Waiter meletakkan jus alpukat dan secangkit kopi ke meja yang sedang di huni 2 orang. Tak lain dan tak bukan, mereka dalah Tristan dan Lariel. Saat ini, mereka sedang berada di sebuah café yang letaknya tak kalah jauh dari perusahaan mereka. Kebetulan, saat ini adalah jam istirahat. Sebenarnya, perusahaan mereka memiliki kantin, tapi, Tristan hanya ingin mengajak pria itu-ralat-sekretaris barunya itu makan bersama di café favoritnya.
"Gimana hari pertama mu?" tanya Tristan sambil meminum kopi miliknya itu.
"Ya... Lumayan,"
"Lumayan gimana?"
"Lumayan mengharukan,"
"Seperti?"
"Seperti Atikah yang sepertinya punya dendam samaku,"
Tristan tertawa kecil. "Kok ketawa?" tanya Lariel.
"Dia itu memang gitu, suka gak puas sama apa yang dimilikinya, jadi, aku gak suka dia lanjut jadi sekretaris, kebetulan ada kamu, ya kamu jadi saya angkat,"
"Kok saya? Kayaknya, perempuan banyak, deh, yang melamar kemarin?"
"Saya mau nya kamu gimana dong?"
"Ya kan sekretaris tugas perempuan sih? Aneh pak bos ini,"
"Ya apa salah nya kalau laki-laki? Lagian, gak ada tuh peraturan undang-undang yang mengatakan sekretaris harus perempuan,"
"Ya kan biasanya perempuan,"
"Jadi kamu mau keluar?"
"Ha? Bu... Bukan gitu, kan saya cowok, jadi apa kek, karyawan biasa aja saya sudah senang,"
"Gak! Aku gak mau kamu jadi karyawan biasa," Tristan menyandarkan badannya ke sandaran kursi, lalu melipat tangannya di dada.
"Kenapa?"
"Ya... Gak apa-apa, lagian, kalau kamu mau resign juga, aku gak akan membiarkan kamu resign,"
"Kok gitu?"
"Banyak tanya! Habisin tuh, kita mau ke kantor,"
Lariel berdecak pelan. Ia meminum jus alpukatnya.
Walaupun masih ada sisa di gelas mereka, tapi mereka sudah pergi meninggalkan café itu.
Sampai di kantor, Tristan langsung menuju ruangannya, sementara Lariel masih mau bicara dengan Agnes. Keduanya bertemu di lantai khusus istirahat.
So, fyi, kantor Tristan memiliki lantai yang khusus untuk tempat istirahat. Bebas dipakai siapa saja. Jika karyawannya leleh, atau jenuh menghadapi banyaknya kerjaan, mereka bisa memakai semua fasilitas yang ada di lantai tersebut. Termasuk kasur untuk tidur.
Perusahaan Asgard dilengkapi dengan fasilitas yang membuat karyawannya nyaman. Fasilitas itu sebenarnya sudah ada sejak dulu, sebelum Tristan diangkat menjadi CEO.
"Gimana? Nyaman gak di sini?" tanya Agnes.
"Lumayan, aku mulai betah, karyawannya juga baik-baik,"
"Ya karyawan di sini memang baik, kompak lagi. Apalagi, saat Atikah keluar, semua jadi senang banget,"
"Emang Atikah itu gimana sih?"
"Ya... Kamu udah liat kan tadi pagi?"
Lariel bergidik ngeri, "Iya sih,"
Drrtt...
Ponsel Lariel berdering. Ia langsung mengambilnya dari saku kemudian melihat layar ponselnya. Tertera jelas di sana.
Pak Bos
Calling...

KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Boss [end]
RomanceTristan. Umurnya yang masih 27 tahun sudah menjadi pengusaha. Dan perusahaan yang ia pegang sudah terkenal di seluruh pelosok negeri bahkan sudah mendunia. Ibunya sering menanyakan kapan dia akan menikah. Dan jawabannya selalu "Besok" Tristan meman...