
Bel pulang telah berbunyi membuat Anna keluar dari kelas nya. Tapi baru saja satu langkah keluar, tiba-tiba saja Vani datang dengan wajah panik dan nafas tersengal-sengal.
"Di mading ada pengumuman. Adrian suruh lo ke parkiran sekarang juga, banyak anak yang gosipin lo", jawab Vani membuat Anna jadi macan garong.
Saat Anna sudah sampai di mading, ia menahan nafasnya karena ia mulai dicibir dengan kata-kata pedas oleh perempuan disebelahnya.
"Heh semua, liat deh ada cewek murahan tuh, sok suci ga tau malu ya? Dia itu siapa sih? Apa jangan-jangan pelacur nih." ucap seorang cewek di dekatnya sambil tertawa
Seketika banyak suara tawa mengejek dari kaum perempuan yang dituju buat Anna. Anna yang emosi nya sudah terbakar pun mengepalkan tangannya, dan langsung merobek kasar kertas yang tertera di mading. Anna langsung berlari menuju parkiran.
"Heh! Lo apa-apaan sih? pake nyebarin berita gak bener dimading?! " kata Anna yang kesal, lalu melanjutkan ucapannya lagi.
"Lo gak bisa se-enaknya dong, kalau mau langsung ketemu sama gue. Jangan bikin rendah harga diri gue, dimata anak sekolah!" ucapan Anna benar-benar seperti ibu yang sedang berceramah untuk anaknya yang nakal.
"Oh", ucapnya datar, sambil masuk mobil diikuti dengan Anna.
"Cowok gak punya hati!", balas Anna. Sementara Adrian tidak peduli.
"Lo mau bawa gue kemana?", tanya Anna tetapi Adrian tidak menjawab.
Anna semakin kesal dengan perbuatannya
"Lo denger gak sih? Lo tuli? mau gue bawa ke THT?", ucapnya dengan nada kesal.
Adrian tidak menggubris perkataan Anna.
Mobil Adrian mulai masuk ke pekarangan rumah dan sedetik kemudian Anna terperanga kagum ia membuka mulutnya tak percaya.
Gile dah, nih rumah atau istana ya? Gede amat, batin Anna.
ILUSTRASI RUMAH ADRIAN👇
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah memakirkan mobilnya, Adrian langsung keluar tanpa memedulikan Anna.
"Tungguin elah", jawab Anna sambil menutup pintu mobil Adrian.
Lalu Anna pun menyusul Adrian yang hampir jauh darinya. Setelah sampai didepan pintu rumah Adrian, mulut Anna kembali terbuka dengan sangat lebar.
Gila gila gilaaa, gede amat sumpah. Bersih, rapi, gak kayak rumah gue berantakan gak ketulung. Tapi sayangnya nih rumah sepi amat, batin Anna yang membuat ia penasaran.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sepi amat rumah lo"
"Hmm", gumam Adrian dengan nada cueknya.
"Cih, gak punya mulut", ucap Anna kesal.
"Kerja tugas lo", balas Adrian sambil masuk ke kamarnya dan meninggalkan Anna sendirian dibawah.
"Bacot", ucap Anna sambil berjalan menuju dapur.
Adrian makan apa ya? Biarin lah, masak sembarang aja gue. Dia aja gak beritahu. Dasar cowok gak punya mulut, batin Anna mengomel.
Setelah Anna selesai memasak, ia langsung menuju kamar Adrian yang berada diatas dengan puluhan tangga yang membuat Anna malas berjalan.
Tok..tok..tok "Woe cowok gak punya mulut, cepet bukain! Dah gue masakin, pegel tau gak", teriak Anna di depan kamarnya.
Sudah bermenit-menit menunggu, tidak ada satupun jawaban dari Adrian yang membuat Anna kesal. Anna berhasil masuk ke kamar Adrian yang pintunya tak terkunci, nuansa kamar Adrian lebih tenang dan luas. Tapi baru saja ia mengagumi kamar Adrian, matanya langsung melotot kaget ke arah Adrian.