ALENA

71 1 1
                                    

Panggil saja aku Andre, lulusan jurusan pendidikan universitas swasta di kota Jogja. Sepuluh semester, mengulur-ulur wisuda, dan sekarang bekerja tidak sesuai ijazah. Aku adalah pegawai bank di salah satu pusat kota Jogja yang pulang pukul 16.00. Kala itu, di lampu merah, di gerimis yang masih bisa kuterjang, ada yang memanggilku di detik ke-12.
-----------------------------------------------------------
Kamis pukul 16.00, kunyalakan motor matic buatan tahun 2012 untuk segera pulang ke kost karena mendung mulai menyelimuti Jogja. Jalan ramai, banyak kendaraan terlihat tak kondusif karena hujan mulai menunjukkan tanda-tanda kedatangannya lewat gerimis. Kupacu motor lebih cepat daripada biasanya agar cepat sampai karena lupa bawa mantel. Sialnya lampu merah tak berpihak, ia memaksaku berhenti dan harus menunggu selama kurang lebih 60 detik. Aku tenggelam dalam sebuah lamunan, hingga tiba-tiba terdengar suara yang lembut memanggilku di detik ke-12,

"Kak Andre...kak Andre...".

Jantungku berdegup kencang karena setelah kulihat di kanan kiri tak ada satupun yang mengenalku. Entahlah, mungkin aku kelelahan.
-----------------------------------------------------------
Kejadian sore kemarin, membuatku kepikiran, takut, sekaligus penasaran. Apa aku hanya sedang berhalusinasi atau memang ada sosok tak terlihat yang sedang berusaha menggangguku dan ingin berkenalan ? Sejak pagi kurencanakan untuk tak pulang melewati jalan yang sama, namun hati begitu kepo terpanggil untuk menebus rasa penasaran. Akhirnya kuputuskan pulang lewat jalan yang sama. Aku berbicara dalam hati, "kalo emang mau kenalan tolong liatin aku siapa kamu". Kantor tutup lebih awal karena hari Jumat. Pukul 14.00 lebih para pegawai sudah bersiap-siap menuju ke kediamannya untuk beristirahat. Akupun sama, tak langsung pulang, kuputuskan mampir ke tempat makan di daerah Kusumanegara. Setelah cukup kenyang, kunyalakan sebatang rokok sembari memikirkan benarkah aku akan melewati jalan yang sama, jalan yang bahkan bertahun-tahun aku sudah melewatinya dan tak pernah ada kejadian aneh seperti sore kemarin. Sebatang rokok telah habis, saatnya memutuskan. Ya, aku pulang lewat jalan yang sama dengan penasaran yang berharap terpecahkan. Sepanjang perjalanan rasa takut menyelimuti, hingga kulihat 50 meter di depan adalah lampu merah kemarin sore. Sialnya lampunya menunjukkan warna merah dan aku harus berhenti. Jantungku semakin berdegup tak karuan menatap detiknya, dua belas...dua belas...dua belas. "Ada yang manggil kah ?" .

Dan tiba-tiba, "Kak Andre...kak Andre... ".

Badanku seketika kaku, keringat dingin mengucur perlahan mengalir di badanku, membuatku semakin merinding dan tak tahu harus berbuat apa karena tak ada satupun yang berhenti di lampu merah, hanya aku. "Fix, ini nggak wajar", gumamku dalam hati dan kemudian kupacu motorku cepat menuju kost.
-----------------------------------------------------------
Malam harinya kucoba telpon Shinta, teman satu kelas selama 3 tahun di masa perkuliahan. Kata temen-temen dia indigo, dan bisa komunikasi sama makhluk tak kasat mata. Dulu pernah ada kesurupan pas makrab dan dia juga yang turun tangan.

"Halo, Shin. Ini Shinta kan ? koe sibuk ngga ? aku mau minta tolong, gawat banget ni, tolong dong".

"Iya Ndre, ini aku. Gawat gimana nih ? Santai ngapa santai, jangan kaya dikejar setan gitu" jawabnya.

"Bukan dikejar Shin, tapi DIPANGGIL !!!".

"HAHAHAHAHA, bohong lah kamu mau modusin aku paling pengen ketemu, kangen ya kan ya kan ?" jawabnya meledek.

"Besok siang aku kerumahmu, tolong".

"Iya deh iya, ditunggu ya kisahnya. See you hahaha" jawabnya sembari menutup telpon.

Sabtu kebetulan jadwalku libur, kuputuskan bercerita pada Shinta dan mencari tahu tentang apa yang belakangan ini menggangguku.
-----------------------------------------------------------
Sabtu pukul 13.00 aku pergi kerumah Shinta yang tinggal tak jauh dari tugu Jogja. Sesampainya disana kuceritakan semua padanya dan ia memutuskan untuk membantuku memecahkan rasa penasaran sekaligus menjauhkan sosok itu dalam hidupku. Kuajaknya pergi makan sembari menunggu sore, karena kejadiannya memang sore. Pukul 16.20 kuajak Shinta berkeliling lewat jalan itu, melewati lampu merahnya karena disanalah keanehan mulai kurasa.

ALENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang