× BAB I ×
[ MADNESS MIND ]
08 ; PROLUSION09:43 AM, Friday
Brookdale Hospital medical Center.Setelah melakukan sesi bercerita panjang untuk menggabungkan memori yang ada di dalam labirin otak Jungkook dan Yoongi, keduanya memilih untuk menunda penelitian kembali tentang chip yang tertanam di dalam kepala Min Yoongi. Selain Jungkook yang belum mampu, dia juga beranggapan bahwa mungkin hanya Kim Namjoon yang mampu melakukannya.
Yoongi keluar dari kamar mandi setelah mencuci muka dan menggosok gigi. Pria itu sempat mendapat perawatan untuk lukanya kemarin, dan sengaja memilih untuk dirawat di rumah sakit ini dengan alibi masih sakit. Padahal, ia hanya ingin menjaga Karen dan Jungkook yang terlihat begitu intim akhir-akhir ini. Bahkan Yoongi memesan kamar yang sama dengan Karen, hanya dipisahkan oleh tirai saja. Kakak yang posesif memang.
Yoongi berjalan dengan piyama rumah sakit berwarna biru-putih yang menggantung malas di tubuhnya. Menyeret tiang infus yang ikut bersamanya sampai pada di depan kamar nomor 13.
Pria itu membuka pintu itu dengan cara digeser secara perlahan. Begitu terbuka, kedua sabit hitamnya langsung disuguhi empat penampakan manusia di dalamnya. Karen yang duduk di atas ranjang, Jungkook yang ada di sampingnya, Acey yang duduk di sofa dekat ranjang milik Yoongi, juga dengan seorang wanita paruh baya atau mungkin lebih, tengah berbicara dengan adiknya.
Yoongi stagnan sesaat. Tubuhnya menegang, kemudian mencoba berjalan normal sampai pada sisi Karen dan memisahkan Jungkook yang berada di dekat adiknya itu.
Jungkook menghela napas berat. Lalu menyingkir-walaupun tidak terlalu jauh-ke arah lain.
Berdeham sebentar, Jungkook lalu mengulurkan tangannya pada wanita yang ada di sampingnya. "Hyung, ini-uhm, Mrs. Emma Wilson," ujar Jungkook kemudian.
Wanita paruh baya itu mendekat dan mengulurkan tangan kanan miliknya sampai pada hadapan Yoongi. "Senang melihatmu, Yoongi."
Yoongi diam. Kedua sabitnya melirik Jungkook yang langsung mengalihakan pandangannya. Kemudian mencoba melirik adiknya yang malah mendapat tatapan sinis, lalu mencoba menatap Acey yang agak jauh di sana, tetapi wanita itu malah tidak menatapnya balik.
"Aku pernah melihatmu," ujar Yoongi kemudian memecah keheningan agak panjang di sekiarnya. "di sini." lanjutnya sambil menunjuk kepalanya.
Wanita itu tersenyum sambil menurunkan tangannya yang tidak mendapatkan respon.
"Jadi chip itu sudah tertanam di sana, ya?"
Suasana di dalam ruangan tiba-tiba mendadak sesak. Jungkook bahkan merasa bahwa pemanas ruangan di dalam sini sudah mencapai suhu paling tinggi. Ini tidak bagus.
"Yoongi hyung bercerita kemarin malam, tentang bagaimana chip itu berpindah ke dalam kepala Yoongi. Sebenarnya aku masih mencoba untuk meretasnya dan menon-aktifkan sementara, tetapi karena pembebanan kode di dalamnya sangat sulit, aku jadi kesusahan. Maafkan aku." Jungkook bahkan sampai membungkukkan tubuhnya sembilan puluh derajat ke hadapan wanita itu.
Wanita itu-Emma-kemudian tertawa begitu renyah sambil mengusap kepala Jungkook beberapa kali. Emma memang sudah bertemu Jungkook beberapa kali, pria itu telah tumbuh dewasa sejak pertemuan pertamanya sepuluh tahun yang lalu. Badannya jauh lebih kekar, juga wajahnya bertambah tampan.
Sepuluh tahun yang lalu adalah pertemuan pertama mereka. Emma, Jungkook dan Karen. Keduanya-Jungkook dan Karen-sempat menjelaskan kejadian mengerikan di dalam organisasi Scarface yang melibatkan keduanya. Namun setelah itu, kendati tetap tinggal bersama Emma dengan aman, keduanya memilih untuk kembali ke scarface dan tetap menyembunyikan identitas Emma yang sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[M] FRACTURE TRILOGY
Fanfiction[Completed.] [Thriller/Gore] "We must find our safe place." [Sebagian cerita dihapus karena dibukukan] blackswanodile©2018