Aletta dan teman-temannya telah tiba di lantai 4, kemudian mereka berjalan menuju kea rah kelasnya."Ehh habis ini pelajaran bapak lo, Val" ucap Vea mengingatnya.
"Haduh, malas banget ketemu muka dia" ucap Elora dengan wajah malasnya.
"Iya anjir, lo lihat gak sih matanya kayak gak ada kehidupan" ucap Aletta.
"Haha, iya ngakak tahu" ucap Elora tertawa.
"Val, minta undurin ulangan sejarahnya napa. Kan lo anak kesayangannya" ucap Vea memohon kepada Valerie.
"Ish, apaan sih. Kan anak kesayangannya bukan gue, tapi Nisa tuh" ucap Valerie tak terima.
"Haha, sahabat baru siapa tuh, Bianca ya gak?" ucap Vea sambil menaikkan alisnya.
"Ish, udah lah" kesal Bianca dengan wajah kesalnya.
Akhirnya mereka telah tiba di depan kelas mereka, kemudian mereka pun masuk secara bersamaan namun bergantian karena satu pintu hanya muat satu atau dua orang.
Baru saja mereka masuk ke dalam kelas, Valerie mengajak Aletta dan yang lainnya pergi menuju ke toilet, mau tidak mau Aletta pun mengiyakan karena jika Valerie dan Aletta berantam, bagaikan singa dan harimau yang keluar dari kandangnya.
Aletta kira mereka akan pergi menuju ke toilet tengah, namun ternyata Valerie mengajaknya menuju ke toilet ujung kiri.
"Toilet tengah lah woi" ucap Aletta pada Valerie.
"Gak mau, gue maunya ujung karena mau pakai lip balm" ucap Valerie
"Lah emang toilet tengah gak bisa ya Val?!" ucap Aletta mulai emosi.
"Bisa, tapi kan ramai. Lo mau gue dihujat lagi hah?!" kesal Valerie pada Aletta.
"Yaudah lah gausah" ucap Aletta geram dengan Valerie.
Aletta memilih mengalah meskipun tidak ada di dalam kamusnya. Ia lelah berdebat dengannya, karena ujung-ujungnya ia juga yang harus mengalah untuk meminta maaf duluan.
Sudah lebih dari dua puluh menit, guru sejarah tak kunjung datang, akhirnya Reza sebagai ketua kelas pun memanggilnya. Selagi Reza memanggil gurunya, Baron berbuat ulah lagi.
Yulio yang sedang bermain dengan Edgar pun diganggu oleh Baron yang tiba-tiba saja datang dan langsung menimpa badannya, seperti orang yang sedang bergulat.
"WOI RON, BERAT ANJIR" teriak Yulio karena ia ditimpa Edgar dan juga Baron.
Semua yang ada di dalam kelas pun langsung terdiam dan tak berkutik saat melihat guru sejarah tersebut masuk sambil memegang buku dan laptop yang ia tenteng.
"Selamat siang semuanya" sapa Pak Jonas sambil meletakkan barangnya diatas meja.
"Selamat... siang... Pak... Jonas..." sapa seluruh murid kepadanya.
"Silakan duduk nak" suruh Pak Jonas kepada murid-muridnya.
Sebelum pelajaran dimulai, Pak Jonas meminta maaf terlebih dahulu kepada murid-muridnya lalu ia pun menyuruh muridnya untuk mengeluarkan buku sejarahnya dan pelajaran pun dimulai.
***
Setelah selesai mempelajari tentang berbagai macam hal yang berhubungan dengan sejarah, seluruh murid pun bermain kesana kemari karena pelajaran selanjutnya adalah Bahasa Inggris. Pelajaran dimana gurunya slalu memberikan muridnya kebebasan atau istilahnya freeclass.
"Ehh ke perpus kuy" ajak Aletta pada teman-temannya. Bukan ingin belajar atau membaca malah ingin bermain-main di perpus sambil menggosip.
"Gak deh, jauh. Gue di kelas aja, mau tidur" tolak Elora lalu meletakkan kedua tangannya terlipat dan menundukkan kepalanya.
"Iya, gue di kelas juga deh. Lagian perpus jauh, harus naik turun tangga. Kan capek kaki gue" tolak Valerie dengan alasannya yang malas gerak.
"Yaudah deh gue ikutan tidur juga, tapi lo jangan mundur ya El" ucap Aletta karena ia akan tidur di lantai dengan menggunakan tasnya sebagai bantal dan jaket yang ia jadikan sebagai selimut.
Mereka pun tertidur, namun tidak pulas karena seperti biasa, Baron dan yang lainnya sedang bermain di belakang kelas.
Tanpa aba-aba Baron langsung menyerang Yulio dan Edgar yang sedang bergulat.
Gedebag, gedebug
(Suara badan yang kena tembok)Baron menabrakkan badannya hingga terdengar suara tembok. Edgar mengunci Yulio dengan posisi menindihkan badannya.
Tiba-tiba saja guru dari kelas sebelah datang masuk ke dalam kelas sambil marah-marah karena terganggu dengan ulah Baron dan teman-temannya.
(Gurunya ngomong bahasa inggris, tapi terjemahin aja ya)
"Siapa aja yang main di belakang tadi?!" tanyanya dengan nada sedikit marah.
Baron,Yulio dan juga Edgar pun langsung berlarian menuju ke tempat duduknya. Namun guru tersebut pun langsung memanggil nama mereka.
"BARON, YULIO, EDGAR, keluar kelas sekarang" ucapnya sambil menyuruh mereka untuk keluar dari dalam kelas.
Baron,Yulio maupun Edgar pun langsung keluar, dan guru tersebut memarahi mereka. Yang tadinya murid-murid pada ribut, kini beralih mengintip Baron dan yang lainnya dari cela jendela.
"Kenapa ribut?" tanyanya pada Baron dan yang lain.
Baron,Yulio dan Edgar tak berani menjawab karena jika ia menjawab pun akan tetap di salahkan.
"SAYA NANYA, KENAPA RIBUT?" tanya sekali lagi.
Masih tak ada satu pun yang menjawab.
"Kalau gak ada guru tuh, cari gurunya. Bukan malah main di belakang, ribut sana-sini. Kelas lain jadinya ke ganggu" ucapnya panjang.
"Iya pak, maaf" ucap mereka karena malas untuk memperpanjang masalah.
"Awas kalau kalian tetap berisik lagi. Yaudah sana lapor guru piket. Nanti suratnya bawa ke kelas saya" perintahnya pada Baron, Yulio dan Edgar.
"Iya pak" ucap Baron lalu mereka pergi menuju ke ruang piket untuk meminta surat izin masuk ke dalam kelas.
Disisi lain, murid yang ada di dalam kelas pun langsung menjauh dari jendela dan duduk dengan rapi saat mengetahui kalau mereka telah selesai dimarahin.
"Lagian sih, udah tau Pak Regar orangnya sensian" decak Aletta.
"HAHAHA gue binggung, diantara mau kasian atau ngakak ngelihat mereka dimarahin" ucap Vea sambil tertawa.
"Iya gue juga ngakak anjir" sambar Queera ikutan tertawa.
"Untung gue gak ikutan main" ucap Jojo sambil mengelus dadanya.
"Aturannya lo ikutan Jo, kan nanti kalau lo dimarahin gue bisa ngetawain lo sepuasnya" ucap Aletta pada Jojo.
Jojo yang duduk di sebelah Aletta pun menatapnya sinis.
"Dari mata turun ke hati" ucap Aletta sambil bernyanyi.
Jojo yang mendengarnya pun langsung berpindah tempat karena tak kuasa mendengar suara Aletta yang habis kejepit pintu.
Aletta pun menghampiri Elora, karena Jojo meninggalkannya.
"El, seatmate lo tuh dihukum" ucap Aletta memberitahu Elora, meskipun Elora pasti juga sudah tahu.
"Udah lah, capek gue. Mau Bu Giara marah kek, bodo amat" ucap Elora pasrah dengan Bu Giara dan juga kelakuan Baron.
"HAHAHA tapi ngakak sih pas mereka langsung duduk ke tempatnya. Padahal mah udah ketahuan gitu" ucap Valerie mengingat-ingat kejadian tadi.
"Iya, apalagi si Yulio. Kayak orang bego gitu anjir, HAHAHA" sambar Vea dari tempat duduknya.
"Sama gue juga ngakak sama Baron" ucap Bianca ikutan tertawa.
"Udah-udah diam, kalau mau ngomong jangan terlalu keras" ucap Reza ketua kelasnya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
MOROSIS [Completed]
Teen Fiction#2 Ervan [23-02-19] #1 Ervan [26-06-19] Aletta dan ke-empat temannya sedang dalam masa beranjak dewasanya. Masing - masing dari mereka menyukai abang kelasnya kecuali Elora. Hanya dia seorang lah yang tidak tertarik dengan lawan jenisnya, bahkan ia...